5 | Penguntit?
H a p p y R e a d i n g !
Kaniyya menidurkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil mengembangkan senyum, matanya menatap langit - langit kamarnya yang berwarna putih bersih.
Fikirannya melayang membayangkan kejadian yang baru saja ia alami tadi dengan kakaknya, rasa senang dan sedikit tak percaya akan sikap kakaknya itu memenuhi otaknya saat ini.
Flashback on
Setelah mematikan telfonnya dengan Bayu, Kaniyya langsung berbalik menghadap kakaknya harap - harap cemas jika kakaknya akan menanyainya berbagai pertanyaan.
Tak tahan dengan kondisi seperti ini Kaniyya baru saja ingin angkat bicara, Tapi..
"Siapa?" Tanya Arka datar yang terkesan dingin.
"Teman" Jawab Kaniyya cepat.
"Ngapain?" Selidik Arka masih dengan tatapan datarnya.
"Ha?! Itu..nanya tugas!" Alibi Kaniyya.
"Nanya tugas apa ngajakin nonton pertandingan basket besok?" Ucap Arka.
"Pulangnya jangan sore - sore besok! Oke!" Lanjutnya.
Lalu mengacak - acak puncak kepala Kiyya dengan gemas dan melengos keluar tanpa peduli dengan Kaniyya yang diam mematung.
*ceritanya kaya screne wattpath yang sangat di gemari para remaja gitu*
Flashback off
Setelah itu Kaniyya memilih untuk tidur agar tubuhnya kembali segar untuk menyambut hari esok.
• • • A R K A N A • • •
Keesokan harinya.
Arka sudah bangun pagi - pagi sekali sekitar pukul 04.30 setelah melakukan kewajibannya yaitu sholat subuh, ia memilih untuk tetap terjaga karna enggan melanjutkan tidurnya lagi.
Untuk mengisi ke bosanannya Arka akhirnya memilih untuk membuka buku pelajarannya, mengerjakan beberapa tugas yang di berikan gurunya jika sudah selesai ia memilih untuk mengulangi pelajaran yang sudah di ajarkan.
Arka beranjak dari duduknya, membereskan beberapa buku yang baru saja ia pelajari. Matanya melirik ke arah jam yang ada di dalam kamarnya.
"Baru jam enam" gumam Arka.
Setelah melihat jam, Arka berjalan menuju lemari pakaiannya mengambil kaos santai berwarna putih, serta celana santai berwarna senada sebatas lutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Teen FictionSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...
