Chapter 20

3.6K 172 0
                                    

       Happy reading guys

               ¤¤¤

"Stupid" gumam Drian yang kini sedang memandang tajam kearah Alex yang sedang duduk dihadapan nya dengan kaki yang bersilang dan tangan nya diatas lulut.

"Sudahlah aku tidak ingin meladeni mu" kata Alex tertawa remeh.

"Kau tunggu apa? Cepat bunuh aku sebelum bulan biru itu muncul, bodoh!" Kata Drian dingin.

"Bagaimana kau tau tentang bulan biru itu?" tanya Alex bingung.

"Kau memang terlahir bodoh Alex, semua mahkluk immortal tau jika seseorang yang meminta bantuan kepada ratu Amora untuk membalas dendam, maka akan dihadiahi bulan biru yang tanda nya orang itu akan mati ditangannya, tidak peduli dendam nya sudah terbalas kan atau belum". Kata Drian tersenyum miring.

Alex diam sebentar mencerna perkataan Drian.

"Cepat bunuh aku sebelum bulan biru itu muncul" kata Drian sinis.

'Ingin sekali aku membunuh nya, tapi jika aku membunuh nya maka bulan biru itu akan lebih cepat muncul, lebih baik aku langsung membunuh manusia lemah itu' batin Alex menyeringai.

"Kenapa?! Kau takut bulan biru itu akan cepat muncul ya?" tanya Drian tersenyum senang.

Alex berjalan kearah Drian dan memukul wajah Drian kencang membuat sudut bibir Drian mengeluarkan darah.

"Kau itu sebenarnya mau apa sih, kau ingin berbuat apa sehingga menculik ku?" tanya Drian kesal.

"Aku ingin keluarga mu khawatir, aku ingin mereka mengira aku telah membunuh mu, aku ingin mereka hidup nya tidak tenang, hahaha" tawa nya.

"Cih, aneh" kata Drian santai.

Alex memukul perut Drian sangat kencang sehingga Drian terbatuk darah. sungguh tega

__________________________________

Saat ini keluarga Pattinson sedang bersiap siap menuju karajaan Sinestia yang dipimpin oleh seorang Ratu Vampir, Amora.

Amora bukan werewolf melainkan Vampir yang bertempat tinggal diwilayah werewolf, tetapi dia memiliki pasukan werewolf yang lebih banyak ditimbang vampir yang hanya sedikit, dia juga memiliki senjata yang dilapisi oleh racun mematikan dan banyak jebakan di istana nya.

"Ayo kita berangkat" kata Jack dingin. Kini yang ikut menjemput Drian hanya Jack, Dilla, Hery, dan Arzelia.

"Kalian harus berhati hati disana ya, disana banyak jebakan" kata mom Jack lembut dan hanya dapat anggukan pelan.

"Hati-hati, Arzelia, maaf aku tak bisa ikut" kata Febry canggung.
Arzelia hanya tersenyum sambil memeluk Febry singkat dan itu membuat Febry kaget bukan main.

"Kita berangkat" kata Jack dingin dan langsung berubah menjadi srigala yang diatas nya ada Dilla dan berlari cepat diikuti Hery dan Arzelia.

Mereka berlari cepat menuju Sinestia dan tidak lama mereka sampai di depan pintu gerbang yang sangat besar dan gerbang itu penuh dengan warna hitam dan banyak gambar bunga mawar merah disana.

"Kita bagimana masuk nya?" Tanya Dilla yang kini masih berada diatas punggung srigala Jack dengan polos nya.

Jack dan yang lain mengglengkan kepala nya dan langsung lompat keatas gerbang itu dan mendarat dengan sempurna.

"Jack..." rengek Dilla dengan memukul Jack pelan, karna tadi Dilla belum bersiap siap saat Jack melompat membuat Dilla terkejut.

Jack hanya bisa geleng geleng kepala lalu Dilla turun dari punggung Jack dan Jack berubah menjadi manusia diikuti Arzelia dan Hery.

"Maaf" kata Jack mengacak ngacak rambut Dilla gemas dan tertawa pelan, yang diacak-acak rambut nya itu hanya mengerucutkan bibir nya dengan kedua tangan disilangkan didepan dada.

"Alpha kita harus segera mencari Drian" kata Hery tiba-tiba.

Jack hanya menganggukan kepala pelan dan mulai berjalan pelan tak lupa tangan Dilla yang dipegang erat.

Tidak sadar mereka sudah sampai ditengah-tengah istana.

"Lebih baik kita berpencar agar lebih cepat menemukan Drian, aku dengan Dilla, dan kalian berdua" kata Jack yang diikuti anggukan dari Hery dan Arzelia.

Belum sempat mereka beranjak sesuatu yang tajam mengenai tangan kiri Jack.

Slepp

"Alpha" teriak pelan Hery.

"Jack" teriak pelan Dilla.

"Kak" teriak pelan Arzelia.

Mereka berteriak pelan secara bersamaan, dan itu membuat Jack tersenyum tipis.

"Tidak apa"

kata nya sambil mencabut panah dari tangan nya dan mengeluarkan banyak dara disana, tapi Jack hanya merasakan sakit sedikit, dan sebelum racun nya tersebar dia harus bergegas.

"Kita harus cepat, ini jebakan" kata Jack, dan mereka berpencar mulai mencari Drian. Jack yang sedari tadi masih menggenggam erat tangan Dilla kini mencium sesuatu yang membuat nya menggeram.

"Ada apa Jack?" tanya Dilla.

"Aku mencium bau Drian disekitar sini" kata Jack memandang sekeliling tajam dan pandangan nya terhenti dengan pintu bewarna biru gelap polos tanpa gambar disana.

"Ayo kita kesana" kata Jack dengan pandangan mengarah ke pintu biru gelap tadi.

Tapi langkah nya terhenti karna lengan nya yang ditarik oleh kekasih nya itu.

"Kenapa dear?" tanya Jack lembut.

"Takut" kata Dilla sangat pelan.

"Tak apa dear, ada aku" kata Jack lembut dan kembali menarik Dilla menuju pintu itu.

Jack memegang knop pintu dan ingin membuka nya secara perlahan tetapi sangat susah karna seperti dikunci.

Karna Jack sudah sangat geram akhirnya Jack mendobrak pintu itu dengan satu dobrakan menggunakan kaki.

Braakkk

Pintu itu terbuka, bukan terbuka lagi tetapi sudah rusak.

"Drian.." lirih nya saat melihat Drian sedang tertunduk lemas dengan kedua rantai yang mengikat tangannya kuat, ada cahaya biru sedikit disana seperti nya rantai itu sudah diberi mantra pikir Jack. Dia dipenuh cakaran dan darah ditubuh nya dan didepan Drian ada pria yang tengah menatap nya kaget karna dobrakan tadi.

"Alex.." gumam Dilla dengan merapatkan tubuh nya ketubuh Jack.

.
..
...

Hello! Cuma sampek sini dulu kaget nya ya, lanjutan nya dichapter ke 21 oke.
Vommen jangan lupa,,,see you...
Maaf klo gaje

You Are My Mate [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang