Selamat membaca dan selamat berimajinasi☺😉
¤¤¤¤
Semua murid sangat bersemangat berhamburan keluar karena jam sekolah sudah berakhir.
"Giz, gue pulang ikut lo, ya? Soalnya Richard kan gak masuk dan sepeda gue juga masih rusak," gumam Yora di sela perjalanannya di koridor sekolah.
"Argiz pulang sama gue, Ra. Dia mau nganter gue dulu," samber Gazzy.
"Lahh, terus gue sama siapa? Ya udah deh gue ikut kalian aja gak papa, kan?" pinta Yora. Tapi, belum sempat Gazzy dan Argis menjawabnya, Yora baru ingat perkataan papahnya tadi pagi 'Nanti siang pulang sekolah jangan keluyuran, langsung pulang!'
Lalu Yora pun mengurungkan niatnya untuk ikut dengan mereka."Ehh nggak jadi, kalian duluan aja gue masih ada urusan," tipunya. Padahal ia mau pulang dengan berjalan kaki menuju rumahnya namun ia tak mau kedua sahabatnya itu tau.
"Ya udah, byee Ra."
》》《《
Dengan tak semangat Yora terus berjalan kaki di pinggir jalan."Bete banget gue, mana rumah gue masih jauh lagi!" gerutunya pada angin, dengan langkah kaki yang mulai berat.
Tak lama setelah itu, decitan mobil yang tiba-tiba nge-rem di belakangnya, sontak membuat Yora kaget.
'Mobil inikan...' pikirannya mulai mengenali mobil tersebut. Ia pun menyadarinya bahwa mobil itu ialah mobil yang menyerempetnya tempo hari. Mobil si songong!
"Hehh! Lo mau nyerempet gue lagi, huh?! Lo gak ada kapok-kapoknya yah jadi orang! Sekalian aja nih tabrak gue nihh!!" celotehnya sambil berkacak pinggang di depan mobil Kenzo.
Dengan sedikit mengeluarkan kepalanya dari dalam melalui jendela mobil, Kenzo pun berucap dengan nada datar namun tegas."Ayo masuk!"
"Ogah banget gue pulang bareng lo! Mendingan gue jalan kaki, byee!!" ketus Yora, pergi meneruskan perjalanannya. Tapi tanpa ia sadari, sang pemilik mobil itu keluar mengejar Yora dan menarik paksa tangannya.
"Hehh apa-apaan nih?! lepasinn gue brengsekk!!" elak Yora.
"Heh pelan-pelan sakit tau, gak bisa lembut apa lo sama cewe! Dasar cowok brengsek! gue tampol juga lo!!" lanjut Yora, sembari berniat menampar Kenzo. Tapi tangan Yora berhasil ditahan oleh Ken, sehingga Yora mendesah kesal karena gagal menamparnya.
"Gak usah banyak omong!" Hanya itu respon yang Ken berikan sebelum ia menutup pintu mobilnya dan melaju di jalanan.
Kebisuan. Mereka masih saja saling diam membisu tanpa ada yang mencairkan suasana sedikitpun.
'Oh tuhan! sungguh, ini membosankan. Kenapa sih ko harus dia yang muncul. Padahal muak banget gue liat mukanya, apalagi sekarang gue duduk bersebelahan sama nih cowok songong! Dihhh rasanya pengen lompat aja gue dari nih mobil.'
Yora terus saja menggerutu di dalam hatinya dengan pandangan sinis dan raut wajah kesal.
'Eh! By the way, tau dari mana dia kalo gue di sini? Dan pas banget gue lagi gak bawa sepeda?' deliknya dengan batinnya.
"Bokap lo yang nyuruh," ucap Ken dingin, dengan masih tetap fokus menyetir.
Yora terperanjat kaget, dengan apa yang barusan Ken ucapkan.
'Lah, ko dia bisa tau tadi gue nanya masalah itu. Padahal gue ngomongnya kan dalam hati, dasar cowok aneh!' batinnya lagi.
"Oh." Hanya oh ria saja respon dari Yora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy's Patner
Teen Fiction[[ REVISI SETELAH TAMAT ]] "Ini hidup gue! BEBAS, itu cara gue untuk hidup! Jadi jangan pernah lo berusaha untuk menutup jalan kebebasan hidup gue! Karena lo gak bakalan sanggup untuk hal itu!" -Liora Ersya Violetta- ¦¦ ¦¦ "Kehidupan yang sebenarnya...