9 | My Sweet Arka
H a p p y R e a d i n g !
"Lo lupa kalo ada janji sama gue?" Tanya Arka dngan ekspresi datarnya.
"Inget, cuma lo kan gak bilang mau nyarinya pagi!" Ucap Drycel jujur.
Sejujurnya Drycel benar - benar malas keluar rumah, apalagi jika hari minggu seperti sekarang ini.
Jadi wajar saja jika ia baru bangun, dan karna ke bodohannya itu dia juga harus menanggung malu di depan Arka.
Wajar saja dia malu. Karna dia benar - benar baru saja membuka mata ketika mamanya membangunkan nya.
Masih memakai piyama tidur minions kesayangannya, dengan rambut yang di cepol asal ke atas, lalu berjalan dengan muka bantalnya untuk melihat tamu yang tadi di bilang mamanya.
Dan ternyata?
Tamunya adalah si muka tembok.
"Yaudah sekarang kita kemana?" Tanya Arka.
"Toko dekorasi!" Jawab Drycel sekenanya.
"Dimana?" Tanya Arka lagi.
Drycel menghela nafas lelah, sumpah demi apapun sangat menyebalkan sekali si muka tembok ini.
"Hm. Kita cari di Mall Mall aja, gak mungkin kan gak ada?pasti ada." Jelas Drycel.
"Yaudah, ayo naik!" Ucap Arka sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Drycel naik keatas motornya.
Drycel yang melihat itu tertegun melihat Arka dengan senang hati mengulurkan tangannya.
"Cepet! Nanti jatoh, gak usah geer!" Peringat Arka.
Drycel mencebik kesal, lalu segera naik keatas motor Arka.
1 detik..
2 detik..
3 detik..
"Kenapa?" Tanya Drycel.
Karna sedari tadi Arka hanya diam, memperhatikannya lewat kaca spion dan tak kunjung menyalakan mesin motornya.
Tak lama Arka membuka jaketnya lalu sedikit memiringkan badannya untuk memberikannya pada Drycel.
Drycel melongo di tempat tak mengerti maksud Arka.
"Maksudnya apa?" Tanya Drycel polos.
"Pake!" Jawab Arka.
"Tapi..kan.." Baru ingin membuka suara lagi ucapan Drycel terpotong.
"Dress lo terlalu pendek, gue gak mau jadi pusat perhatian nanti di jalan!" Jelas Arka sarkastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Dla nastolatkówSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...
