Selamat membaca dan selamat berimajinasi😊😉
¤¤¤¤
"Mamah! Papah! Kalian masih hidup?! Kalian kembali?!" Yora sangat terkejut sekaligus bahagia, karena ke dua orang tuanya datang di saat Yora sedang terpuruk.Ditambah kehadiran Kak Justin melengkapi keluarganya. Yora berlari menghampiri mereka yang masih berdiri di pelataran rumah.
"Kalian gak papa, kan?! Gak ada sesuatu yang terjadi di perjalanan, kan?!? Ini beneran kalian baik-baik aja?!" Seraya mengamati setiap senti tubuh mereka, bahkan Yora memutar tubuh orang tuanya itu hanya sekedar memastikan kalau mereka baik-baik saja.
"Iya sayang ... kami baik-baik saja. Memangnya apa yang terjadi? Kamu terlihat sangat cemas, Nak." Bu Yolla sedikit tertawa kecil melihat tingkah putrinya ini, sungguh berlebihan.
Dengan cepat Yora memeluk ke dua orang tuanya."Jangan tinggalin Yora lagi, Mah, Pah ... Yora gak mau kehilangan kalian, hiks ...."
"Ya ampun kamu cengeng sekali Ra, sampai nangis begitu, kitakan sudah janji kita pasti akan kembali dan berkumpul lagi. Sudah hapus air matamu itu." Pak Ferdy menggelengkan kepalanya jengah, ia juga tidak menyangka akan disambut oleh putrinya seperti ini.
Dengan pelan mamahnya segera menyeka air mata Yora."Dont cry sun," ucapnya seraya tersenyum.
"Ekhemm!!" Terdengar deheman seseorang yang membuat Yora menoleh cepat."Jadi kakakmu ini terlupakan, huh?! Kau tidak merindukanku apa?? Di sini aku yang sudah lama tidak bertemu denganmu, tapi kau malah kangen-kangenan dengan mamah dan papah bukan denganku, menyebalkan!" lanjut Justin dengan kedua tangan menyilang di dada. Yora tertawa mendengarnya, sungguh ia melupakan kehadiran Justin.
"Say sorry, i'm always miss you," Yora menghampiri kakaknya dan memeluknya erat. Mereka pun segera memasuki rumah, dan menyantap buah tangan yang dibawakan Justin dengan bersenda gurau juga canda tawa. Sungguh moment seperti ini yang Yora tunggu, keluarga yang harmonis.
Karena Yora yang terlalu banyak menghabiskan makanannya, alhasil dia terkena jitakan dari sang kakak.
"Auwhh!!" Yora langsung membuka matanya lebar. Ia tersadar dari tidurnya."Hanya mimpi ternyata," lirihnya pelan.
'Andai kehidupan nyata selayaknya mimpi tadi, mungkin tidak akan seperti ini akhirnya.'
Sudah 3 hari Yora mengurung diri di kamar, ia melupakan sekolahnya. Dan sekarang ia tengah tidur pulas dengan foto kedua orang tuanya yang terus ia peluk. Tapi ia terbangun dari mimpi indahnya. Ternyata masih jam 5 sore, ia kira sudah malam.
Dengan sedikit sempoyongan Yora keluar dari kamar, mungkin ia sudah bosan mengurung diri merutuki hidupnya. Yora bingung harus ke mana, pasalnya dia belum mengenal rumah Kenzo ini. Tanpa tujuan ia terus melangkah, tidak ada orang satu pun. Dan langkahnya ternyata menuju kolam renang.
Yora mengendarkan pandangannya, menghirup angin yang melintas di sore itu, terasa sejuk menurutnya. Netranya menangkap sesuatu di tengah kolam. Yora memicingkan matanya berusaha mengetahui siapa yang sedang berenang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy's Patner
Teen Fiction[[ REVISI SETELAH TAMAT ]] "Ini hidup gue! BEBAS, itu cara gue untuk hidup! Jadi jangan pernah lo berusaha untuk menutup jalan kebebasan hidup gue! Karena lo gak bakalan sanggup untuk hal itu!" -Liora Ersya Violetta- ¦¦ ¦¦ "Kehidupan yang sebenarnya...