16 | Bersama
H a p p y R e a d i n g !
Drycel POV
Saat - saat bersamanya nyatanya terasa begitu indah, Tuhan jika bisa henti kan waktu saat aku bersamanya, jujur aku merasa menjadi wanita murahan saat aku dengan berani memeluknya.
Memintanya tetap pada posisi yang sangat nyaman bagi diriku sendiri, entah bagaimana dengan dirinya.
Kalian bebas berkata bahwa aku egois karna ingin terus bersama nya, dengan status kita yang hanya sebatas teman biasa, jangan tanya apa hak dan alasan ku untuk terus bersama nya karna hanya ada satu kata yang kurasa bisa menjelaskan semuanya.
Nyaman..
Dan bagiku Itu sudah cukup sebagai alasanku untuk terus bersama nya, aku cinta?entahlah, aku tak tau. Yang jelas aku suka saat ia mengembangkan senyumnya untukku.
Sudah Itu saja. Sebut saja aku munafik karna tak mengakui perasaanku saat ini, karna yang ku tau aku hanya suka saat berada di dekatnya, nyaman jika sedang dalam dekapan peluknya, dan aku suka saat ia memberlihatkan senyum langka nya terlebih jika di tujukan untukku.
Arkana POV
Setelah aksi peluk memeluk waktu itu, aku dan Drycel mulai sering bersama entah itu hanya untuk membahas perihal osis atau hanya untuk menghabiskan waktu berdua, dan imbasnya gosip antara aku dan dia semakin menyebar hingga ke sekolah - sekolah tetangga.
Bagiku si wajar - wajar saja secara Drycel adalah ketua cheers di sekolah yang sudah pasti cukup terkenal dan tidak perlu di ragukan lagi.
"Woi ka lo gak istirahat?" Tanya Andra mengagetkan Arka.
"Males kantin gue!" Wajab Arka seadanya.
"Ohiya ka, itu gosip anak - anak bener?" Tanya Andra menyelidik.
"Hm.."
"Kok bisa?"
"Dia mau di jodohin sm ortunya!" Ucap Arka jujur.
"Ha?! Kok bisa? Dia udah tau mau di jodohin sama siapa?" Tanya Andra tak sabaran.
"Untungnya belum!" Ucap Arka menggela nafas lelah.
"Lo yakin-"
"Belum saatnya Ndra.. Gue cuma takut" Potong Arka cepat.
"Semuanya ada di tangan lo bro! Kalo ada apa - apa cerita, gue kekantin!" Pamit Andra langsung berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Fiksi RemajaSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...