Chapter 18

3.8K 181 0
                                    

Febry yang sedang duduk dikursi depan dapur melirik kearah Arzelia yang sedang menonton tv, sesekali jantungnya mengamuk tidak karuan jika melihat mata coklat kekuningan itu.

"Baaaaaa hayo lagi ngeliatin siapa kok sampek keringatan ya" Febry tersentak saat teriakan Dilla dikuping kanan nya. Mereka selalu seperti itu jika berteriak selalu dikuping kanan.

"A-apaan sih dek orang kakak lagi ngeliatin acara tv nya" jawab Febry gugup dan menghapus peluh dikeningnya.

"Ngeliatin tv apa yang duduk disofa depan tv" goda Dilla sambil memincingkan mata nya menatap kakak nya yang masih gugup sedari tadi.

"Enggak, apaan sih" jawab nya sambil minum sair putih didepan nya.

"Dek dia siapa sih?" tanya Febry hati hati.

"Itu Arzelia kak, dia sepupu Jack" kata Dilla sembari duduk dibangku samping Febry dan hanya dapat gumaman dari Febry.

Febry saat ini tinggal di Pack Jack bersama adik kesayangan nya itu, dia sudah tau kalau orang disekeliling nya saat ini bukan manusia melainkan werewolf, dan seperti nya dia menaruh hati kepada Arzelia, beruntungnya Arzelia juga menyadari itu, sebenarnya mereka mate, namun Febry belum mengetahui nya, cukup Arzelia yang tahu, biarkan Febry mengetahui nya sendiri.

Jack yang duduk dari kejauhan itu geram dengan sikap adik kakak yang bercanda ria sedangkan dia dicuekin terus oleh Dilla semenjak kedatangan Febry. Akhir nya Jack mengahampiri mereka dengan wajah masam.

"Dear aku ingin bicara dengan mu" kata Jack dingin sembari melipat tangan didepan dada.

"Bicaralah" kata Dilla santai sambil memasukan cemilan kemulutnya, sedangkan Febry masih saja melihat Arzelia.

"Berdua saja" kata Jack dingin dan membuang muka nya di lain arah.

"Baiklah" kata Dilla malas dan berdiri keluar menuju taman belakakang Pack, dan diikuti oleh Jack dengan malas. Pasangan yang sungguh aneh.

Mereka berdiri berdampingan diatas rumput hijau nan indah disana. Dilla melihat Jack bingung yang sedari tadi tidak bicara dan membuang mukanya.

"Kau ini sebenar nya mau bicara atau mau mempermain kan aku sih, kenapa malah diam" kata Dilla kesal degan berkecak pinggang.

"Semenjak kedatangan pria itu kau berubah" kata Jack dingin.

Dilla mengernyit saat mendengar kata-kata itu. "Maksudnya?" Tanya Dilla.

"Ya kau lebih perhatian ke dia dari pada aku, kau sering bersama dia dari pada aku, kau-".

"Cemburu?" potong Dilla dengan senyum menggoda dan itu membuat Jack membuang muka nya kembali,  dengan semu merah dipipi nya.

Dilla berjalan mendekati Jack dan memeluk nya dari belakang membuat Jack sedikit tersentak.

"Hey dia kakak ku, wajar aku seperti itu karna aku rindu dengan nya" kata Dilla lembut.

"Tapi kau melupakan ku" jawab Jack dengan nada sedih.

"Maaf" kata Dilla dengan menaruh muka nya dipunggung Jack lebih dalam membuat Jack tersentak kembali dengan satu kata itu.

Dia berbalik sehingga dia berada didepan Dilla dengan memandang kekasih nya sendu dan membingkai wajah Dilla dengan kedua tangan nya.

"Jangan lupakan aku" kata Jack dengan menaruh dahi nya di dahi Dilla membuat Dilla tersipu malu.

"Alpha..!!" Teriak Hery membuat Dilla dan Jack saling menjauhkan diri.

"Emm maaf mengganggu, Alpha Drian tidak ada dikamar nya" kata Hery panik.

Jack yang mendengar itu langsung berlari menuju kamar Drian tanpa mempedulikan kata-kata Hery dan Dilla yang tadi menunduk malu itu langsung berlari menyusul Jack.

"Ckckck Wow hampir saja" gumam Hery dengan geleng geleng kepala dan tertawa kecil.

"Drian!!" Teriak Jack membuka pintu kamar Drian dengan kasar, namun tidak ada orang didalam, Jack mencari disetiap sudut ruangan tapi tetap tidak ada, dia berkeliling Pack dan meneliti setiap ruangan yang ada di Pack, tapi dia tidak menemukan Drian sama sekali.

"Mom..!!" Teriak Jack diruang tamu.

"Hey dimana Drian kenapa dia tidak ada? Aku sudah berkeliling Pack" tanya Jack kepada semua orang yang ada diruang tamu.

"Tadi terakhir ku lihat dia sedang berada di luar depan jendela kamar nya, setelah itu aku tidak tahu" kata Arzelia khawatir.

"Dimana kau Dri?" kata mom Jack dengan menangis kecil.

"Tidak biasa nya Drian pergi tanpa pamit, saat ingin memburu pun dia izin" gumam Jack namun masih bisa didengar.

"Apa dia diculik!" kata Febry dan Dilla bersamaan membuat Jack memutar bola mata nya malas.

"Diculik? Tapi siapa yang menculik nya?" Gumam Arzelia sambil berfikir.

_________________________________

"Lepaskan aku brengsek" teriak seorang pria menggema dirungan yang gelap tapi tidak terlalu gelap karna ada lampu remang-remang bewarna orange, dia diikat dengan rantai didua tangan nya sangat kuat lelaki itu hanya memakai celana jeans selutut sobek-sobek dan telanjang dada.

Teriakan tadi hanya dibalas dengan tawa licik dari seorang lelaki dengan pakaian formal yang terlihat sangat gagah membuat para wanita jika melihatnya berteriak histeris.

"Siapa kau!?" Teriak pria yang dirantai itu tadi.

"Aku adalah pencabut nyawa mu" kata lelaki yang didepan nya itu dingin sembari tersenyum miring.

"Cih..dimana ini, lepaskan aku!" Teriak pria itu lagi kali ini dia sangat kesal, dia ingin mengamuk bahkan bulu-bulu serigala nya sudah terlihat, tapi dia tidak bisa melepas kan rantai itu.

Lelaki didepan nya itu tertawa devil. "Kau di istana Sinestia dan sebentar lagi kau akan ku kirim ke neraka Drian" kata lelaki itu dengan menekan kata Sinestia dan Drian.

"Sinestia" gumam Drian dengan berfikir.

"Sinestia pemilik senjata beracun" lanjut Drian dengan membelakkan mata nya.

Lelaki itu kembali tertawa kencang.

"ya kau di Sinestia dan aku akan segera membunuh mu, agar kakak ipar mu itu merasakan menderita, seperti apa yang aku rasakan" kata lelaki itu dengan memandang ke bawah dan memasang muka sedih.

"Kakak ipar, kak Dilla maksud mu?" kata Drian sedikit berteriak.

"Bisa dibilang begitu" kata lelaki itu kembali tersenyum miring.

"Siapa kau? kak Jack pernah bilang, ratu Amora bekerja sama dengan salah satu rogue dari Sovereign dan siapa kau?" tanya Drian menatap lelaki itu dengan mata elang nya.

"Aku ALEX TAILOR hahahaha" tawa lelaki itu dengan membentangkan tangan nya.

Drian membulatkan mata nya dan bibir nya berkata 'Alex' tapi tidak terdengar.

"Mau apa kau!" Teriak Drian.

"Aku ingin menghancurkan keluarga bahagia mu itu, karna pelindung Luna mu itu telah mengahancurkan putri Elena" kata Alex dengan menekan nama putri Elena dan sedikit berteriak.

Drian tertawa hambar dan memandang Alex remeh. "Bodoh! kenapa kau begitu peduli dengan nya sedangkan dia saja tidak pernah menganggap kau hidup".

"Shut up!!" Teriak Alex menggema diruangan itu.

Alex berjalan kearah Drian dan mencakar pipi Drian kasar sehingga berbekas cakaran panjang dan dalam disana, dan mengeluarkan cairan kental bewarna merah kehitaman disana.

.
..
...

Hay aku kembali, yah walaupun sedikit yang nungguin cerita aku hehe..
Gaje? Typo? Sorry..😁😁 nanti aku benerin kok.
Vommen atuh...

You Are My Mate [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang