Kembali

2.8K 509 142
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

Slight : Floch x Eren, Jean x Eren

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren melangkah terburu keluar rumah, kala mendengar derum mobil. Nampak raut bahagia diwajah manisnya.

Malam ini sang kakak tercinta pulang.

Ia membuka pintu. Senyum sejuta watt tercetak dibibir plum.

Levi keluar mobil, dan langsung disambut pelukan antusias sang adik.

"Levi-nii selamat datang!"

Levi memeluk erat Eren. "Aku pulang..." Salamnya, menghirup dalam-dalam aroma yang sangat ia rindukan.

Sang pelayan hotel menekan klakson, izin pamit.
Levi hanya mengangkat sebelah tangan sebagai balasan.

Lama, Levi sedikit melonggarkan pelukan. Kemudian melumat lembut bibir Eren.

"Mnhh..." Eren mengalungkan tangan ke leher. Tubuh terdorong mundur hingga menyentuh pilar. Sang kakak memperdalam lumatan.

Bibir dan kehangatan tubuh yang sangat mereka rindukan. Kini dapat mereka rasakan lagi.

"Eren..." Levi melepas ciuman sebentar. Kemudian kembali melumat, dengan rakus.

"Ahmhnnh..." Eren menekan kepala belakang sang kakak, memperdalam cumbuan.

Lidah bergulat panas, hingga saliva bercecer dibibir masing-masing.

Cukup lama.

Levi melepaskan. Ia terduduk kala merasakan mata berkunang-kunang.

Rasa pening kembali menghantam kepala.

Eren terengah. Ia ikut terduduk, kemudian memeluk kepala Levi. "Kita masuk..." Ia memapah sang kakak, membawanya ke ruang tv.

Koper ditinggalkan didepan rumah.

Levi duduk di sofa, tangan bergerak memijat pelipis.

Eren pergi untuk mengambil kotak P3K.
Tak lama, kembali.

"Levi-nii..." Ia menyentuh dahi sang kakak, dengan tatapan cemas. Suhu normal. "Aku akan mengobatimu..."

Levi mengangguk, lalu menyandarkan kepala di sofa.

Eren hanya mengambil obat penambah darah. Karna Levi sudah memberitahu gejala sakitnya.

Seperti biasa, ia meminumkan obat dari mulut ke mulut.

Hingga obat tertelan.

Menutup kotak obat, Eren membawa kepala sang kakak ke ceruk lehernya.

"Apa sudah lebih baik?"

Levi mengecup pelan leher mulus, tangan bergerak masuk kedalam piyama putih polos sang adik. Menyapa nipple yang menegang, kemudian meremasnya pelan.

Sang empu mendesah.

"Begini lebih baik..."

Eren memejamkan mata, jemari memijat pelipis dan kepala Levi. Sesekali mendesah menikmati remasan tangan nakal.

Levi ikut memejamkan mata, menikmati pijatan tangan mungil.
Tak ada yang bisa membuatnya senyaman ini selain Erennya.

Sebenarnya ia ingin menyerang sang adik, namun naluri mengatakan untuk menunggu obat berefek dahulu.

"Onii—nghn..." Desah Eren saat puting dijepit-jepit gemas.

Levi mendorong tubuh Eren hingga terbaring. Jemari nakal berpindah ke perut, mengelus pelan, kemudian turun masuk kedalam celana.

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang