Selamat membaca dan selamat berimajinasi ☺😉
¤¤¤¤
"Eh Ra, lo mau ke mana?" Teriakan Argiz tak di dengar oleh Yora, ia terus saja berlari setelah memarkirkan sepedanya di parkiran sekolah. "Si Yora ngejar siapa si?" heran Argiz, yang langsung membututinya.
"Woy!!"
Sepertinya suara Yora yang cukup keras tak di dengarnya oleh orang itu."Heh, berenti lo!" cegat Yora dengan membalikan tubuh pria yang sedang sibuk dengan Handphone dan eartpone di telinganya.
Fero replex melepas eartpone dari telinganya."Eh sorry, gue gak denger. Ada ap-" Omongannya terhenti saat ia tahu siapa cewek yang tengah berada di depannya ini."Eh cewek bar-bar! Ngapain lo ke sini?"
"Kembaliin eartphone gue!" tegas Yora disertai tatapan mautnya.
"Ra, lo ngejar siapa sih?" Argiz datang dengan sedikit mengatur nafasnya."Nih cowok siapa Ra? Lo kenal?" tunjuknya pada Fero.
"Dia maling, Giz!" ucapnya lantang.
"Hehh, jangan ngomong sembarangan ya lo! Maling dari mana?? Gue ketemu lo aja baru sekali, ehh dua kali sih sama sekarang. Tapi gue bukan maling!"
"Alahh ngeles aja lo! Tuh buktinya eartphone gue ada sama lo! Tinggal ngaku aja apa susahnya sih!"
"Hahaa, maksud lo eartphone ini?" Fero belaga tak percaya bahwa eartphone itu milik Yora. "Heh cewek aneh! Lo jangan ngaku-ngaku ya, orang ini eartphone punya gue! Kalo lo mau, lo tinggal beli. Gak usah ngaku-ngaku punya orang! Ngemodal dong!!" lanjutnya.
"Eh ngomongnya biasa aja kali!!" bela Argiz.
"Sini! Kembaliin eartphone gue!" Yora menarik eartphone yang bertengger di bahu Fero. Tapi Fero berhasil manahannya."Nih cewek rese banget sih! Main tarik-tarik aja, eartphone gue ntar rusak!"
Aksi rebutan eartpone itu terhenti seketika melihat dua orang tengah turun dari dalam mobil sport yang baru datang di parkiran sekolah.
"Gue gak salah liat, nih??" heran Fero mengerjap-ngerjapkan matanya memastikan. Sedangkan Yora hanya berlaga so tidak peduli.
Dua orang itu pun menghampiri mereka yang memang menghalangi jalannya."Misii ... inces mau lewat," gumam Jassie dengan tangan yang terus bertengger di lengan Kenzo.
"Ken! Lo kena santet ya??" celetuk Fero, yang berhasil menghentikan langkah mereka."Ko lo bisa berangkat sama nih cewek kurang belaian, sih??" lanjutnya.
"Apa lo bilang?! Lo ngatain gue, huh!" geram Jassie tak terima.
"Udah sini eartphone nya." Yora berhasil mengambil eartpone di tangan Fero, yang memang tadi Fero sedang lengah karena sibuk mengurusi dua senior yang baru datang itu.
Tapi belum Yora berjalan jauh, Fero berhasil menarik kembali eartphonenya."Udah di bilangin berapa kali juga, ini eartphone punya gue cewek aneh!"
Kenzo yang melihat kejadian itu, sedikit mengerutkan dahinya. Pasalnya ia tau kalau eartphone itu bukan sah milik Fero.
"Gue gak bodoh! Lo pasti dapet eartphone ini dari taman halaman sekolah, kan? Ngaku aja deh lo!" Yora sedikit mendorong Fero saking kesalnya.
"Hihh udah bar-bar, aneh, so tau lagi! Ini eartphone jelas-jelas gue beli pake duit gue sendiri! Ngapain nemu barang ginian terus gue pungut, emangnya gue pemulung apa?!" bohongnya.
Kenzo menatap Fero lekat. Ia berbohong. Jelas-jelas waktu itu ia bercerita pada Ken, itu eartphone Fero temukan di taman sekolah.
'Jadi eartphone itu milik Yora,' batin Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy's Patner
Teen Fiction[[ REVISI SETELAH TAMAT ]] "Ini hidup gue! BEBAS, itu cara gue untuk hidup! Jadi jangan pernah lo berusaha untuk menutup jalan kebebasan hidup gue! Karena lo gak bakalan sanggup untuk hal itu!" -Liora Ersya Violetta- ¦¦ ¦¦ "Kehidupan yang sebenarnya...