Berkumpul II

956 396 125
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Petra tergeletak dengan posisi tengkurap. Kelopak mata dipaksa membuka untuk menatap seseorang yang tengah berjongkok didepannya.

"Bagus. Tahanlah sebentar lagi" Sosok itu mengangkat stun gun digenggaman. "Serangan lemah seperti ini, tidak akan membuatmu tumbang bukan?" Kemudian mendekatkan ke tengkuk Petra.

"MHHMM!!!" Petra berteriak tertahan kala tengkuk kembali disengat stun gun.

Sosok itu terkekeh keji melihat raut kesakitan Petra. "Tunjukkan lagi padaku. Tunjukkan wajah putus asamu itu" Tangan yang membekap mulut, mencengkeram erat. "Keluarkan suara pilumu dari mulut busukmu ini"

Airmata gadis itu berderai. Tak menyangka dirinya akan diperlakukan seperti ini.

"Kau selalu ingin menyakiti Eren. Tapi dirimu sendiri tidak siap untuk disakiti? Jangan bercanda jalang!"

Sosok itu kembali menyerang tengkuk.

"MMHHH!!!!" Jerit sakit kembali keluar.

"Sebelum menjadi milikku, tidak akan kubiarkan satu makhluk pun menyakitinya!"

Lagi, ia menyengatkan stun gun.

"Aku ingin membiarkannya bahagia untuk sementara ini. Karena setelah menjadi milikku, cahaya kebahagiaan yang dia miliki akan redup oleh kegelapanku." Sosok itu kembali menampilkan seringai setan. "Aku tidak sejahat yang kau pikirkan bukan?"

Dengan manik setengah terpejam, Petra mendelik.

"Kau...khhh!!"

Melihat Petra ingin mengatakan sesuatu, ia menarik tangan dari tengkuk dan mulut. "Bicaralah"

Gadis itu terbatuk.
Dengan susah payah ia berusaha berbicara.

Manik sosok itu menajam saat membaca pergerakan mulut Petra.

Kau tidak akan pernah menang melawan Levi

"Tutup mulutmu keparat!!" Dengan perasaan bergemuruh murka, ia kembali menyerang tengkuk Petra, hingga gadis itu tak sadarkan diri.

Mengusap wajah kasar, ia berdiri. "Brengsek!!!" Lalu menendang tubuh lunglai itu. "Kau memang tidak tahu apapun tentangku!!!"

Manik menatap nyalang ke kediaman Ackerman. "Iblis sepertimu memang tidak bisa kukalahkan. Ya, itupun jika aku melawanmu dari depan. Tapi, bagaimana jika aku melawanmu dari belakang?" Kekehan keji kembali keluar dari bibir itu. "Semoga secepatnya kau tertangkap, bajingan!"

Sebelum beranjak, ia merogoh tas selempang milik Petra. Mengambil ponsel.

"Percuma saja aku memberimu celah untuk mencari tahu tentangku. Kau benar-benar tidak memahami tujuanku" Ia kembali menendang Petra. "Memang hanya dia satu-satunya orang yang memahami diriku" Kemudian melangkah pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kenny menghembus nafas berat melihat kedua putranya terbaring diranjang, bersebelahan.

"Harusnya aku tidak mengatakan itu"

Kuchel yang berdiri dibelakang, menggeleng pelan. "Kau memang payah" Lalu melangkah mendekat. "Selalu saja berbicara seenaknya"

Dikursi, Xavi memijat pelipis. Ia sudah susah payah menenangkan Eren dari shock kemarin. Namun sekarang, dengan seenak jidat saja Kenny membuat Eren kembali down.

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang