Berkumpul

1.1K 413 135
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren membersihkan darah dilengan bekas infus sang kakak. Kemudian mengobati dan melilitkan perban. "Apa sakit?"

"Tidak sama sekali" Levi mengecup kening. "Terimakasih.."

Mereka saling pandang.

Eren mengelus wajah tampan itu. Wajah yang kemarin terlihat sangat kacau, kini mulai datar kembali. "Maaf..."

Levi menggeleng. "Jangan diungkit lagi. Semua sudah selesai"

Tidak, Eren masih sedih.
Keputusan Levi yang ingin memulai hidup baru, sangat mengganggu pikirannya.

Tak ada lagi Levi Ackerman yang mutlak? Apa itu artinya sang kakak tak akan mengatur dan melarang-larangnya lagi? Apa itu artinya sang kakak akan membebaskannya seliar mungkin?

Eren tak pernah menginginkan itu. Ia hanya ingin berada digenggaman Levi, sampai kapanpun.

"Levi-nii kumohon... Jalani hidup seperti biasa. Jangan berubah"

Ia merasa akan tersesat jika tak berada dibawah kendali Levi.

Levi mengelus pucuk kepala. "Sifat burukku telah melukaimu. Aku tidak ingin kau tertekan lagi oleh keegoisanku."

Eren menggeleng. "Aku tidak merasa tertekan. Kemarin aku hanya terbawa emosi, sampai tidak bisa berpikir jernih. Aku pikir Levi-nii membenci dan tidak mempercayaiku lagi. Aku tidak sanggup saat membayangkan hidup tanpa disayangi dan dicintai olehmu lagi. Karena itu aku—"

Levi meletakan jemari dibibir plum, menghentikan ucapan yang tak ingin ia dengar. "Apa keputusanku memberatkanmu?"

Sang adik mengangguk. "Aku.. aku tidak ingin Levi-nii menjadi orang lain. Aku ingin Levi-nii tetap menjadi diri sendiri dan menjalani hidup seperti yang kau inginkan"

Levi merengkuh Eren kedalam dekapan. Ia sudah berpikir keras tentang ini sejak Eren tertidur kemarin. Ini pilihan benar. Jangan ragu. "Aku sudah memberi alasan dari keputusanku. Ini demi kebaikan kita"

Eren meremat pakaian pasien sang kakak bagian dada. Ia yakin keputusan ini hanya demi dirinya. "Aku.. selama kau mencintaiku, aku baik-baik saja Levi-nii.. Jangan memaksakan diri untukku. Aku tidak ingin itu" Ia khawatir Levi akan tertekan jika menjalani hidup diluar karakternya.

Levi memejamkan mata. Trauma yang ia rasakan saat ini, sama seperti dulu. Ia sangat takut ditinggal oleh Eren.
Apapun pembelaan yang Eren katakan, tak bisa mengubah fakta bahwa akar masalah ini adalah nafsu dan egoisnya.

Levi tak ingin sifat buruknya menyebabkan Eren kembali tertekan hingga ingin meninggalkannya.
Ia benar-benar tak sanggup jika harus merasakan trauma dan kehilangan lagi.

"Jangan dibahas lagi. Tolong pahami situasiku"

Eren menggigit bibir bawah. Sepertinya untuk saat ini, ia tak bisa membujuk sang kakak. "Aku mengerti.."

Levi membuka mata, kemudian menegakan tubuh Eren. "Ini.. untuk terakhir kalinya kita bertengkar"

Eren mengangguk. "Aku juga tidak ingin bertengkar lagi"

Mereka menyatukan bibir, sebagai ikatan janji.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di gang komplek.

Tempat kejadian penyerangan Mike.

Berdiri dua pria blonde didepan garis polisi.

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang