Part. 23

1.7K 134 56
                                    

Pagi hari yang cukup cerah, Jaehyun dan Taeyong sedang bersiap untuk pergi menuju markas. Jaehyun terlihat sangat tertutup dengan hoodie hitamnya, tak jauh seperti adiknya Taeyong juga sangat tertutup dengan topi yang menutupi paras tampannya. Keduanya menggendong tas ransel mereka, dan keluar dari kamar.

Sebelum benar-benar meninggalkan mansion, langkah kaki keduanya terhenti akibat tangisan dari seorang bocah. Jaehyun langsung mengangkat bocah itu kedalam gendongannya.

"Kenapa Jianie?" Ucapnya sambil mengusap air mata di pipi keponakan tersayangnya itu.

"Jianie hiks tidak hiks mau ditinggal hiks, " Tangisan Jian semakin kencang, Jaehyun hanya bisa mengusap punggung kecilnya berharap keponakannya itu bisa tenang.

"Jianie, dengarkan daddy. Ini berbahaya, Jianie sebaiknya dirumah saja menunggu uncle dan daddy pulang, " Ucap Taeyong dengan penuh kelembutan.

Jian terus menyembunyikan paras tampannya di dada sang paman. Tanpa menghiraukan ucapan dari Taeyong. Rupanya sekarang ini Taeyong tidak berada dalam suasana hati yang baik. Ia menurunkan paksa Jian dari gendongan Jaehyun lalu menatapnya dengan tajam.

"Jian dirumah saja, atau daddy akan marah! " Ucap Taeyong dengan penuh penekanan.

Hal itu malah membuat tangisan Jian semakin menjadi-jadi. Jaehyun yang melihat itu langsung menatap sinis ke arah kakaknya dan menggendong Jian lagi. Ia mengucapkan beberapa kata-kata penenang, yang untungnya bisa diterima oleh keponakannya. Karena kelelahan menangis, Jian tertidur di dalam gendongan pamannya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Jaehyun menyerahkan Jian kepada salah satu maid yang bekerja disana.

Setelah Jian di bawa masuk kedalam mansion Jaehyun naik ke atas boat menyusul kakaknya. Diatas boat keduanya tidak saling mengobrol seperti biasanya, Jaehyun pun enggan untuk mencairkan suasana. Ia masih kesal karena Taeyong yang sudah kasar kepada keponakannya itu.

Setelah perjalanan yang cukup lama akhirnya keduanya sampai di gerbang utama, tanpa bicara Jaehyun menaiki salah satu motor mewah yang ada disana. Taeyong mengerutkan dahinya pasalnya hari ini mereka akan naik mobil saja.

"Kau ingin naik motor Jae? "

"Bukan urusanmu, " Ucap Jaehyun dengan nada dinginnya. Tak ingin lama-lama Jaehyun mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, yang membuat Taeyong khawatir.

Taeyong menyusul adiknya menggunakan mobilnya, ia mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan tinggi. Tetapi keadaan di jalanan tidak mendukungnya, alhasil ia tak bisa mengejar adiknya. Ia memukul setir mobilnya dengan kasar.

Sementara Jaehyun ia sedang menikmati sejuknya angin yang menerpanya. Sudah lama dia tidak mengendarai motor dengan kecepatan tinggi seperti ini.Kesenangan itu tak berlangsung lama karena ia menyadari ada yang mengikutinya dari belakang, ia melihat mobil tersebut. Itu bukan mobil Taeyong, di perempatan yang ada di depannya ia langsung berbelok kiri. Taeyong yang sudah berhasil mengejarnya mengerutkan dahinya, adiknya itu mengambil jalan yang berlawanan dengan yang sudah ia kasih tau kemarin.

Ia mengedarkan pandangannya, ia menyadari itu dari tadi ada yang mengikuti adiknya dari belakang. Taeyong menduga Jaehyun mengambil arah berlawanan untuk mengecoh mobil yang mengikutinya. Dengan cepat Taeyong menyusul adiknya, tetapi karena Jaehyun terlalu cepat mengendarai motornya ia kehilangan jejak adiknya itu. Taeyong sangat frustasi, ia tidak mau adiknya itu terluka.

Tring....

Sebuah bunyi pesan masuk dari Iphone Taeyong, isi pesan itu sangat mengejutkannya sehingga ia membanting setir menuju arah markasnya. Tak butuh waktu lama karena jalanan juga sedang sepi Taeyong sampai di markas, ia berlari masuk ke dalam markas. Ia terkejut melihat Yuta yang babak belur sedang di obati oleh suho.

[END]Bad Brother -LTY . JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang