12 | C u r i g a

1K 78 7
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

**********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**********

Alana tengah duduk di kelas. Bel pulang sudah berbunyi sekitar stengah jam yang lalu. Dan yang pasti kelas sudah sepi.

"Shit! Ga semestinya lo bicara sama mereka kayak tadi," ujar Alana kesal.

Bagaimana tidak? Sahabatnya sendiri Kiana, telah kecewa sama dirinya.

"Salah emang?" Tanya Riko.

Alana menghela nafas kasar. "Menurut lo?" Tanyanya.

"Santai santai," Riko tampak berpikir sejenak. Mencari jalan keluar agar semuanya kembali seperti semula.

"Kita harus hentiin ini semua. Karna percuma saja," Riko menoleh menatap Alana tajam.

"Mau hetiin semuanya? Alana, kita tuh baru mulai. Ga segampang itu lo mau hetiin semuanya," jawab Riko.

Alana berdiri dan berjalan keluar dari kelasnya.
"Terserah lo saja. Gue capek," ucapnya dan meninggalkan Riko yang tengah meneriaki namanya berulang kali.

Riko menghela nafas dan berlari mengejar Alana. Niatnya terhenti begitu mendapati Vano yang tengah berdiri di belakang pintu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Riko menatap intens Vano.

"Kalian berdua ngerencanain sesuatu?" Tanya Vano mengabaikan pertanyaaan Riko barusan.

"Bukan urusan lo." Riko berjalan meninggalkan Vano yang tengah di selimuti beribu pertanyaan.

• • •

2 hari kemudian.

Dari kejauhan, Alana melihat Alzetta yang tengah berjalan sendirian di koridor. Kemarin setelah terungkap kalau dirinya di kabarkan pacaran dengan Riko, Alzetta perlahan mulai menjauh dan tidak ikut nimbrung lagi bersama Riko. Entah apa yang terjadi, yang pasti hubungan persahabatan mereka berdua sudah diambang kehancuran. Sama halnya dengan hubungan persahabatannya dengan Kiana.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang