Kebenaran

1K 387 82
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pukul 17:12.

Levi sedikit meringis merasakan perih memar diwajah. Yang kini tengah diobati oleh sang adik.

"Mou! Kenapa kalian berkelahi?!"

Eren menekan memar dibagian sudut bibir.

"Tidak bisakah menyelesaikannya baik-baik?!"

Levi mendecak. "Sakit bocah!"

Disofa sebelah, Kenny pun bernasib sama.

Sedang diobati, dan juga diomeli oleh sang istri.

"Sudah tua tapi masih saja kekanakan!"

Kenny meringis kala pipi memar dicubit.

Eren memasukan obat-obatan ke kotak P3K.

"Kenapa setiap bertemu selalu berkelahi?!"

Levi menyandarkan kepala ke sofa. "Bukan aku yang memulai, tapi pria keriput itu"

Mendengar itu Kenny melirik tajam. "Kaulah yang memulai anak dajal!"

Kuchel menjewer telinga. "Anak siapa hm?!"

Sang suami bergidik.

Eren menghela nafas. "Apa perlu aku ikut ke kantor untuk mengawasi kalian?"

Levi menggeleng. "Aku tidak akan ke kantor lagi" Ia meraih kepala sang adik, untuk disandarkan kebahu. "Biarkan tua bangka itu mati bersama bisnis-bisnisnya"

Kenny mendecak. "Kau lihat kelakuan anakmu?! Tidak tahu diri!"

Kuchel menghembus nafas berat. "Kau pikir dari siapa dia mewarisi sifat buruk itu hm? Sadar diri saja"

Malas berdebat lagi, Kenny berdiri. Kemudian melangkah menuju ke ruang kerja.

Eren hendak menyusul, namun Levi menahannya. "Biarkan saja"

Eren mendongak. "Tapi Ayah terlihat sangat kesal"

Levi mendaratkan kecupan dikening. "Biarkan. Dia sudah tua, bisa mengatasi emosinya sendiri"

"Baiklah." Eren manut. "Tapi kau juga jangan memancing emosinya terus"

Sang kakak hanya menghela nafas. Eren tak tahu alasan mereka berkelahi.

Kuchel memijat pelipis. Pening melihat kelakuan suami dan anak, yang tak ada harmonis-harmonisnya itu.

Suasana hening.

Tak lama bel rumah berbunyi.

Eren berdiri.

"Biar Ibu saja nak" Kuchel ikut berdiri.

"Tak apa bu. Aku saja" Eren segera melangkah.

Levi mendecak. Baru juga ingin memulihkan energi, sang adik malah pergi.

Eren membuka pintu.

Nampak didepannya berdiri 2 orang pria.

Di kiri, pria blonde berpakaian formal.
Sedangkan dikanan, seorang pria berpakaian polisi.

"Selamat sore" Sapa mereka.

Eren mengangguk. Kemudian melangkah keluar. "Selamat sore"

"Kami dari kepolisian" Erwin dan Nile menunjukkan kartu nama. "Bisa bertemu dengan Eren Ackerman?"

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang