Terwujud

3.7K 567 187
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

Slight : Farlan x Eren

Spesial pairing : SasuNaru

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren memejamkan mata, dahi mengerut, dan bibir merintih sakit kala merasakan milik sang kakak memasuki tubuhnya.

Levi mendorong miliknya perlahan, sesekali menggeram karena kesempitan lubang sang adik.

Eren mencakar punggung telanjang sang kakak, melampiaskan rasa sakit yang menjalar ditubuh bagian bawahnya.

"Onii—khnn!" Menggigit bibir, ia benar-benar tak menyangka rasanya akan sesakit ini.

Levi mengecup bibir, tangan mengusap airmata Eren yang mengalir.

"Mau berhenti?"

Eren menggeleng. Ia membuka mata, menatap mohon agar tetap dilanjutkan.

Levi mengangguk, ia kembali mengecup bibir, melumatnya lembut.

Sang adik kembali memejamkan mata. Ia menahan napas kala penis Levi terbenam seluruhnya.

Levi melepas lumatan. "Rileks, oke?"

Eren mengangguk. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan, sampai rileks kembali.

"Maaf... Aku memang payah"

Sang kakak mendengus pelan. "Ya, kau benar-benar payah" Ia mengecupi kelopak mata Eren. "Padahal kau sangat keras kepala menginginkanku untuk melakukan ini, tapi kau malah menangis"

Eren mempoutkan bibir. "Milikmu saja yang terlalu besar"

"Lubangmu saja yang terlalu sempit"

Pipi tembam merona. "M-maklum masih perawan"

Levi terkekeh. "Aku sudah memasukimu, kau sudah tidak perawan"

Bibir plum mengulum senyum lembut. Akhirnya hari yang ia nantikan telah tiba. "Apa rasanya hangat?" Tangan mengelus perut bawah, dimana ada kejantanan Levi terbenam didalamnya.

"Hangat dan nikmat" Sang kakak sedikit bergerak, membuat Eren kembali merintih. "Masih sakit?"

Eren mengangguk. Dan bergumam agar Levi bersabar.

Levi diam, menikmati kehangatan dan remasan lubang sempit. "Jangan lama-lama. Aku bisa muncrat sebelum menggenjot, karna kesempitan lubangmu bocah"

Sang adik tersenyum geli. "Apa pertahananmu mulai rapuh hm?"

Levi mendengus. "Sekuat apapun pertahananku, jika setiap hari terkikis. Pasti akan runtuh juga"

"Tapi kau suka digoda oleh adik binalmu ini bukan?"

"Ya, begitulah..." Bibir tipis mendaratkan kecupan dikening. "Kau benar-benar binal"

Eren menangkup pipi. "Harusnya kau menyerangku saat pertama kali aku meminta bercinta"

Levi menyatukan dahi. "Kau lupa apa yang kau katakan saat aku bertanya alasanmu menginginkanku hm?"

Manik emerald mengerjap, mencoba mengingat-ingat.

Seketika momen saat ia menjalankan Misi kedua terlintas.

Kala itu ia mengatakan bahwa keinginannya hanya sekedar penasaran saja.

Eren tersenyum kikuk. "A-aku ingin mengatakan bahwa itu bukan rasa penasaran biasa. Tapi sebelum sempat mengatakannya, kau sudah meninggalkanku. Apa kata-kataku menyakitimu, Levi-nii?"

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang