Radip merasa sangat gugup. Beberapa kali ia menarik napas dalam dan menghembuskannya. Sejak tadi ia berjalan bolak-balik di dalam kamar kemudian sesekali menatap ke cermin.
"Radip, sudah siap belum, Nak?" tanya Mama Nufus dari pintu luar.
"Iya Ma, sebentar lagi."
"Kami semua tunggu dibawah ya, jangan lama-lama."
"Iya Ma."
Saat di dalam mobil Radip tampak begitu gelisah. Ini adalah pertama kali baginya dan ia merasa sangat gugup. "Lo gugup?" tanya Kak Aisyah. Radip hanya diam.
"Banyak berdo'a, Dip." ucap Papa Ega.
"Tarik napas, bang. Rileks." ucap Maryam yang mengundang tawa semua orang di mobil kecuali Radip karena rasa gugupnya begitu besar.
Sampai di depan rumah Noe, keluarga Radip turun dari mobil. "Benar ini rumahnya?" tanya Papa Ega.
"Iya, Pa. Kalau Radip tidak salah."
"Lo gimana sih, awas aja salah rumah." ucap Kak Aisyah.
"Udah-udah. Ayo kita coba masuk." ucap Mama Nufus dengan lembut.
"Assalamu'alaikum." ucap Papa Ega berulang kali seraya menekan bel, kemudian tak lama seorang wanita yang sudah berkepala lima namun masih tetap cantik membuka pintu dan gerbang.
"Wa'alaikumussalam." Bunda Noe merasa terkejut dengan kedatangan tamu yang sepertinya adalah satu keluarga.
"Silahkan masuk." ucap Bunda Noe mempersilahkan keluarga Raswan masuk. Bunda Noe memanggil suami nya.
"Sebentar ya saya panggil suami saya." ucap Bunda Noe.
"Oh iya Bu." ucap Mama Nufus.
Bunda Noe memanggil suami nya untuk segera ke ruang tamu. Kemudian menghampiri anak gadis nya yang sedang berada di dalam kamar. "Nak, teman mu ada yang mau kemari? Kamu ada janji?"
Noe mengernyitkan dahi nya bingung "Enggak Bun, memang kenapa?"
Saat ini Noe memang sedang dirumah. Sejak kemarin ia kembali ke rumah, dan baru nanti sore ia berangkat ke Jakarta kembali. "Sekarang kamu buat minuman ya untuk tamu, ada lima orang ditambah Ayah dan Bunda jadi tujuh."
"Oke Bunda." kemudian Noe beranjak dari tempat tidurnya.
Papa Ega membuka suara terlebih dahulu. "Mohon ma'af Pak sebelumnya karena telah mengganggu waktunya. Saya orang tua dari Pradipto Deka Raswan. Saya datang bersama istri dan anak-anak saya bermaksud untuk mendampingi anak laki-laki saya yakni anak kedua dari keluarga Raswan yang ingin melamar anak gadis bapak bernama Noezella Ardisti."
Mendengar maksud dan tujuan keluarga Raswan, Ayah Noe sangat terkejut. Begitu pun dengan Bunda Noe. Ayah Noe tetap bersikap tenang.
"Saya menerima dengan baik maksud baik dari keluarga Bapak. Tapi kalau soal ini saya kembalikan lagi pada anak saya karena dia yang akan menjalani rumah tangga nya kelak. Sebelumnya Nak Pradipto ini kenal anak saya darimana?" tanya Ayah Noe.
"Saya mengenal anak bapak di Rumah Sakit, kami satu rumah sakit Pak. Kebetulan saya sedang koas dan Noe sudah bekerja disana."
Ayah Noe memanggut-manggutkan kepala nya. "Jadi, Nak Pradipto belum selesai kuliahnya?"
"Tahun depan, InsyaAllah sudah selesai Pak. Tapi bapak tenang saja, saya sudah punya tabungan pribadi dan saya juga sambil bisnis kafe coffee Pak. Setidak nya saya sudah ada bekal untuk menafkahi Noe."
Bunda Noe tersenyum mendengar ketulusan anak laki-laki yang ada dihadapannya. Wanita yang sudah kepala lima itu merasa sangat begitu cepat bahwa anak gadisnya kini dilamar orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]
General FictionJodoh adalah sebuah rahasia takdir Tuhan. Tentang jodoh akan selalu menarik perhatian. Sebuah kisah yang memang selalu dinantikan. Mungkin jodohmu adalah seseorang dari masa lalu yang tak pernah kamu bayangkan. Saat menjalani masa koas di Departeme...