Berlalu

1.2K 424 210
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Saat itu aku menyadari, bahwa dirimu lebih berharga dari apapun untuk Levi. Cintanya padamu tidak bisa dideskripsikan. Terlalu besar dan dalam, hingga tak terukur." Xavi membelai pipi basah Eren. "Kau tahu ada berapa triliun nyawa manusia didunia ini? Sebanyak apapun itu, bagi Levi tidak akan pernah sebanding dengan satu nyawamu."

Eren menangis pilu dipelukan Xavi. Levi pernah mengatakan itu, namun ia tak pernah tahu bahwa sang kakak pernah mengalami masalalu kelam.

"Kau segalanya untuk Levi. Karena itu saat melihatmu tak kunjung bangun, dia berpikir bahwa kau sudah pergi meninggalkannya dan sedang menunggunya disuatu tempat. Itulah mengapa dia memutuskan bunuh diri, demi bisa bersamamu lagi."

Xavi merasakan maniknya panas. Sangat sedih saat ingat racauan Levi sebelum melakukan bunuh diri. "Dia bahkan mengambil jalan yang sama seperti insiden yang menimpamu, yaitu dengan menenggelamkan diri kedalam bak. Agar dia tahu rasa sakit apa yang kau rasakan saat tenggelam."

Eren mencengkeram seragam Xavi, tak sanggup lagi mendengar penderitaan sang kakak.
Ia ingat insiden pagi, saat Levi hendak menusukkan pisau ke dada, pasti sang kakak juga ingin merasakan rasa sakit yang ia rasakan.

Ternyata insiden saat ini, persis seperti dulu.

"Ini adalah bagian akhir"

Levi kecil duduk dikursi roda, dihalaman depan rumah sakit.

Dahi dan hampir seluruh tubuh dililit perban. Akibat luka-luka yang terus bertambah karena amukannya.

Ia menatap depan dengan tatapan kosong.

Kenny diam berdiri dibelakangnya. Sesekali mengelus surai.

Kuchel sedang dirawat karena pingsan. Wanita itu terbentur dinding kala menangani amukan sang putra pagi tadi.

"Eren..." Lirih Levi.

Ia teringat momen terakhir kebersamaan mereka dikolam.

Saat itu...

"Sudah satu jam. Eren naiklah" Titahnya pada sang adik. Ia menarik tali, membawa ban Eren ke tepi.

"Levi-nii aku masih ingin berenang" Eren menatap mohon. "Sebentar lagi, kumohon"

Levi menggeleng. "Perutmu kosong. Kau bisa masuk angin jika lama-lama berendam" Ia membopong Eren dan membawanya ke kursi.

Eren mempoutkan bibir. "Aku tidak lapar" Tepat setelah mengatakan itu, perut kosongnya bunyi keroncongan.

Levi mendengus geli. "Kau sangat lapar kan?"

Eren menutup wajah memerahnya. Merutuki perut sialan yang seenak jidat keruyukan disaat seperti ini.

Sang kakak melepaskan pakaian setengah basahnya, mengelapi tubuh telanjang itu, kemudian memakaikan pakaian kering.

"Jika kau makan, besok aku akan mengizinkanmu berenang lagi"

Eren menatap bling-bling. "Benarkah???"

Levi mengecup bibir. Kemudian mengangguk.

"Kalau begitu, aku ingin makan burger triple keju! Yang banyak!"

"Hanya burger?"

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang