Part 15

2.4K 238 20
                                    

Tubuh Jaehyun bergetar hebat melihat kedua hyung yang sangat ia sayangi saling beradu kekuatan. Yang membuat tubuhnya bergetar hebat  bukanlah karena melihat pekelahian, melainkan karena ia tau yang membuat kedua hyungnya bertengkar itu adalah dirinya sendiri.

"Hyung ! museowo.... museowo.... museowo... ,"gumam namja berdimple itu sambil mencengkeram erat selimutnya.

Seperti mantra ajaib, gumamannya mampu menghentikan pertengkaran dua namja tersebut. Keduanya mulai mendekat ke arah adiknya itu.

"woojae-ya, apakah sakit?  Dimana yang sakit beritahu hyung," nada bicara Doyoung yang tadinya sangat tidak bersahabat berubah menjadi lembut.

Doyoung mengusap lembut surai adiknya, tak jauh berbeda dari Doyoung. Taeyong juga mendekat ke arah brankar Jaehyun. Lalu menggenggam erat tangan sang adik.

Suho yang tadinya juga ingin menenangkan adiknya, harus mengurungkan niatnya karena ponselnya bergetar. Ia langsung keluar ruang rawat adiknya dan mengangkat telponnya. Tak lama kemudian, ia masuk kembali keruang rawat Jaehyun.

"Daddy harus segara  dimakam kan! Appamu datang ke rumah duka dan mengacaukannya. Jian di sana hyung harus segera kembali," ucap Suho kepada Jaehyun yang sudah mulai tenang.

"Aku ikut hyung, "

Jaehyun berusaha bangkit dari tidurnya, pikirnya ini bukanlah waktu untuk menjadi lemah jadi dia harus bisa melawan semua penyakitnya.

"Tidak usah! kamu istirahat saja disini," ucap Doyoung yang sangat protektif kepada adiknya.

"Bagaimana aku bisa istirahat kalau ini semua terjadi karena ku hyung? Jika saja aku tidak meminta daddy untuk membawaku ke keluarga asliku semuanya tidak akan seperti ini," ucap Jaehyun dengan nada yang seolah olah menyalahkan dirinya sendiri.

"Baiklah kau boleh ikut. Tapi kau harus berjanji apapun yang terjadi nanti kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri!" ucap Suho dengan penuh penekanan. Jaehyun hanya diam tidak menjawab ucapan Suho.

"mianhae. aku tidak bisa berjanji hyung," batin Jaehyun.

Tanpa membuang waktu Jaehyun mengganti baju pasiennya, dengan baju yang dibawakan oleh pengawal pribadi Taeyong. Taeyong mengkode pengawal pribadinya, lalu berlari keluar rumah sakit terlebih dahulu.

Untung saja para pengawal yang diperintah kan oleh Suzy, belum mengepung rumah sakit. Mereka keluar dengan mudah, Taeyong dan pengawalnya segera masuk kedalam mobil. Sedangkan ketiga namja lainnya beserta Jian, langsung masuk ke mobil dan melajukan mobilnya ke kediaman Jung.

Di kediaman Jung terlihat ramai dengan isak tangis dari beberapa kerabat yang datang. Tak sedikit juga para petinggi dari perusahaan besar yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Suho menggandeng Jian dan berdiri disamping foto jenazah ayahnya.

Doyoung dan Jaehyun masuk kedalam kamarnya. Doyoung duduk di atas sofa yang ada di kamarnya, ia memejamkan matanya lalu membanting vas bunga yang ada disampingnya dengan penuh kekesalan. Dia menatap pecahan vas bunga tersebut lalu tersenyum sinis.

Doyoung pov.

Aku memejamkan mataku, bayangan tentang dongsaengku yang dibunuh dengan sadis berputar di kepalaku. Semenjak kejadian itu, aku jadi tak bisa tidur dengan nyenyak. Selalu dikelilingi rasa bersalah tak lama setelah ke matian adikku, ibuku menyusul adikku. Dan sekarang ayahku juga pergi meninggalkanku sendirian. Jika dulu aku bisa menutupi keegoisanku, tapi maaf sekarang aku tidak bisa lagi.

Bukankah orang baik juga memiliki sisi jahat? Aku tidak ingin melakukan ini, tapi mulai sekarang siapa pun yang mengusik hidupku dia akan mati saat itu juga. Kali ini tidak akan ada yang bisa menghentikanku.

[END]Bad Brother -LTY . JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang