22 | Mau ikut pulang?
H a p p y R e a d i n g !
Setelah mendengarkan kicauan mamahnya, akhirnya Arka bisa masuk ke kamarnya. Bukannya bermaksud tidak sopan, tapi mamahnya memang terlalu overprotective kali ini.
Arka melihat ke arah pergelangan tangannya, 19.00 waktu setempat. Ia menghembuskan nafas lelah, benar kata mamahnya. Ini sudah lewat dari jam yang seharusnya, karna tadi harus mengantar dan menenangkan Drycel terlebih dahulu.
Sampai Arka lupa jika ia berjanji akan pulang cepat, ia berjalan ke kasur miliknya. Merenggangkan ototnya lalu berbaring tanpa peduli jika seluruh badannya sudah benar - benar terasa lengket saat ini.
Arka menghadap langit - langit kamarnya yang bernuansa putih dan abu - abu tua khas laki - laki. Fikirannya melayang, teringat kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Flashback on
"Raina, besok lagi ya mainnya! Sudah sore. Kakak sama kak Drycel harus pulang!" Ucap Arka pada Raina dengan sangat lembut.
"Ka.. Gue masih mau di sini.." Ucap Drycel.
"Yaudah.. Kak Drycel sama kak Arka pulang aja, besok main lagi ke sini ya?!" Jawab Raina dengan senyum merekah di wajah imutnya.
"Yaudah, kita pulang dulu ya! Assalamualaikum" Ucap Arka lalu menarik lengan Drycel untuk ikut bersamanya.
Arka menarik Drycel sampai tepat di samping motornya, ia tak menggubris rengekan Drycel yang masih ingin tetap di sini.
"Yaudah, lo pulang aja! Gue mau di sini!" Sugut Drycel kesal.
Arka menghembuskan nafas lelah, mengapa sesusah ini mengatur gadisnya? Sungguh keras kepala!---fikir Arka.
"Tadi bilangnya habis dari sini mau pulangkan?" Ucap Arka lembut sambil menaikan sebelah alisnya.
"Iya, nanti. Gue masih mau di sini!" Ucap Drycel sambil menunduk.
"Yaudah terserah lo, gue capek. Gue juga mau pergi!" Ucap Arka pasrah, pasalnya sudah seharusnya ia sampai di rumah saat ini.
"Lo..mau pergi...lagi?" Tanya Drycel ragu.
"Iya." Singkat Arka lalu bergegas menaiki motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Fiksi RemajaSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...