Bimbang

3.7K 636 197
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.

Levi menutup pintu.

"Kyaaaaaaaaaa hot sekaliiiiiiiii!!!!!!"

Jeritan histeris menggema.

Ia mendecih, ia mengenali suara-suara berisik itu.

"Pantas saja Erenku tidak segera kembali, ternyata mereka yang datang"

Dengan wajah tertekuk, Levi menuruni tangga.

"Asupan! Asupan! Asupan!"

"Tch! Kenapa mereka berisik sekali!"

Baru separuh anak tangga ia turuni, tubuh membeku.

Dibawah sana, Eren sedang dilecehkan ramai-ramai.

Eren duduk berlutut, dipeluk dari belakang oleh Farlan.
Tangan Farlan sibuk meremas dada, bibir sibuk mengecupi leher.

Hanji menungging, dengan posisi wajah didepan selangkangan Eren, tangan sibuk memotret area selatan.

Sedangkan Armin berkya-ria sambil memotret dada (puting) Eren yang terpampang.

Terakhir Nifa, gadis itu sibuk menyumpal hidung berdarah, juga tak henti-hentinya memotret wajah erotis Eren.

Wajah Levi benar-benar menggelap sempurna.

Adegan laknat macam apa ini?

"Grrr....bajingan!"

Mendengar geraman, membuat keempat pelaku pelecehan menoleh.

Seketika mata membola, mereka (Kecual Farlan) menatap ngeri raja iblis diatas sana.

"L-lev—"

"MENJAUH DARI ERENKU KEPARAT!!!!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Buak!!

Duakk!!

Bughh!!!

"Enyahlah bedebah! Jangan pernah mengijakkan kaki dirumahku lagi!"

Levi menatap nyalang para pelaku pelecehan.
Kemudian membanting pintu teramat keras.
Membuat empat makhluk yang tersungkur merinding disko.

"M-mengerikan sekali" Nifa menatap pucat pintu.

"Bagaimana ini? Aku tidak bisa main kerumah ini lagi" Armin menatap nanar rerumputan.

"Cebol keparat! Dia menendang kita sangat tidak manusiawi! Ini sakit sialan!" Hanji mengelus bokong dan dagu nyut-nyutan.

Nifa dan Armin mengangguk setuju, mereka ikut mengusap bagian tubuh yang kena fabulus kik sang iblis.

"Ini bukan masalah, yang terpenting—" Farlan menatap bling-bling trio makhluk yang masih meringis. "Kalian harus berbagi foto keromantisanku dengan Eren!"

Mereka bertiga menoleh bersamaan, menatap tajam biang masalah.

Bak! Buk! Bak! Buk!

"Semua ini salahmu keparat!"

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang