Konflik II

1.8K 476 151
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara bel istirahat, berbunyi.

Semua murid yang semula malas menatap pelajaran, sumringah seketika.

Menghentikan tangan yang sedang menulis dipapan, Mike menghela nafas. Ia kembali ke kursi guru.

"Cukup sampai disini. Selebihnya silahkan kerjakan dirumah."

"Baik sensei!" Para murid menjawab serentak. Kemudian mulai berhamburan keluar.

"Eren... Bisa bantu sensei sebentar?"

Eren yang sedang memasukkan buku ke dalam tas, segera berdiri. "B-bantu apa sensei?" Ia menatap Mike takut-takut.

"Bawa itu" Mike melirik kardus berisi kabel, lampu bohlam, batu baterai dll bekas praktek.

"B-baik.."

Eren melangkah. Dalam hati ia menggeram.
Dari semua murid dikelas, kenapa harus dirinya yang dimintai tolong?! Ia masih takut dengan kejadian tempo lalu.

Tunggu.

Menghentikan langkah, seketika manik membelalak. Apa dugaannya benar, bahwa Mike itu pedofil? Apa jangan-jangan minta tolong padanya ini hanya sekedar modus saja agar bisa—

"Kenapa diam hm?"

Eren tersentak kala pucuk kepala ditepuk pelan. Ia menatap Mike yang sedang menatapnya. "T-tidak apa-apa" kemudian segera mengambil kardus. Semoga dugaannya salah. Ia tak boleh berperasangka buruk.

Sebelum keluar kelas, Eren melirik Jean.

Yang dilirik terkejut.

"A-apa baru saja dia melirikku?" Pipi Jean merona.

Reiner yang berdiri disebelahnya, menepuk bahu. "Mungkin saja itu kode" bisiknya.

••••

Eren meneguk ludah susah payah didepan pintu ruangan pribadi Mike. Yang berada dilantai paling atas, dan bagian pojok.

Ia menatap kelas-kelas disamping kirinya. Ada kelas musik, komputer dan teater. Yang pastinya tak ada siapapun di jam-jam sekarang ini.

"Masuklah" perintah Mike, yang sudah berada di dalam. Ia menaruh 2 buku di rak, dan satu buku dimeja.

Eren menggeleng kuat-kuat. "T-tidak sensei, disini saja" Ia meletakkan kardus disamping pintu. Insting mengatakan agar tak masuk.

Melihat sang murid akan pergi, Mike segera melangkah keluar. "Mau kemana hm?" Ia mencekal pergelangan tangan. Kemudian melangkah maju.

Eren termundur. Ia berusaha melepaskan cekalan. "A-aku lapar sensei, ingin ke kantin"

"Makan bersamaku saja, didalam. Sebagai ucapan terimakasih."

Tubuh membentur dinding. Manik emerald bergerak panik saat sang guru killer kembali mengurungnya. "S-sensei lepaskan. A-anda tidak boleh s-seperti ini" Ia terus berusaha melepas cekalan ditangan kirinya.

"Kenapa hm? Tatap aku Eren" Pria blonde menatap lekat.

Eren memalingkan wajah. Ia sangat takut. "S-sensei kumohon lepas!" Manik mulai berkaca-kaca.

Mike mendekatkan bibir ke telinga. "Kau takut padaku?" Lidah menjulur.

Merasakan basah ditelinga, Eren membelalak. "S-sensei ini pelecehan! Lepaskan!" Ia mendorong bahu kekar itu, namun tak goyah sama sekali. "Kumohon hentikan!" Airmata menumpuk dipelupuk.

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang