[[ REVISI SETELAH TAMAT ]]
"Ini hidup gue! BEBAS, itu cara gue untuk hidup! Jadi jangan pernah lo berusaha untuk menutup jalan kebebasan hidup gue! Karena lo gak bakalan sanggup untuk hal itu!"
-Liora Ersya Violetta-
¦¦
¦¦
"Kehidupan yang sebenarnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca dan selamat berimajinasi☺😉
¤¤¤¤
Hening.
Itulah yang terjadi di meja makan ini. Sampai akhirnya teman bisnisnya papah yang ku tau namanya Pak Jeky, mulai berbicara dan mencairkan suasana. Tapi tetap saja aku dan si songong itu hanya saling diam membisu.
Ya! Si songong yang waktu itu melakukan aksi tabrak lari terhadap gadis bersepeda, alias terhadapku. Tak ku sangka, ternyata dia anaknya teman bisnis papahku.
~Flasback Dikit~
Author POV
Kenzo hanya memasang raut wajah kaget saat melihat siapa yang datang untuk melengkapi acara dinnernya.
"Cewek itu?" herannya dalam hati, lalu disusulnya dengan ekspresi datar seperti biasanya.
Tapi terlihat dari sorotan matanya sudah tak bisa dibohongi lagi. Bahwa seketika Kenzo tengah memperhatikan gadis itu dengan bergumam ria di dalam hatinya, dia terkesan tak percaya dengan gadis yang tengah duduk di hadapannya ini.
"Penampilannya berubah?? Rapih, feminim, dan cantik."
Tanpa ia sadari itulah yang dikatakan Kenzo dengan batinnya. Karena menurut pandangan pertama kali yang ia lihat saat bertemu dengan gadis itu, ia langsung berfikir bahwa gadis itu tomboy, nakal, dan badgirl. Ia bisa mengetahui itu dari penampilannya yang berantakan, gayanya, dan juga cara bicaranya.
~Flashbck Off~
Back to Yora POV
Aku pun sampai kaget dan seketika mood ku jadi muak begini saat melihat tuh cowok ada di sini juga. Rasanya aku ingin lari dan kembali ke rumah, tapi apalah dayaku aku tak mau mempermalukan kedua orang tuaku.
Apalagi tadi siang mamah sempat mengancamku, ya mengancamku! Jika aku tidak menurutinya untuk hal ini ataupun menggagalkan acara ini, maka aku akan ditendang ke Indonesia dan harus hidup sendiri di sana tanpa bantuan orang tua.
Bukannya aku benci ataupun tak suka dengan Indonesia, tapi disinilah di Moscow semua teman-teman ku berada. Dan aku tak mungkin lupa diri sama mereka. Lagipula aku sudah nyaman disini. Dan aku tak mungkin hidup sendiri tanpa pengawasan orang tua, yang ada ntar hidupku makin hancur karena pergaulan dan kenakalanku ini.
Maka dari itu, aku tak bisa berbuat apa-apa untuk hal ini karena ancaman mamahku terlalu membuatku ngeri.
"Ck, kalian jangan malu-malu gitu dong. Ayo Ken, ajak ngobrol dia," ucap wanita yang keliatan masih cantik walaupun sudah agak tua itu, yang tak lain nyokapnya si songong.
