Masa Depan

3.3K 173 9
                                    

"Aku menyukaimu dengan apa adanya dirimu. Mau kah kamu menjadi tulang rusuk ku?." 

(2018, Nopember. dr.Muhammad Adli Bachtiar, residen obgyn)

Dokter Jemmy terkekeh, ia sedang bercengkrama dengan pria populer di instagram itu.

"Memang kriteria perempuan idaman untuk kau itu yang bagaimana, Dli?"

"Mmm...Smart. Cantik. Muda. Senyum nya manis. Kalau lagi marah gemesin. Suka bikin kangen." Dokter Adli tersenyum penuh arti sambil mengisi rekam medis.

Dokter Jemmy tertawa. Ya senior satu ini memang asyik jika sedang bersantai seperti ini. Menjadi mentor sekaligus Abang yang baik.

"Kriteria mu itu....." ucap dokter Jemmy sambil mengelus dagu nya yang terdapat brewok tipis. "Pantas saja umur 28 tahun masih jomblo. Terus udah nemu belum?"

"Demi dapat yang terbaik ya gapapa dok, lagian saya belum ingin buru-buru menikah. Eum, sudah sih." ucap dokter Adli.

"Dasar kau. Kalau saya sih mana tahan, butuh pendamping, makanya saya menikah setelah selesai profesi. Siapa kalau gitu perempuan nya?" tanya dokter Jemmy penasaran.

"Hahaha. Ada lah dok, dia masih muda banget. 21 tahun."

"Wah siapa dia? mahasiswa kampus kita juga? anak FK?"

Dokter Adli menggeleng. "Dia tenaga kesehatan juga, ya yang suka berhubungan dengan ibu hamil, ibu melahirkan, bayi, balita......" belum sempat dokter Adli menyelesaikan ucapan nya, dokter Jemmy sudah tahu siapa perempuan itu.

"Maksud kau bidan? Di Rumah Sakit ini?" ucap dokter Jemmy. dokter Adli melirik ke kanan dan kiri. Meskipun rekan-rekan sejawatnya fokus pada pekerjaan masing-masing, tetap saja telinga mereka masih berfungsi. Dokter Jemmy memahami ekspresi wajah dokter Adli.

"Ma'af, ma'af." ucap dokter Jemmy memelankan suaranya seraya menepuk bahu dokter Adli.

"Saya setuju saja jika perempuan itu memenuhi kriteria mu." ucap dokter Jemmy dengan suara lebih kecil. "Hei, kau dengar ya. Wanita usia 21 tahun itu sudah pantas untuk dinikahi." ucap Dokter Jemmy dengan suara berbisik seraya memegang pundak dokter Adli dan tersenyum sambil menaikkan alis.

"Ya tapi perempuan nya belum ada pikiran untuk menikah di usia segitu dok."

"Kalau kau dekati terus, pasti luluh hati dia itu. Percaya lah, macam istri ku itu. Perempuan itu hati nya lembut jadi mudah ditaklukkan."

"Kayak nya saya harus berguru dengan dokter Jemmy ya?" Dokter Adli terkekeh.

"Saya ini pakar nya soal begituan. Hahahaha..."

Dokter Adli terhenti untuk tertawa. Kini ada gadis yang di damba nya. Tersenyum begitu manis.

"Dok RM bu Viola sudah belum?"

"Oh iya, sudah nih." jawab dokter Jemmy tersenyum.

"Saya bawa ya dok. Permisi." ucap Noe tersenyum.

Dokter Adli masih menatap punggung Noe yang kian menjauh. Tanpa sadar bibir nya melengkung dan mata nya berbinar.

"Khem....oh jadi si Noe yang dimaksud?" ledek dokter Jemmy.

Dokter Adli tertunduk dan hanya senyum.

"Selera mu bagus juga. Menurut saya dia itu bidan multitalent." Dokter Jemmy sambil melanjutkan menulis rekam medik.

"Hmm.. oh ya." Dokter Jemmy menghentikan aktivitas nya menulis. "Dia juga pernah jadi model majalah sampul dan pernah jadi duta kesehatan."

"Dokter tahu darimana?"

"Ya sebenar nya banyak juga yang membicarakan dia. Cukup populer di kalangan residen dan spesialis. Dia juga smart, jadi asyik diajak diskusi."

"Hmmm." Dokter Adli memanggut-manggutkan kepalanya.

Rupa nya saya semakin kagum denganmu. Mengapa kamu benar-benar mempesona? saya semakin ingin memiliki mu.

We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang