30 | Dance with me?
Holla!
Masih ada yang nunggu epilog?
Atau udah pada move on dan baca cerita lain??
Atau ada yang berharap sequel Arkana? WkwkSemoga aja ya,
Yang mengharap Arkana ada sequel bisa terwujud, amin.Kalo ada saran untuk sequel arkana endingnya gimana bisa langsung komen, atau yang mau ikut nulis dan ngasih ide juga boleh langsung dm ig gue aja, ok!
So?
⬇ ⬇ ⬇
Happy Reading !
Rasanya malam ini seperti kaset kusut yang di putar berulang - ulang, ingatanku berputar pada saat dimana saat itu kita berada situasi yang sama dengan yang saat ini aku lakukan, bedanya saat ini tanpa kamu.
Tak ada lagi senyum manis dan genggaman menenangkan, yang meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan lancar.. Tak ada petikan gitar, dan tak ada tatapan memuja yang membuatku tersenyum lega.
Saat ini dalam hingar bingar rasanya terlalu sepi, dalam ramai rasanya aku benar - benar sendiri... Rasanya bagai mimpi buruk yang akan selalu ku sesali.
"Buat kamu, yang saat ini aku gak tau ada dimana.. Aku cuma mau bilang, rasanya.. Malam ini begitu berbeda, aku ngerasa.. cuma aku yang merasa sepi di tengah keramaian ini"
Air mata yang sedari di tahan akhirnya meluruh juga, orang - orang yang sedang sibuk berbincang - bincangpun mulai mengalihkan fokusnya kearah panggung.
Di sana ada seorang gadis yang sudah terlihat cantik dengan gaun indah, tengah berusaha menahan tangis yang rasanya akan segera pecah.
Petikan gitar terdengar, mengiringi sang gadis yang terus saja meluapkan keluh - kesahnya.
"Kisah manis yang telah di saksikan orang banyak akhirnya kita tutup oleh tangis kemarin, rasanya waktu begitu cepat.. Jika bisa waktu ingin ku hentikan saat kisah kita sedang manis - manisnya kala itu, tak peduli seberapa tinggi kamu menggantung harapanku, yang aku mau kamu tak mencampak–kan ku sesadis itu"
Si gadis menghela nafas, mengusap air matanya yang mulai merusak make upnya.
"Ada luka tak berdarah di sekujur tubuh, ada rasa sesak yang tak kunjung meluruh.. Rasa itu bagai sebuah lingkaran yang tak kunjung temui titik temu, kupikir masih ada setitik harapan setelah di campak–kan, namun kenyataan.. Itu hanya buaian, sesak kian menguasai diri, saat kenyataan–nya kamu yang ku tunggu tak lagi ada di sini.."
Drycel mengambil nafas dalam - dalam, sebelum kembali bersuara.
"Sudahkah kisah ini berakhir?Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir, Tapi perihal kamu yang sangat pandai mempermainkan takdir"
Tepuk tangan menggema saat Drycel mengakhiri kisahnya, semuanya berpikir bahwa itu hanyalah sekedar musikalisasi puisi dan soal tangisan Drycel adalah penghayatan yang begitu dalam, tanpa mereka tahu bahwa itu adalah hal yang saat inj Drycel rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Fiksi RemajaSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...