Chapter 34

15 0 0
                                    

Happy Reading 📚
Satu cinta-Bian Gindas
--------

TIDAK terasa sudah tiga bulan Naifa resmi putus dari Gilang. Saat ini juga UN sudah dilaksanakan bagi murid kelas tiga. Ada yang masih takut akan hasilnya dan ada juga yang sudah kembali santai seperti sedia kala.

"Galau terus kayaknya Gilang ini" cibir seseorang membuat Gilang mendengkus. Apa yang dibicarakan oleh Savra barusan memang sebuah kenyataan. Semenjak putus dari Naifa, Gilang lebih banyak menyendiri mendengarkan lagu galau

"Sad boi" ucap Fabian sambil tertawa. Tawanya pun berhenti sejenak saat mendapati tatapan tajam Gilang yang sudah dihapalnya. Lalu kembali melanjutkan tawanya yang sempat mereda. Ia tidak takut dengan tatapan itu!

Dengan kesal Gilang bangkit dari duduknya dengan kasar. Daripada meladeni dua orang yang sering mengejeknya itu lebih baik dia pergi

Gilang belum bisa melupakan Naifa. Ralat, bukan belum tapi tidak bisa. Karena hatinya selalu tertuju ke Naifa, cewek yang barusan tidak sengaja menabraknya

Baru saja Gilang ingin menyapa untuk sekedar mananyakan kabar tetapi Naifa sudah duluan pergi dengan sedikit berlari. Sebegitukah Naifa tidak mau bertemu dengannya?

Tak sengaja mata Gilang menangkap sebuah brosur yang terpajang di mading, dengan rasa penasaran ia menghampirinya. Gilang mencabut selembar kertas dari mading yang menarik perhatiannya
Beasiswa Kuliah ke luar negeri
Ia melipat kertas itu sehingga menjadi kecil lalu memmasukannya ke dalam kantung celana karena dia tidak membawa tas

--------

Naifa termenung. Mengingat kejadian tadi saat ia tidak sengaja bertemu Gilang. Padahal selama putus Naifa selalu berusaha agar tidak berpapasan dengan Gilang. Namun, hari ini sepertinya semesta tidak berpihak kepadanya

"Kangen Gilang, eh?"

"Gak!" Ucap Naifa dengan cepat yang mampu membuat Santi mengernyit

"Gamon aja lo tuh pasti. Ngomongnya gak suka barang mah suka" cibir Santi yang sudah mulai mengeluarkan kalimat pedesnya

"Gak, gak! Gue gak suka sama dia!" Ucap Naifa pelan dengan nada tekanan di setiap katanya

"Alah gue gak percaya!" Ucap Santi. Memang Santi adalah salah satu orang yang tidak menyetujui putusnya Gilang-Naifa. Bahkan semenjak tahu Gilang dan Naifa sudah putus, ia orang pertama yang marah.

Sialnya saat kayak begini kenangan terakhir di pantai sewaktu sunset bersama Gilang melintas di otak Naifa. Membuat Naifa ingin mengusir perasaan itu. Perasaan...kangen? Rindu atau apalah itu

"Udahlah San, sikap lo kayak begini malah bikin Naifa gamon" bela Viona

"Emang dasarnya dia gamon" ucap Santi tak kalah

"Berisik" ucap Naifa ketus. Dia sudah mulai jengah dengan perdebatan ini

"Gue pulang duluan" ucap Santi lalu mengambil tasnya dan pergi

Naifa dan Viona sontak menatap pintu yang barusan ditutup Santi dari luar kamar. Mereka berdua menghela nafas.

"Nai" panggil Viona

"Apa?"

"Alasan lo putus dari Gilang itu karena lo suka sama sahabatnya, Fabian?" Tanya Viona yang mampu membuat Naifa terdiam. Ia tidak bisa menyangkalnya kali ini

"Lo suka Fabian dan itu alasan lo putus dari Gilang?"

"Nai-" ucap Viona terpotong suara pintu terbuka secara tiba-tiba

"Santi?" Ucap Viona

"Lo belum pulang?" Tanya Naifa

"Pengen bener kayaknya Gue pulang"

"Bukan git--"

"Jadi lo suka Fabian? Gak nyangka Gue lo bisa nyakitin hati orang kayak gini"

"Santi! Lo tuh kenapa sih? Coba lo dengerin cerita gue dulu, jangan ambil kesimpulan sendiri" Ucap Naifa dengan cepat. Ia lelah dengan sikap Santi yang berubah semenjak ia putus dengan Gilang.

"Mungkin kalo keputusan lo bener Gue udah ngedukung lo Nai"

TBC

Naifa ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang