*********
****************
3 bulan kemudian.
Seluruh tamu sudah memenuhi ruang tengah sambil bercengkrama satu sama lain.
Dilain sisi, cewek itu tengah mondar-mandir dengan gelisah. Entah apa yang ia rasakan, yang pasti dia sangatlah takut.
Tok! Tok! Tok!
Pintu terbuka dan terlihatlah Danish yang di balut dengan tuxedo hitam. Cowok itu menghampirinya sambil tersenyum.
"Udah siap?" Tanyanya.
Cewek itu perlahan mengangguk yang membuat Danish tersenyum dan mengusap rambutnya.
"Semua orang sudah tungguin lo dibawah. Yuk turun," Cewek itu lagi-lagi mengangguk dan menggandeng tangan Danish. Ia berjalan dengan ragu selolah takut kalau semua orang akan benci dengannya sesudah mengakhiri acara ini.
"Don't be scared, Semua orang bahagia dengan acara ini. Ga usah cemas," Seolah tahu apa yang ada di pikiran cewek itu Danish lantas membuka suara. Akhirnya dengan nyali yang tipis dilangkahkannya kaki cewek itu bersama Danish ke ruang tengah.
Nyali cewek itu semakin menipis ketika banyak pasang mata yang menatapnya. Danish tetap menuntunnya menuju panggung mini yang dimana sesosok cowok tengah berdiri tegak sambil menatapnya.
Ia menaiki anak tangga panggung dan berhadapanlah dirinya dengan cowok itu. Hari ini adalah hari dimana dirinya akan bertunangan dengan sosok cowok yang sangat spesial bagi orangtuanya. Tidak dengan dirinya.
Hendri berdiri di depan mereka sambil membawa sekotak cincin.
"Sodari Alzetta, bersediakah kamu bertunangan dengan anak saya?" Tanya Hendri.
Alzetta mengangguk.
"Saya Alzetta Denmuazzar bersediah menjadi tunangan anak bapak dan bersediah menjaganya dimanapun dan kapanpun." Ucap Alzetta sambil menatap cewek itu.Hendri tersenyum dan beralih menatap putrinya yang tengah menatapnya dengan gugup.
"Kamu bersedia sayang?" Tanya Hendri lembut.
Cewek itu terdiam sejenak. Ia perlahan menatap Alzetta yang tengah menatapnya juga. Termasuk penjuru tamu yang hadir diacara ini.
Sejenak ia menghela nafas dan mengangguk mantap.
"Saya Almadeza Sakura Hendrino, bersedia menjadi tunangan Alzetta dan akan menemani dia disetiap hari-harinya."
- T A M A T -
"Dia sudah tiada bukan berarti saya berhenti untuk mencintainya. Dia punya kembaran dan akhirnya saya memutuskan tunangan dengan kembarannya, untuk mengobati rasa sakit. Menerima kenyataan kalau dia sudah pergi untuk selamanya."
—Alzetta Denmuazzar🥀
H o p e
[ E n d i n g ]*****************************************
Melepas dan merelakan semuanya memang sulit. Alzetta sudah lelah untuk bertahan dengan perasaan yang sama. Sekarang, saatnya belajar untuk merelakan dia yang telah pergi.
Selamat tinggal, Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Teen Fiction[TAMAT] Bersabarlah, semua akan berakhir. H O P E Copyright 2018 - amandrug