20| Loss and recognition
H a p p y R e a d i n g !
Drycell POV
Jadi, begini rasanya kehilangan? Bagai raga tak bernyawa, hidup bagai mati, tak ada lagi rasa manis dan pahit semuanya terasa hambar.
Jika bisa ku ulang, aku ingin waktu berhenti saat terakhir kali kita bersama.
Aku tak pernah menyesal, jika nyatanya aku menemukanmu dan juga kehilanganmu.
Aku mencintaimu dan juga kecewa karnamu, hidupku terasa bagai wahana permainan kali ini.
Kamu benar - benar bisa membuatku jatuh sejatuh - jatuhnya padamu, dan kosong tanpa nyawa karna kehilanganmu.
Hari ini, adalah hari yang ke-7 yang ku lewati tanpamu, tak ada kamu dan tak ada siapapun yang peduli padaku.
Aku benar - benar sendiri disini dengan sebuah penantian yang tak pasti, aku menyesal telah mengikuti permainan bodoh lelaki itu dan membuat banyak hati tersakiti.
Flashback on
Aku sedang berjalan di koridor sekolah yang tengah sepi, karna semua siswa telah pulang dan aku sengaja pulang lebih akhir.
"Jadi gimana?" Ucap seseorang dari salah satu ruang kelas.
"Gak gimana - gimana! Gue nyesel ngikutin kemauan lo!" Jawab seseorang dengan nada sarkastik.
'Ko suaranya familiar banget ya?'
Karna aku terlampau penasaran jadilah aku sedikit mengintip kesela - sela jendela.
'Bayu?'
Kenapa Bayu masih di sekolah? Bukankah tadi dia bilang ia ada urusan?
"Udahlah, lo nikmatin aja permainannya!" Ucap lelaki yang ku tidak ketahui siapa.
"Lo gila! Gue cintanya sama Kaniyya dan Drycel juga saling cinta sama Arka!" Lugas Bayu.
Deg!
Gimana bisa Bayu tau? Dan apa katanya? Dia cinta Kaniyya, lalu untuk apa ia menyatakan cinta padaku lalu memintaku untuk menjadi pacarnya?--batin Drycel memonolog--
"Udahlah, lupain rasa cinta lo! Yang penting lo makin di kenal dan team basket kita makin jadi tranding topic di sekolah luar!" Ucap sang lelaki tanpa perasaan.
"Terserah lo! Yang pasti gue mau jujur sama Drycel dan cukup! Gue gak mau lagi liat dia menderita atau sakit hati karna status ini!" Ucap Bayu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA (Completed)
Fiksi RemajaSudahkah kisah ini berakhir? Kisah kita yang tak kunjung memiliki akhir, keseluruhan kisah kita yang sungguh menguras peluh dan perih. Karna di sini bukan perihal kita yang bertemu, bersatu dan berakhir. Tapi perihal kamu yang sangat pandai memperma...