Bel nyaring yang terdengar ke penjuru sekolah sudah berbunyi, menandakan para murid harus segera memasuki kelas untuk siap memulai pelajaran. Tetapi, diantara para murid yang berlari menuju kelas masing-masing ada seorang cowok memandangi mading di aula utama.
"Lo ngapain disini?"
Pertanyaan tersebut membuat cowok yang berdiri di depan mading aula utama itu melirik dari ekor matanya dan tersenyum setelah kembali melihat mading di depannya.
"Gue pasti bakalan menangin permainan ini lagi."
"Emang lo selalu menang. Heran gue, lo selalu dapat KING dan gue selalu dapat JACK."
Reo tersenyum mendengar sahabatnya yang mengeluh tentang posisi yang tidak pernah berubah selama setahun itu. Sudah rahasia umum jika setiap permainan diadakan, pasti posisi itu selalu diisi oleh mereka. Untuk mereka sendiri, kedua nama kartu itu seolah memilih mereka untuk diisi.
"Itu artinya lo emang harus di deket gue."
Radith mencibir,"Untung gue ga dapat QUEEN. Mana sudi gue jadi cewek lo."
"Gue juga ga nafsu kali kalo ama lo. Mending kalo lo punya tampang cantik sedikit, lah ini lo punya tampang abang-abang jualan. Ck."
Radith meninju pelan lengan sang sahabat yang menghina tampangnya. Meskipun tidak setampan supermodel, Radith mempunyai tampang yang bikin para cewek-cewek meleleh. Reo yang tahu hal itu memutar balikkan fakta untuk menggoda sahabatnya.
"WOI! lo pada ngapain disini?! Bu Rita uda masuk!" teriak seorang cowok ke arah mereka
Reo dan Radith menoleh ke arah cowok tersebut,"Lo sendiri ngapain disini?" tanya Reo
"Jemput lo berdua lah! Gue disuruh Bu Rita, cepetan masuk!"
Radith segera berjalan dengan malas-malasan menuju teman sekelasnya itu, tapi Reo sama sekali tidak mengikutinya tapi cowok itu malah bersandar pada dinding sekolah dan menyalakan rokok yang selama ini berada di kantong celana abu-abunya.
"Bolos?" tebak Radith
Reo tidak menjawab, cowok itu malah tersenyum tanpa beban dan menghisap rokok yang baru saja dinyalakan tersebut.
"Oke, gue duluan ya."
Setelah Radith dan teman sekelasnya pergi, Reo memperhatikan dari tempatnya berdiri seorang cewek yang tidak pernah ia lihat terburu-buru melewati gerbang sekolah dan berlari ke arahnya. Reo tampak penasaran dengan murid yang tidak pernah ia lihat itu dan bermaksud untuk mencegatnya.
"Weits, lo anak kelas berapa?" tanya Reo berdiri di depan cewek tersebut dan menghentikannya berlari
"Kelas sepuluh... kak."
Reo mangut-mangut,"Oh, kelas sepuluh. Lo anak baru?"
Cewek itu mengangguk,"Maaf kak, kalo ga keberatan saya mau lewat. Uda telat."
"Lo kelas berapa?"
"Sepuluh-dua."
"Nama lo?" tanya Reo lagi
Mata cewek itu terlihat tidak fokus, melihat ke belakang Reo yang sudah sepi dan pelajaran yang telah di mulai di setiap kelas membuatnya tidak mendengar pertanyaan Reo.
"Gue tanya, nama lo siapa. Lo ga budek kan?"
"Eh, ngga kak," jawab cewek itu buru-buru,"Saya Kisha Fayyola Nadhifa, kak."
Reo mangut-mangut lagi,"Oke. lo boleh lewat."
"Makasih, kak."
Kisha segera berlari dengan cepat setelah Reo menyingkir dari jalannya. Mana ada anak baru telat pada hari pertamanya? apalagi tadi ia dicegat oleh kakak kelas yang tidak dikenalnya hanya untuk ditanya-tanya hal tidak penting. Baru pagi hari saja sudah runyam, semoga saja ia tidak mengacaukannya lebih dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a game, baby!
RomansaBagaimana jika kebebasanmu direngut hanya karena sebuah permainan yang menjadi tradisi di sekolah barumu?