chapter 8

46 4 0
                                    

Jika kita menunggu waktu, itu akan terasa lama. Jika kita mengejar waktu itu terasa begitu cepat.
---

GILANG melangkahkan kakinya kedalam rumah yang disambut oleh adik perempuannya yang duduk dibangku sekolah dasar kelas 5.

"Kak Gilang, kalau Farah menang lomba model. Kak Gilang mau hadiahin Farah apa?" Tanya adik satu-satunya itu. Farah bercita-cita ingin menjadi artis terkenal. Namun, sejak kecil ini ia lebih memilih menjadi model terlebih dahulu.

"Yang Kakak lakuin pertama kali adalah bersyukur karena kamu menang lomba itu dan kakak bahagia banget punya adik seperti Farah." Ucap Gilang bangga

Farah mengerucutkan bibirnya sehingga terlihat monyong lalu berkata
"Hadiahnya apa?"

"Lihat nanti aja ya." ucap Gilang kemudian masuk ke dalam kamarnya itu. Gilang memikirkan kejadian pertama kali saat ia bertemu dengan adik kelasnya yang berbeda 2 tahun itu. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang telah lama hilang dalam dirinya. Apakah itu cinta? Apakah Gilang kembali merasakan perasaan itu setelah sekian lamanya. Tangan Gilang membuka kunci kursi yang di dalamnya berisi barang-barang yang berharga baginya. Dia mengambil satu bingkai yang berisi foto pernikahan yang membuatnya merasakan apa yang dirasaknnya dulu, 1 tahun yang lalu. Gara-gara ikatan ini ia tidak bisa bersama dengan orang yang dicintainya dan juga ia harus rela mengubur perasaanya itu.

_______

"Emang lagi manjah lagi pengen dimanjah. Pengen berduaan dengan dirimu zeyenkk"

Lagu itulah yang menghiasi kelas Naifa pada pagi hari. Santi melihat ke meja belakang di kelasnya kemudian menghampiri sang pemilik yang bernyanyi dengan heboh itu. Entahlah walaupun sudah lebih dari dua minggu Santi di kelas ini tapi rasanya sulit buat menghapal nama lengkap seseorang.

"Eh mbok Nela pacarnya Jefri Nichol tunangannya Devano" ucap Santi. Ya memang Anela atau yang biasa dipanggil Nela itu adalah fans dalam negeri.

"Ya saya" jawab Nela dengan nada bangga.

"Gak usah berisik!" Ucap Santi menggebrak meja yang membuat seisi kelas melihat ke arah mereka.

"Yee ngegas mbaknya. Mending kita nyanyi aja yuk" ucap Nela mengedipkan sebelah matanya.

"Ayuk" jawab Santi langsung "Weee dengerin yak orang cantik sedunia mau nyanyi"

1

2

3

"EMANG LAGI MANJAH LAGI PENGEN DI MANJAH. PENGEN BERDUAAN DENGAN DIRIMU IQBAAL"

Naifa hanya menggelengkan kepala melihat aksi keduanya yang absurd itu.

Tok.tok.tok
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian semua murid di kelas itu. Di ujung pintu sana, ada kakak kelas.

"Ada yang namanya Naifa gak disini?" Tanya kakak kelas tersebut. Lantas semua orang yang berada di kelas itu menengok ke arah Naifa.

"Saya kak" ucap Naifa sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Ia sempat menahan nafas sejenak saat mengetahui bahwa kakak kelas itu adalah Ardi Fabiansyah

"Dipanggil bu Emayati di kantor". Setelah mengucapkan kalimat itu Naifa segera bangkit dari posisi duduknya. "Mau gue temenin gak?" Tawar Santi yang dijawab Naifa dengan gelengan kepala.

"Ada apa bu?" Tanya Naifa saat berhadapan dengan Bu Emayati

"Nilai kamu paling besar ulangan harian kemaren. Jadi tolong fotokopi lembar hasil jawaban temanmu ini yang dibawah kkm,"
Ucap guru tersebut dengan lembut.
Apa hubungannya nilai bagus sama fotokopi?

"Iya bu" jawab Naifa

"Masing-masing 1 ya." Ucap guru tersebut. Baru saja ingin melangkah keluar, guru tersebut kembali berbicara

"Gilang tolong anterin adik kelas kamu, Naifa fotokopi ya" ucap Bu Emayati itu saat melihat Gilang dimeja Pak Eko. Gilang menoleh kearah Bu Emayati karena namanya dipanggil lalu memghampirinya.

"Saya bu?" Tanya Gilang memastikan sambil melirik ke arah Naifa

"Iya. Lagian sekarang ini musim penculikan. Bahaya kalau keluar sendiri,"

"Tapi bu, fotokopian kan gak terlalu jauh. Jad-" belum selesai Naifa meneruskan kalimatnya Bu Ema langsung memotongnya dengan senyum yang menurut Naifa sangat menjengkelkan

"Sekarang ini kamu tanggung jawab sekolah." Ucap Bu Ema lalu mengakhirinya dengan "Bisa kan nak Gilang?" Tanya Bu Ema lagi

"Iya bu" jawab Gilang dengan perasaan senang di hatinya yang ditutupi dengan wajah dingin khasnya

Naifa ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang