Naifa melihat raut wajah yang tak biasa kali ini. Mereka sedang makan dan diam-diam sedari tadi Naifa terus memperhatikan wajah Archandra dan Arin. Hanya Riko saja yang memiliki aura positif. Ia tenang. Wajah Arin terlihat tegang. Sedangkan Archandra tetap pada auranya yang lama namun sedikit berbeda. Archandra lebih terlihat dingin.
Naifa meneguk air yang berada dalam gelasnya dengan tandas, menghilangkan raha hausnya.
Archandra bangkit, Naifa yang melihat itupun buru-buru menghabiskan makanannya lalu mengikuti Archandra.
"Jadi kamu udah tau yang sebenarnya?" Tanya Archandra. Dengan ragu Naifa mengangguk
"Jangan salahin mama kamu karena gak cerita. Ini memang kesepakatan kami" ucap Archandra mulai bercerita.
"Kesepakatan?" Cara bicara Archandra yang lebih menggunakan kata formal membut Naifa tidak nyaman
Archandra mengangguk, "Sebelumnya Saya, Mama dan Ayah kandung kamu adalah seorang temen satu ekskul sewaktu smp. 5 tahun kami berpisah. Selama itu pula saya mencintai Mama kamu dalam diam. Bisa dibilang saya secret admirer," ucap Archandra sambil menatapi figura besar foto pernikahannya dengan Arin
"Tiba-tiba saya dapat kabar kalau Arin sudah menikah dengan Alfa. Hati sayapun hancur, karena saya terlalu berharap lebih" ucap Archandra. Naifa bisa melihat Archandra sempat menampilkan senyum kecil
"Setelah menikah, saya dan Alfa kembali menjadi dekat. Kami mengobrol banyak hal. Saat itu saya juga sudah menikah. Tetapi 1 hari sebelum beliau meninggal, Alfa minta saya buat jagain kamu dan Arin. Dia minta saya menikahi Arin."
"Jadi?" Tanya Naifa meminta kesimpulan
"Saya dan Arin menikah dan tidak lama kemudian kami memyadari bahwa kami menyukai satu sama lain. Kami membuat kesepakatan kalo kami tidak akan menceritakan kisah sebelumnya ke kamu. Maafkan Papa sama Mama"
Naifa mengangguk, ia bisa memprediksi apa yang terjadi selanjutnya. Tanpa meminta maaf pun Naifa pasti bakal memaafkannya.
"Soal istri papa sebelumnya?"
"Papa tau kalo Viona dan Kamu ternyata satu sekolah.
"Perlu kamu tahu kalo saya menikah dengan mama Viona bukan karena kami saling mencintai. Hubungan itu berawal dari sebuah kecelakaan" tidak perlu di jelaskan pun Naifa sudah tahu apa maksud 'kecelakaan itu'
"Pa" panggil Naifa. Archandra memoleh ke Naifa
"Aku mau papa tetep menghidupi kebutuhan Viona dan mamanya. Aku mau papa tetep memperlakukan Viona sebagai anak papa."
Archandra mengusap rambut Naifa. Walaupun Naifa bukan anak kandungnya, tapi ia menyayanginya selayaknya anak kandung
"Papa akan bersikap adil. Kamu tenang saja, mulai saat ini papa akan melakukan kewajiban juga untuk memenuhi kebutuhan seorang anak."Naifa tersenyum lalu memeluk Archandra. Archandra pun balas memeluk.
"Papa punya foto ayah kandung Naifa gak?" Tanya Naifa
"Punya" ucap Archandra lalu mengeluarkan handpnoenya dari saku celana
"Di hp cuman ada 1. Sisanya ada di laptop" Archandra menunjukan foto itu ke Naifa
Naifa melihat dengan cermat foto itu. Ia menyadari bahwa ada beberapa kemiripannya dengan Alfa. Hidungnya, matanya, dan alisnya. Hanya bibir dan badannya saja yang mirip dengan Arin. Andai kecelakaan itu tidak terjadi, pasti saat ini ia sudah merasakan kehadiran Alfa.
Archandra kembali memasukan hp nya. "Papa ke atas dulu yaa"
"Iya"
Tanpa mereka berdua sadari, ada seorang wanita yang mendengar pembicaraan itu dari awal sampai akhir. Ia menyeka ujung matanya yang berair lalu pergi dengan senyum tipis menghiasi wajahnya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Naifa ( TAMAT )
Teen FictionDia Naifa Adreana Putri Dia Perempuan yang Gue sukai Dia gadis yang Gue cintai Dia penyemangat hidup Gue, yang kata orang parasnya biasa saja Dia kesayangan Gue, dan Gue harap bisa bersama dengannya se.la.ma.nya ~~~ Naifa Adreana Putri. Gadis yang l...