Chapter 15

40 4 0
                                    

Cinta itu tumbuh karena terbiasa. Walaupun kita tidak tahu Cinta itu datang diawal atau diakhir
---

TUBUH gadis itu mematung sesaat saat kalimat meluncur

"Gue suka sama lo" kalimat itu yang membuat Naifa berhenti memakan ice cream dan melihat kearah Gilang.

"Lo bercanda" ucap Naifa yang sekarang kembali menghabiskan ice cream nya. Gilang menangkup pipi Naifa dengan kedua tangannya dan mengarahkan ke arahnya "Gue serius"

Naifa melirik tangan Gilang yang masih memegang pipinya lalu beralih ke arah mata Gilang. Bisa dilihat dari matanya kalau Gilang serius dengan ucapannya. Suasana pun hening seketika, suara anak-anak yang bermain disekitar taman entah kenapa menjadi tidak terdengar. 1 menit pun berlalu, Naifa tidak tau harus berbuat apa karena rasa canggung menyelimuti dirinya, Gilang berdehem sejenak lalu melepaskan tangannya, "Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanyanya

Naifa menelan salivanya, dia gugup seketika namun itu hanya sesaat.
Gilang yang melihat Naifa bingung pun segera berkata, "Lo gak mesti jawab hari ini kok"

Naifa pun hanya bisa membalas dengan tersenyum kecil lalu menurunkan tangan Gilang dari pipinya

--------

Naifa menunggu kedatangan papanya di meja makan buat makan malam. Sekarang sudah jam 7. Biasanya Archandra jam 6 sudah pulang, namun entah kenapa sekarang belum terlihat.

"Ma itu ada telpon" ucap Riko saat melihat handphone Arin berbunyi. Arin pun segera mengangkat telfon dari nomor tidak dikenal itu.

"Halo"

"Apakah ini ibu Arin, istri pak Archandra?" Tanya seseorang diseberang sana yang diyakini Arin seorang laki-laki. Arin pun megangguk walaupun tidak terlihat oleh lawan bicaranya. Riko dan Naifa hanya memperhatikan, sejak telfon itu berbunyi entah kenapa perasaan Naifa jadi tidak enak

"Bisakah anda ke kantor polisi sekarang?" Tanya laki-laki itu yang membuat Arin mengerutkan keningnya

"Kalo boleh tahu, ada apa dengan suami saya?" Tanya Arin hati-hati

"Sebaiknya Bu Arin kesini saja, nanti akan dijelaskan"
Arin, Naifa, dan Riko pun bergegas menuju kantor polisi yang sudah diberi tahu alamatnya oleh si penelpon itu dengan perut yang kosong, karena makan malam mereka tertunda

--------

"Jadi begini bu Arin,..." ucap pak setyo lalu mengalirlah sebuah cerita tentang insiden Archandra yang mungkin kelelahan sehingga tidak memperhatikan jalan saat mengendarai mobil yang menabrak mobil sedang parkir, untung hanya lecet sedikit dibagian belakang mobil. Karena saat itu Archandra memegang uang sedikit jadi dia hanya meminta maaf, pemilik mobil yang ditabrak mobilnya pun tidak terima sehingga membawa papanya ke kantor polisi. Naifa menghembuskan nafasnya, ternyata hanya kecelakaan kecil. Arin juga segera membayar uang yang diminta polisi untuk mengganti alat pada mobil yang lecet tadi.

Setelah urusan selesai, mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah rumah makan padang saat teringat Archandra, Arin, Naifa, dan Riko belum makan malam.

--------

Tengah malam tiba-tiba Naifa terbangun dari tidur karena mengingat sebuah kenangan buruk yang pernah dialamin nya dulu. Naifa melirik lelaki yang tidur di sampingnya dengan pulas, ia pun turun dari kasur dengan hati-hati, tak ingin membangunkan lelaki yang dicintai nya ini.

Kemudian Naifa memberanikan diri ke gudang rumah. Sewaktu pintu terbuka banyak sekali debu dan kardus kardus yang masuk penglihatan matanya. Setelah menghidupkan lampu, Naifa membuka kardus yng bertuliskan nama lengkap dirinya, disitu ada beberapa barang yang menyimpan kenangan tersendiri. Oleh karena itu, Naifa lebih memilih menyimpannya daripada dibuang.

Sebuah amplop berwarna ungu ini yang menjadi sebab utama dirinya ke gudang. Naifa membuka amplop itu yang ternyata berisi foto-foto kenangan semasa SMA. Foto itu juga lah yang membuat Naifa mengeluarkan air mata dan menahan untuk tidak terisak.

Naifa ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang