Chapter 19

30 1 0
                                    

Ini hidupku. Aku berhak menentukan apa saja untuk masa depanku nanti
---

Naifa menerima Gilang menjadi pacar bukan karena ia suka, tapi karena Naifa menyukai Fabian. Fabian sahabat Gilang.

Jika Naifa dekat dengan Gilang maka Naifa juga akan ada kesempatan untuk bisa dekat dengan Fabian. Karena Fabian selalu dekat dengan Gilang. Bukankah kesempatan ini bagus?

Naifa menghela nafas sejenak
Semoga ini memang kesempatan bagus
_________

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Naifa masih di dalam kelas, karena ia tengah memikirkan sesuatu. Tentang Viona.

Semenjak Santi pergi, Viona selalu menjauhinya. Bersikap seolah-olah dia mempunyai kesalahan besar. Suara riuh murid laki-laki membuyarkan pikirannya. Naifa melihat di depan kelasnya ada rombongan anak laki tukang bikin onar. Ada kakak kelas yang bikin gombalan ke anak kelas sepuluh.

Samar samar ia mendengar
"Woi! Ada anak baru tau!"

"Kelas berapa? Cewek cowok?"

"Cewek. Cantik lagi"

"Kelas berapa?"

"Gue gatau"

Anak baru? Pertanyaan itu terlontar dalam benaknya. Naifa melangkahkan kakinya menuju kantin, dan saat itu pula ia berpapasan dengan Viona. Bisa dilihat tatapan Viona ke arah Naifa sinis. Naifa segera mencekal lengan Viona agar ia berhenti

Viona berusaha melepaskan cengkeraman tangan itu, namun usahanya selalu berakhir sia sia lantaran Naifa semakin kuat mencekal lengan Viona
"Mau lo apa?" Desis Viona menatap tajam ke arah Naifa

Dalam hati Naifa merasa senang akhirnya Viona mau bicara juga
"Maksud lo apa ngejauhin gue?" Tanya Naifa

Viona memasang senyum miringnya
"Ngejauhin lo? Karena memang lo pantes buat di jauhin" jawabnya

Naifa menahan kesabarannya buat tidak menampar wajah Viona yang menurutnya bermaksud untuk merendahkan
"Salah gue apa? Gue ada salah sama lo?"

Viona tidak langsung menjawab. Matanya menatap Naifa semakin tajam lalu saat Viona merasa cengkeraman Naifa ke lengannya mengendur ia segera melepaskannya
"Lo tanya aja, apa kesalahan yang udah ibu lo itu buat ke keluarga gue! Kalo lo masih belum tau, lo bisa temuin gue besok"
Ucapnya sebelum melangkah pergi

"Kok jadi bawa bawa nama Ibu gue? Emang mama punya salah apa sama dia?" Gumam Naifa lalu melanjutkan langkahnya menuju kantin.

Sepanjang ia menyusuri jalan di kantin, selalu aja terdengar desas desus mengenai anak baru itu membuat Naifa sendiri penasaran.

Naifa hanya membeli jus alpukat, dia sedang tidak mood untuk makan. Langkahnya berhenti saat tempat duduk yang biasa ia dan Santi tempati sudah di tempati oleh orang lain

"NAIFA!" panggil seseorang membuat Naifa menoleh kearah pojok kantin. Fabian melambaikan tangannya menyuruh agar Naifa ke sana. Dalam hati Naifa bersorak senang, karena Fabian memanggil namanya dan mengenali wajahnya diantara banyaknya manusia di kantin ini, walaupun di sampingnya ada Gilang.

"Gilang mau ngomong sama lo" ucap Fabian. Naifa pun mengangguk lalu mengalihkan pandangan ke arah Gilang

"Mau ngomong apa?"

"Aku 4 hari ini ada lomba basket di Bandung. Jadi aku gak bakal sekolah" ucap Gilang yang membuat Fabian tersedak.

"Anjirr lo! Bahasanya jadi aku, HAHAHAHAHAHA " tawa Fabian pun meledak. Naifa hanya bisa menahan malu saat Gilang berbicara seperti itu.

"Lomba basket?" Tanya Naifa memastikan. Ia tidak keberatan sama sekali, kalo Gilang gak ada di sekitarnya, karena Naifa lebih membutuhkan Fabian ketimbang Gilang

"Iya dari sekolah"

"Mendadak banget" ucap Naifa

Saat keadaan hening menyerpa diantara mereka, seorang perempuan cantik menghampiri meja mereka. Naifa melihat perempuan itu, dan dia tersadar bahwa perempuan ini yang menempati meja Naifa dan Santi di kantin.

"Hai Gilang" sapanya dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Naifa melirik Gilang, yang wajahnya seketika berubah menjadi sedikit kaku

TBC

Naifa ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang