"JEFFREY, " Winwin sangat terkejut dengan keadaan Jaehyun yang meringkuk dibawah pancuran air yang terus menetes dengan deras, wajah tampan yang penuh luka jangan lupakan tubuhnya yang mulai memucat, bibirnya pun terlihat sedikit membiru. Dengan senyum manisnya, Jaehyun yang setengah sadar itu pun langsung mengisyaratkan kepada adiknya bahwa ia baik baik saja.
"Bertahanlah Jef, " Winwin mengambil handuk kering lalu dengan sigap ia mematikan showernya. Dengan lembut namja imut itu mengusap rambut Jaehyun yang basah menggunakan handuk. Sedangkan namja berdimple itu terus saja menunjukkan senyum manisnya.
Jaehyun pov.
Pusing dan dingin. Itulah yang kurasakan sekarang tapi, ini belum seberapa dibanding rasa sakit hatiku. Aku sangat terkejut ketika melihat Winwin yang menatapku dengan tatapan khawatir. Ingin rasanya aku memeluk dan mengucapkan kata kata agar ia tidak mengkhawatirkanku. Tetapi tubuhku sangat tidak mendukung, kakiku sangat lemas, bibirku seolah membeku akibat tetesan air yang jatuh, mataku berat untuk dibuka. Perlahan lahan kesadaranku hilang begitu saja, aku berharap agar aku tak akan membuka mataku lagi. Aku lelah dengan kehidupanku.
Jaehyun pov off
"Bertahanlah jef, " Winwin berlari kesetanan keluar dari kamar Jaehyun. Ia memerintahkan supir pribadinya untuk menyiapkan mobil dan mengantarnya ke rumah sakit. Beberapa maid pria ia perintahkan untuk menggendong Jaehyun ke dalam mobil. Namja imut itu meletakkan kepala Jaehyun di pangkuannya, pandangannya tidak pernah lepas dari wajah kembarannya yang sangat damai. Tangannya terus menggenggam erat tangan dingin namja dipangkuannya.
"Kau berhutang penjelasan kepadaku jef. Kau harus bertahan, " ucap Winwin sambil menatap sendu kearah Jaehyun.
Tak lama kemudian mobil yang ditumpangi Winwin dan Jaehyun memasuki latar rumah sakit. Sebenarnya namja imut itu tidak pernah mau masuk kedalam rumah sakit tetapi, entah kebeneranian yang datang dari mana Winwin langsung mengikuti Jaehyun yang berada dalam gendongan supirnya. Setelah bertahun-tahun, untuk pertama kalinya ia mau masuk kedalam rumah sakit hanya untuk menemani seseorang yang baru dikenalnya. Beberapa suster dan dokter dengan sigap mendorong brankar dengan namja berdimple yang tidur di atasnya menuju ke ruangan yang bertuliskan 'UGD' di pintunya. Jangan lupakan Winwin yang terus menggenggam erat tangan Jaehyun seakan ia tidak mau kehilangan namja berdimple tersebut.
"Maaf anda tidak boleh masuk. Silahkan tunggu diluar dulu, " ucap salah satu suster yang mampu membuat Winwin berdiri di depan pintu bertuliskan 'UGD' dengan gelisah.
"Kau masih punya hutang untuk bermain denganku jef. Kau harus bertahan, " Winwin terlihat sangat gelisah. Ia terus mondar-mandir didepan pintu UGD berharap agar namja yang sudah ia anggap sebagai teman itu baik-baik saja.
"Jangan sekarang, " lirih namja manis tersebut dengan raut wajah yang mengisyaratkan bahwa ia sedang menahan rasa sakitnya sekarang.
"Sebaiknya anda juga diperiksa tuan muda, " sang supir terlihat khawatir dengan keadaan Winwin yang berusaha menahan rasa sakitnya.
"Gwaenchana ahjussi, " Winwin berusaha terlihat baik-baik saja tetapi, keadaannya sekarang mungkin sedang tidak memihak kepadanya. Bersamaan dengan dokter yang membuka pintu UGD namja manis itu kehilangan kesadarannya untungnya ada sang supir yang dengan sigap menakap tubuh mungil tuan mudanya. Beberapa suster terlihat sedang memindahkan brankar dengan namja berdimple diatasnya menuju ke ruang rawat VIP, sisanya membantu dokter memeriksa keadaan Winwin. Sang supir memutuskan untuk menelepon Tuan Besarnya. Agar sang tuan segera datang ke Rumah sakit untuk melihat keadaan anaknya. Tak butuh waktu lama sang Tuan besar bersama anak sulungnya Yuta tiba di rumah sakit. Mereka berlari mencari ruang UGD tempat anak bungsunya berada sekarang mereka sampai di depan ruang UGD bertepatan dengan Dokter yang keluar dari ruang UGD.
![](https://img.wattpad.com/cover/143839970-288-k960092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Bad Brother -LTY . JJH
FanficSeorang anak lelaki yang sengaja di pisahkan dari keluarganya, kembali setelah memasuki usia remaja. Dengan secercah harapan, ia ingin keluarganya mengakui kehadirannya, terutama kakak pertamanya. Tapi siapa sangka takdir mempermainkannya. Dengan se...