Chapter 16

4.1K 205 0
                                    

Jack yang sedari tadi setia menemani Dilla dan menggenggam tangan sang pujaan hati itu membulatkan mata nya saat tangan Dilla bergerak dan bergumam nama Jack sedari tadi.

"Dear aku disini, hey bukalah mata mu" ujar Jack panik sembari menepuk pelan pipi Dilla.
Iris coklat itu pun terlihat saat Dilla membuka mata nya dengan nafas yang terengah-engah.

"Kau kenapa Dear, apa kau mimpi buruk?" tanya Jack lembut dan khawatir. Dilla menatap Jack dan langsung memeluk Jack.

"Aku takut Jack, jangan tinggal kan aku sendiri" jawab Dilla dengan mata yang berkaca-kaca.

"kau ini bicara apa Dear, aku tidak akan pernah meninggalkan mu" jawab Jack lembut dan mengusap ujung kepala Dilla.

"Aku bermimpi..." Dilla mulai menceritakan.

Dilla berjalan dijalan setapak yang ditumbuhi rerumputan hijau yang sangat indah, dia bingung dengan tempat yang dia pijaki. Dilla terus berjalan sampai dia melihat seorang pria sedang menyeret paksa seorang perempuan cantik dan dipenuhi luka disetiap kulit putih nya.

"Lepaskan aku! Jack tolong aku" teriak perempuan itu.

Dilla terkejut saat melihat wajah perempuan dan pria itu, perempuan itu mirip sekali dengan dirinya dan pria itu mirip sekali dengan..Alex, Dilla kembali terkejut saat perempuan yang mirip dengan diri nya itu menyebut nama Jack.

"Kenapa dia mirip dengan, ku dan kenapa dia memanggil Jack" gumam Dilla dan kembali mengikuti dua orang itu dan mengarah kejurang yang dibawah sana terdapat sungai yang sangat mengerikan jika dilihat dari atas.

Pria itu terus menyeret perempuan itu dengan kasar.

"Hey lepaskan dia!" teriak Dilla tapi tidak dipedulikan seperti mereka tidak mendengar ucapan Dilla.

pria itu menggendong perempuan itu dan dia lepaskan gendongan nya secara perlahan kearah jurang, teriakan wanita itu membuat Dilla membulat kan mata nya dan meneteskan sebutir ari mata.

"Tidakkkk!!" teriak Dilla melihat itu semua dan pria itu hanya tersenyum miring setelah itu pergi.

Dilla mendekat kearah jurang dan melihat kebawah sana, dia tidak mendapati perempuan yang mirip dengan nya tadi dia hanya melihat sungai yang mengalir deras.

Dilla menangis dan dia terjatuh diatas rerumputan itu dan tak sadarkan diri.

"Tak apa itu hanya mimpi, aku akan selalu berada disisimu" Ujar Jack langsung memeluk Dilla yang habis menceritakan mimpi nya tadi.

"Lebih baik kau bersihkan badan mu dan turun sarapan setelah itu kita akan-"

"Pergi kerumah keluarga ku" potong Dilla cepat.

"Baiklah" jawab Jack malas dan tersenyum kecil. Sedangkan Dilla sangat bahagia dan langsung berlari kekamar mandi.

               ¤¤¤

Dilla keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lemari dia mengambil pakaian nya langsung dia pakai lalu dia menguncir rambut nya asal sehingga banyak anak rambut yang tak terikat, Dilla langsung turun kebawah mendapati Jack, Drian, Mom Jack, Hery dan perempuan satu yang Dilla tidak kenal sedang duduk termenung disofa depan tv.

"Ayo Jack kita berangkat aku sudah tidak sabar" ujar Dilla dengan senyum yang amat bahagia tapi semua hanya diam sedangakan Jack berjalan mendekati Dilla dan membawa Dilla kedekapan nya.

"Ada apa? ayo kita berangkat Jack" tanya Dilla bingung.

"Kita pergi besok saja ya dear, aku masih mengantuk" ucap Jack menyenderkan kepala nya diatas puncak kepala Dilla yang hanya tinggi nya sebahu Jack.

"Tidak Jack aku ingin sekarang, hey ada apa dengan kalian kenapa kalian terlihat sedih?" jawab Dilla bingung melihat wajah keluarga bermarga Pattinson itu.

"Tidak apa apa Dear mereka han-".

"Orang tua mu..sudah tiada kak" potong Drian dengan menunduk, Drian tidak peduli dengan tatapan tajam dari sang kakak, Drian berfikir bahwa ini lebih baik jika diberi tahu secepat nya, Kebohongan sekecil apa pun itu pasti akan terungkap.

Dilla diam menatap Drian, dia mencerna perkataan Drian di otak nya lalu dia menatap Drian kesal.

"Kau ini bicara apa Dri?! aku dan Jack saat ini ingin menuju kesana untuk bertemu mereka" jawab Dilla kesal.

"Yang Drian katakan benar Luna, orang tua Luna sudah tiada" lanjut Hery dengan menunduk.

Dilla mulai berkaca kaca dan menatap tajam kearah Drian dan Hery.

"Kalian ini bicara apa sih!" Bentak Dilla membuat semua nya menunduk dalam.

"Dear..yang mereka katakan benar orang tua mu dibunuh oleh para Rogue dari kerajaan Sinestia, kerajaan yang memiliki senjata beracun yang mematikan walapun mereka werewolf, tetapi mereka memiliki senjata mematikan" jelas Jack memeluk Dilla erat.

Dilla melpaskan pelukan Jack kasar dan menatap nya tajam. Dan yang ditatap tajam hanya menatap Dilla sendu.

"Hèh, kau juga bicara seperti itu Jack" ucap Dilla lirih dengan senyum miring nya dan mulai menetes kan air mata setitik demi setitik.

"KALIAN TUH SEBENARNYA BICARA APA!TOLONG BICARA YANG JELASS!!"

Teriak Dilla mulai menangis sejadi jadi nya. Jack yang merasakan sakit itu hanya diam dan menahan rasa sakit itu.

"Dear.."ucap Jack lirih dengan menatap Dilla sedih.

"Aku akan menjelaskan nya" ucap wanita yang Dilla tidak kenali itu menarik tangan Dilla untuk duduk di samping nya, dan dia mulai menceritakan.

"Luna maaf sebelumnya kalau saya harus menceritakan ini yang membuat Luna sedih, nama saya Arzelia sa-".

"Keintinya langsung!" bentak Dilla. Arzelia menghembuskan nafas nya pelan.

"Orang tua luna telah dibunuh dengan para Rogue dari kerajaan Sinestia, mereka tau kalau Luna sangat menyayangi keluarga Luna jadi mereka membunuh kebahagian luna, dan saya tidak tau pasti yang saya dengar mereka bersekongkol dengan Rogue dari kerajaan Sovereign, mereka membuat perjanjian dengan ratu Amora. Jika bulan sudah bewarna biru maka Rogue itu akan dibunuh disaat itu juga dia akan dibunuh ditangan ratu Amora untuk santapan mereka tidak peduli dendam nya sudah terbalaskan atau belum" Jelas Arzelia yang didengarkan seksama oleh Dilla.

"Sovereign? Bukan kah mereka semua sudah musnah? Bahkan kerajaan nya saja rusak tidak terurus" gumam Hery.

Arzelia hanya mengedikan bahunya lalu menatap sendu kearah luna nya. Dilla menangis dan terisak semakin kencang, Membuat Jack merasakan Sakit disekujur tubuh nya dan berjalan mendekati Dilla dan memeluk nya erat.

"Ayah..bunda..hiks..maafkan aku" gumam Dilla dipelukan Jack, Jack semakin mengerat kan pelukan nya. Tapi Dilla melepaskan pelukan nya cepat dan mentap Arzelia dengan serius.

"Kau bilang tadi orang tua kan yang dibunuh, berarti kakak ku..kak Febry dia tidak dibunuh kan iya kan?" tanya Dilla dengan menangis dan penuh harap.

"Tentang itu saya kurang tau Luna, saat para Rogue datang seperti nya kakak Luna tidak ada disana" jawab Arzelia.

Dilla kembali menangis dengan deras nya, semua nya hanya menatap Dilla sendu dan sedih.

'Sebenarnya siapa sih Rogue itu' batin Jack yang masih memeluk Dilla erat.

.
..
...

Maaf kalo gaje ya guys, cuma buat hiburan semata aja kok, semoga kalian suka sma cerita aku di Chapter lainya :). Vommen and share please..

You Are My Mate [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang