Masalalu III

1K 424 179
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Esoknya...

Pukul 08:14.

Didepan ruang ICU.

"Jika saja aku tidak lengah. Eren tidak akan seperti ini" Xavi mencengkeram lengan kursi roda usai menceritakan semua kejadiannya.

"Onii-chan..." Sharle yang berdiri dibelakangnya, mengelus-elus bahu. Berusaha menenangkan sang kakak dari perasaan bersalah.

Kuchel yang duduk dikursi tunggu. Berucap syukur dan terimakasih pada Xavi dan Sharle. Karena sudah menyelamatkan nyawa putra bungsunya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri nak.. semua ini murni takdir Tuhan" Meski hati sangat sedih karena kedua putranya masih terbaring lemah, namun Kuchel berusaha memberi senyum lembut. Agar tak menambah kecemasan pada dua remaja itu.

Xavi menggeleng. "Ini murni salahku bibi. Eren tenggelam karena berusaha mengambil boneka pemberianku. Jika saja aku tidak mengunjunginya, Eren pasti masih baik-baik saja"

Kuchel berdiri, kemudian mengelus surai blonde kakak-adik itu. "Eren memang seperti itu. Selalu bertindak gegabah. Mungkin dia berpikir, jika dia membiarkan boneka itu tenggelam, kau pasti akan marah. Eren tidak ingin mengecewakanmu. Bibi bisa mengerti perasaannya"

Airmata Xavi mengalir. "Eren..." Mengapa Eren lebih mementingkan kakak bodoh seperti dirinya daripada nyawanya sendiri? 'Kau bodoh!'

Wanita bersurai hitam legam menatap Sharle. "Terimakasih telah memberikan pertolongan pertama pada Eren, Sharle-chan. Kami sangat berhutang budi"

Sharle mengangguk. "Aku sangat bersyukur Eren selamat. Aku aku sangat takut saat Eren tak mau bergerak" Ia teringat kejadian kemarin. Melihat wajah Eren membiru, juga nafas tak bisa dirasakan, ia pikir Eren sudah tak bernyawa. Namun setelah ia mengecek nadi dan jantung, ternyata Eren masih hidup. "A-aku sangat bersyukur ilmu medis yang ku tekuni, bisa kugunakan dengan baik"

Xavi merutuk dalam hati. Kemarin ia sangat panik, sampai lupa mengecek nadi dan jantung Eren. Hingga membuatnya keliru dan menganggap Eren sudah tak ada.

Jika saja ia lebih tenang, ia dan Levi tak akan berakhir terguncang seperti ini.

Kuchel mengajak Sharle duduk. Kemudian ia menceritakan bahwa semalam Levi siuman, dan langsung mengamuk saat ingat apa yang terjadi.

Levi meracau akan membunuh Xavi, dan menghajar semua dokter yang menahannya.

Hampir separuh dokter rumah sakit ini kewalahan menghadapi Levi.
Bukan hanya amukannya saja yang merepotkan, namun juga karena ketahanan tubuh Levi yang tak mempan terhadap obat bius.

MAKHLUK APA YANG DIHADAPAN MEREKA INI?!

Itulah protesan para dokter pada sang pemilik rumah sakit.

Disaat mereka hampir menyerah menghadapi amukan bocah jejadian, Kenny datang sebagai pahlawan.

Pria yang selalu Levi panggil tua bangka itu mengeluarkan pistol miliknya. Kemudian membidik bahu, paha dan betis sang putra. Guna melumpuhkan gerakan.

Namun death sonata yang ia tembakan, masih tak mampu membuat seorang Levi ambruk.

Lalu Kenny meninju kepala Levi dengan full haki. Tetapi sang putra masih tak tumbang jua.
Pada akhirnya ia menggunakan kartu as. Dengan menenangkan iblis itu akan kabar baik tentang Eren.

FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang