25 | M e n j a u h

731 56 1
                                    

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

************

Renggo menghela nafas panjang.
"Kehadiran Alma bisa saja semakin membuat Alana stress. Kita ga bisa gini terus."

"Sudah gue bilang, bawa Alana pergi dari Indonesia dan bawa dia kesini."

"Kita tetap ga bisa bawa dia pergi."

"Apapun yang terjadi gue bakal bawa dia pergi. Persetan dengan keluarga kandungnya. Yang terpenting dia bahagia sama kita."

"Masalah ga bakal selesai kak, Kalau gini terus. Gue bakal pulang ke Indonesia 2 hari lagi. Persetan sama kuliah."

"Jangan. Lo fokus kuliah saja. Ada gue disini yang bisa atur semuanya. Jujur gue malas banget buat cerita di lo soal Alana. Karna lo paling sensitif soal dia. Tapi karna lo terus desak, gue terpaksa harus cerita."

"Baiklah. Bagaimana kerja Ronald?"

"Biasa saja. Dia yang mantau Alana kalau bepergian ."

"Yasudah kalau gitu. Gue matikan dulu telponnya, karna dosen sudah datang. Jangan lupa cerita ke gue kalau ada masalah tentang Alana."

"Ya, goodbye."

•   •   •

2 hari kemudian.

Alana mengganti channel tv dengan malas. Sudah dua hari ia bolos sekolah karna menghindari pertanyaan insiden tiga hari yang lalu di mall sama teman-temannya. Plus dirinya bahkan menonaktivkan ponselnya.

"Sayang?"

Alana menoleh dan menatap Luna yang tengah membawa segelas susu coklat kesukaannya. Dia duduk di samping Alana dan menatapnya bingung.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang