Part 09

3.3K 281 20
                                    

"Kita harus cepat,"

Seorang namja bermata kelinci itu, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju ke masion megah yang mirip dengan istana. Raut wajahnya yang serius, menandakan jika ini adalah masalah yang besar.

"Gwaenchana hyung kita pasti akan menang," ucap namja berdimple mencoba membuat suasananya tidak terlalu menegangkan.

Doyoung menghela napas kasar. "Bukan itu yang ku takutkan Woojae-ya,"

"Aku tak akan meninggalkanmu hyung. Aku janji," namja berdimple itu mengacungkan jari kelingkingnya kepada kakaknyaa.

"Semua yang akan terjadi kedepannya tidak ada yang tau Jae-ie. Tapi tak apa selama kau berjanji tidak akan meninggalkanku," namja bermata kelinci itu melepaskan tangan kirinya dari stir mobil, dan menautkan jadi kelingkingnya ke jari kelingking adiknya.

Tak terasa mereka sudah sampai, Doyong memparkirkan mobilnya di depan masion mewah itu disambut dengan beberapa maid yang berdiri didepan pintu masion tersebut.

"Mau minum dulu tuan muda?" tawar salah satu maid yang membawa nampan dengan gelas berisi jus jeruk diatasnya.

"Tidak usah, suruh kepala pelayan Kim mempersiapkan restoran untuk pertemuan nanti malam,"

Doyoung berjalan menuju ke ruang kerja ayahnya, di ikuti dengan sang adik dan keponakannya yang ada di gendongan Jaehyun. Sesampainya didepan ruang kerja Siwon, mereka disambut dengan beberapa maid lagi. Memang Siwon memperkerjakan banyak pelayan dan penjaga dengan tujuan, agar keluarganya selalu aman. Kedua namja itu berjalan memasuki ruang kerja ayahnya. Sebelumnya Jaehyun menitipkan Jian kepada salah satu maid agar, tidur nyenyak keponakan yang sangat menggemaskannya itu tidak terganggu. Doyoung dan Jaehyun membungkukkan badannya dihadapan Siwon, yang sedang berkutat dengan berkas berkas penting.

"Berapa banyak yang sudah datang kesini dad?" tanya Jaehyun tanpa basa basi.

"Hanya 10 orang," jawab Siwon sambil melempar sebuah map ke hadapan kedua anaknya.

Doyoung mengambil map itu, dan membukanya. Ia terus membolak balik lembar kertas itu lalu, melemparkan map itu ke meja yang ada di hadapannya dengan kasar.

"Apakah orang itu sudah gila? Mereka mengirim agen rahasia?" ucap Doyoung dengan nada yang sedikit dinaikkan.

Setelah mendengar perkataan sang kakak, Jaehyun pun mengambil map yang ada di meja. Ia melihatnya dengan seksama tanpa disengaja, ia membaca sebuah fakta yang sangat mengejutkan. Sama seperti reaksi Doyoung namja berdimple itu melempar map tersebut ke meja kerja ayahnya.

"Tenanglah baby kudengar mereka sedang pergi ke luar negeri," Siwon beralih duduk di sofa panjang yang biasanya ia gunakan untuk menjamu tamunya, diikuti dengan Doyoung dan Jaehyun yang duduk disofa panjang yang berhadapan dengan Siwon.

"Molla aku baru sembuh dad,"

"Cih, licik sekali mereka," gumam Doyoung dengan nada ketusnya.

"Tenanglah doyoungie. Kita harus mengatur strategi yang lebih matang lagi. Kita bahas nanti saja saat makan malam bersama," ucap Siwon yang menatap anak sulungnya dengan tatapan yang menenangkan.

"Baiklah,"

"Jae-ie kau baik baik saja?"

Siwon menautkan kedua alisnya, sedangkan Jaehyun yang sedang asik dengan lamunannya. Ia tidak menanggapi perkataan ayahnya. Doyoung yang melihat itu langsung menatap namja berdimple yang ada di sampingnya. Namja bermata kelinci itu melambai lambaikan tangannya di hadapan Jaehyun.

[END]Bad Brother -LTY . JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang