26 | B o l o s

719 47 1
                                    

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

************

Alana menyalami tangan Charles dan Luna secara bergantian.

"Hati-hati, kalau ada apa-apa tinggal telpon." Ucap Charles tidak lupa mengecup puncak kepala Alana.

"Iya dad."

Ia mengambil kunci mobilnya dan menghampiri Renggo dan Tracy yang tengah duduk di ruang tamu. Menyadaro kehadiran Alana, mereka dua langsung berdiri.

"Udah siap?" Tanya Renggo.

Alana mengangguk dan tersenyum.
"Hari ini Alana ga ikut bareng kakak ya," Ujarnya.

"Loh? Kamu kan masih sakit, Kakak ga izinin kamu bawa mobil sendiri." Jawab Renggo yang membuat Alana mengerucutkan bibirnya.

"Ayolah kak," Mohon Alana pelan sambil memasang puppy eyesnya.

Akhirnya Renggo menghela nafas berat.
"Yasudah kakak izinkan." Ucapnya pasrah.

Senyum Alana mengembang dan memeluk Renggo dengan semangat.
"Makasih ya kak!" Jawabnya.

"Iya, tapi bawa mobilnya jangan kebut." Ujar Renggo yang membuat Alana mengangguk setuju.

Renggo mengacak rambut Alana pelan.
"Kakak pergi duluan. Ingat, bawa mobilnya jangan kebut." Ucapnya dan melenggang pergi keluar rumah bersama Tracy.

Renggo menatap Ronald yang tengah berdiri di depan mobilnya sambil menunduk.

"Awasi Alana kemana dia pergi, dan jangan biarkan dia sendirian." Pesannya yang diberianggukan Ronald.

Mobil Renggo pun melesat pergi meninggalkan rumah.

Sesudah mengikat tali sepatunya, Alana menyambar tasnya dan keluar dari rumah. Ia berjalan ke garasi dan menyalakan mobilnya.

"Nona?"

Alana menoleh dan menatap Ronald dengan malas.

"Tuan Renggo berpesan kalau bawa mobilnya jangan kebut." Ujar Ronald.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang