********
**************
Alana menepis air matanya yang kini sudah membanjiri pipinya dan keluar dari tempat persembunyian.
PROK! PROK! PROK!
Mereka semua menoleh dan mendapati Alana yang tengah bertepuk tangan sambil tersenyum miris dengan tangisannya.
"Jadi ternyata selama ini Alana hanya dijadikan jaminan untuk perusahaan kalian supaya tidak bangkrut?!!" Tanyanya.Nichele dan Hendri terdiam.
"KALIAN SEMUA JAHAT! TEGA-TEGANYA KALIAN LAKUIN ITU DAN BERBOHONG SAMA ANAK KALIAN SENDIRI!" Teriak Alana.
"KALIAN BILANG GUE YANG MAU SENDIRI DIADOPSI SAMA KELUARGA PAPI CHARLES?!! GUE BAHKAN GA TAHU KENAPA GUE BISA DIBESARKAN SAMA MEREKA!" Sambung Alana.
"DAN LO!" Tunjuk Alana ke Alma yang sudah menangis.
"Bisa ga sih kali ini saja lo ga ngerebut kebahagiaan gue? Gue minta maaf soal lo yang hampir mati karna gue. Tapi lo juga tahu kalau dulu kita masih kecil dan belum tahu apa-apa, right? GUE, SUDAH BAIK IKHLASIN KASIH SAYANG PAPA DAN MAMA JATUH KE TANGAN LO, DAN SEKARANG LO MASIH TEGA NGEREBUT ORANG YANG GUE SAYANG LAGI?!" Sambungnya."Ti-Tidak Al, gue ga-"
"DIAM!!" Bentak Alana.
"Gue benci kalian semua." Alana berlari keluar dari rumah sambil mengusap airmatanya dengan kasar.Ia masuk kedalam mobilnya dan menangis sekeras mungkin. Kenapa Alma selalu saja merebut kebahagiaannya, apa ia tidak ditakdirkan untuk bahagia?
"Alana tolong buka pintunya," Ujar Ronald yang berusaha membuka pintu mobil Alana.
Alana tidak merespon dan terus saja menangis.
"Lan! Buka pintunya! Gue sayang sama lo dan gamungkin gue terima perjodohan itu, tolong dengerin gue!" Mohon Alzetta sambil mengetuk kaca mobil Alana.
Ia menatap wajah Alzetta sesaat dan segera menyalakan mesin mobil.
"Lan gue akui kalau gue sayang sama lo. Gue gabisa bohon perasaan gue, gu-gue minta maaf. Sekarang tolong buka pintunya,"'Ucap Ronald.
Jason, Renggo dan Gwen berlarian keluar dari mobil dan menatap Alana yang tengah menangis didalam mobilnya.
"BUKA PINTUNYA AL, KITA SELESAIKAN MASALAH INI BAIK-BAIK! DENGERIN GUE KALI INI AJA!" Teriak Jason sambil memohon.
"Ayo sayang, buka pintunya ya? Kita selesaikan masalah ini sama-sama, kakak mohon." Bujuk Renggo.
Tanpa memperdulikan ucapan orang-orang, Alana langsung memundurkan mobilnya yang membuat mereka semua tersungkur ditanah dan nyaris terlindas.
Ia menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan rumah terkutuk itu."KEJAR DIA SAMPE DAPAT!" Teriak Jason.
Gwen dan Ronald segera masuk kedalam mobil masing-masing dan mengarahkan teman-temannya agar segera mengerjar mobil Alana.
Alzetta berlari masuk ke dalam mobilnya dan melaju mengikuti mobil Ronald dan Gwen.
Jason berjalan mendekat ke Hendri dan Nichele yang sudah menangis.
"Kalau sampai adik kesayangan gue kenapa-napa, gue bakal bikin kalian semua menderita! Bahkan lebih menderita dari yang Alana rasakan saat ini!" Serunya dan masuk kedalam mobil.Alana melirik ke kaca spion dan sudah ada banyak mobil yang mengejarnya dari belakang. Ia tersenyum miris kemudian semakin melajukan mobilnya.
"Come on Lan, lo ga boleh kayak gini." Ucap Alzetta pelan.
Cewek itu tersenyum sinis begitu mengingat ucapan orangtuanya tadi.
"Mereka bilang gue sendiri yang mau diadopsi sama keluarga Charles huh? DASAR KEPARAT!" Ucapnya dan memukul stir mobil dengan emosi.Karna tidak konsen dalam menyetir, ia segera membanting stir mobilnya ke kanan begitu melihat sebuah truck besar melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan.
Mobilnya kini kehilangan kendali yang akhirnya menabrak pembatas jalan dan terjun ke jurang.
Alana bakal kangen kalian semua.
Selamat tinggal.
BRAK!!
Semua mobil yang mengejar Alana dari belakang seketika berhenti dan semua berlarian menuju tkp. Jason menatap kebawah jurang dan melihat mobil Alana yang dalam posisi sudah terbalik ditambah mengeluarkan api.
"ALANAAAA!!!!" Teriak Jason dan belari menuju mobil Alana.
Ia berlutut begitu melihat Alana yang sudah tidak sadarkan diri didalam mobil yang terbakar. Nafasnya kian menderu.
"ALANA CEPAT KELUAR! JANGAN DIAM SAJA DISANA!" Teriaknya lagi-lagi."Jason tenanglah," Renggo memeluk Jason berusaha membuat adiknya itu tenang.
"GA, INI GAMUNGKIN! ALANA GAMUNGKIN PERGI TINGGALIN GUE SECEPAT INI!" Teriak Jason dalam dekapan Renggo yang juga menangis.
Ronald mengusap airmatanya dengan pelan. Ia segera menghampiri Renggo dan Jason dan menenangkan temannya itu. Bukan cuman Jason yang merasa kehilangan, tapi dirinya juga termasuk. Ia bahkan masih berusaha untuk melupakan perasaannya ke cewek itu, dan sekarang ia harus menyaksikan Alana pergi untuk selamanya.
Beberapa polisi dan pemadam kebakaran sudah berdatangan dan berusaha memadamkan api. Butuh waktu beberapa jam, akhirnya api berhasil dipadamkan.
Jason menatap Alana yang kini sudah dibungkus oleh polisi untuk dibawa ke rumah sakit dan diotopsi.
"Ayo, pergi darisini." Renggo dan Ronald berdiri dan menopang tubuh Jason yang masih saja menangis. Mereka semua berjalan menuju mobil dan melaju ke rumah sakit.
"Alana, t-tolong jangan pergi."
🥀
H o p e
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Teen Fiction[TAMAT] Bersabarlah, semua akan berakhir. H O P E Copyright 2018 - amandrug