Seorang pasien anak berusia enam tahun datang ke Poli Anak dengan keluhan nyeri pada tulang punggung. Wajahnya tampak lesu dan pucat.
"Siapa namanya?" tanya dokter Irsyad dengan lembut. Dokter yang terkenal ramah dan penyayang. Karakter seorang Ayah yang penuh kehangatan begitu melekat didalam diri dokter Irsyad.
"Ical." ucap anak tersebut dengan gemash.
"Oh Rizal." ucap dokter Irsyad seraya membaca rekam medik anak tersebut. Anak kecil itu mengangguk.
"Sekarang Ical ngerasain sakit dimana sayang?" tanya dokter Irsyad seraya tersenyum.
"Disini." ucapnya lirih seraya menunjuk punggung Ibunya. Sang Ibu terlihat berkaca-kaca dalam matanya.
"Oke, sekarang dokter boleh periksa Ical gak?" Ical hanya mengangguk.
"Kalau gitu sekarang Ical naik ke bed ya, dibantu sama Mama sama suster boleh? atau mau sama abang dokter?" tanya dokter Irsyad seraya melirik Radip.
"Abang doktell." ucap Rizal yang belum fasih dalam pengucapan huruf "R".
Radip tersenyum, kemudian menuntun Rizal. "Oke kalau gitu sama abang dokter." Radip memegang tangan Rizal untuk menuntunnya menuju bed.
"Khuk...khuk...khuk..." sesekali Rizal terbatuk. Melihat ciri dari anak tersebut, dalam pikiran Radip mendiagnosa mengenai penyakit anak tersebut.
Dokter Irsyad memeriksa Rizal dengan stetoskop nya.
"Oke udah selesai." dokter Irsyad tersenyum seraya mengelus puncak kepala anak tersebut.
"Gimana dok anak saya?"
"Ibu ikut saya sebentar. Dip, jagain anak nya sebentar."
"Siap dok."
Ibu dari Rizal dan dokter Irsyad pun menuju meja konsultasi.
"Saya mencurigai anak Ibu mengalami penyakit TBC tulang. Saran saya untuk melakukan MRI dan juga biopsi untuk menegakkan diagnosa tersebut. Jadi nanti, kita akan lihat bagaimana kondisi tulang punggung anak Ibu dan pengambilan jaringan untuk pemeriksaan lab."
"Jadi anak saya harus dirontgen dok?" tanya Ibu dari Rizal dengan mata berkaca-kaca.
"Iya." ucap dokter Irsyad. "Saya sebagai dokter nya Rizal akan berusaha semampu saya, ibu harus kuat dan do'akan yang terbaik untuk kesembuhan anak Ibu." ucap dokter Irsyad dengan lembut.
"Ya Tuhan, kenapa anak saya harus mengalami hal ini." Ibu dari pasien anak Rizal terlihat begitu sedih. Akhirnya ia meneteskan air mata karena tak kuasa menahan kesedihan.
"Ibu, semua pasti sudah atas kehendak Tuhan. Ibu tidak boleh bicara seperti itu, tetap semangat dan berdo'a. Mohon sama Allah agar anak Ibu diberi kesembuhan."
Ibu Rizal menarik napas dalam seraya menyeka air matanya. "Iya dok, terima kasih dok."
"Sabar ya Bu. Ikhlas kunci nya."
Ibu Rizal mengangguk. "Baik dok, kalau gitu saya permisi."
"Iya silahkan."
Ibu Rizal mengahampiri anaknya yang sedang asyik bermain dengan koas Radip.
"Makasih kak dokter boneka gantungan nya." Rizal tersenyum tulus dan polos.
"Sama-sama." Radip tersenyum.
"Kalau Ical besar nanti, Ical akan jadi seperti Abang. Biar bisa meriksa orang sakit dan nyembuhin."
"Bagus dong. Kalau gitu Ical harus sekolah yang rajin dan jadi juara kelas terus."
"Siap abang dokter." Ical memberi jempol pada Radip yang membuatnya terkekeh.
Disisi lain Ibu Rizal tersenyum melihat anaknya tersenyum. "Ayuk nak kita pulang."
"Iya Ma."
"Saya permisi ya, dok."
"Oh iya Bu."
"Dahhh....abang dokter."
"Dahhh....juga." Radip tersenyum menatap Rizal yang tersenyum pada dirinya.
Kemudian Radip menghampiri dokter Irsyad. "Dok, izin bertanya." ucap Radip.
"Iya boleh."
"Pasien Rizal tadi apakah memgarah pada TBC tulang dok?"
Dokter Irsyad mengangguk. "Dugaan saya juga demikian. Tapi, kita tunggu hasilnya nanti."
"Kalau benar, semoga saja belum terlambat untuk menyelamatkannya." Radip tampak berharap bahwa anak tersebut bisa tumbuh seperti anak normal lainnya. Bercita-cita sebebasnya dan menjadi anak membanggakan dimasa depan.
Dokter Irsyad tersenyum. "Sepertinya hati kamu mudah sekali bersimpati, saya mencium aroma kamu akan menjadi penerus saya."
Radip tersenyum kikuk. "Rasanya saya masih banyak kurangnya dok kalau harus menjadi penerus dokter." ucap Radip seraya menyengir.
"Bisa aja kamu." dokter Irsyad pun tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]
Fiksi UmumJodoh adalah sebuah rahasia takdir Tuhan. Tentang jodoh akan selalu menarik perhatian. Sebuah kisah yang memang selalu dinantikan. Mungkin jodohmu adalah seseorang dari masa lalu yang tak pernah kamu bayangkan. Saat menjalani masa koas di Departeme...