"Saat kita memiliki daya tarik pada seseorang, tanpa sadar senyum itu mengembang tanpa diminta. Kamu tidak pernah tahu siapa yang diam-diam memperhatikanmu."
Suasana Rumah Sakit semakin terasa ramai, bukan hanya karena banyaknya pasien yang sedang dalam perawatan intensif. Melainkan suasana gembira dengan sebuah acara ulang tahun Rumah Sakit. Kini pemandangan menjadi lebih hidup dan terasa tak mengerikan dengan rutinitas seperti biasa nya. Berbagai lomba diadakan namun tetap tidak melupakan kewajiban bagi yang memiliki jadwal jaga dan memiliki tanggung jawab terhadap pasien-pasiennya."Noe, kita ke stand makanan yuk?" ajak Kak Riska.
"Yuk-yuk, Noe udah ngiler nih dari tadi pengen nyemil makanan." ucap Noe dengan ekspresi menggemaskan seperti anak kecil.
Sampai di stand Noe memesan sate kerang dan es serut lemon, begitu pun dengan Kak Risty yang memesan kepiting bakar saus dan coffee latte.
"Eh kita liat yang tanding basket yuk, liat dokter-dokter jargon kita, sekalian mana tahu ada yang ganteng dari Departemen lain." Kak Risty terkekeh. "Mas bentar ya saya kesana, makanan nya belum jadi kan?"
"Oh iya Neng."
"Kak Risty nih ya, udah nikah masih aja suka ngeliatin yang ganteng." cibir Noe.
"Sssstttt, melihat yang tampan itu anugerah. Masa anugerah dari Tuhan mau disia-siakan."
"Bisa aja ya Kakak ini." Noe pun terkekeh.
Mereka pun menikmati pertandingan basket yang sedang berlangsung.
"Eh-eh Noe, itu dokter Azmi bukan?" ucap Kak Risty seraya menepuk halus lengan Noe.
Noe melihat ke arah yang ditunjukkan Kak Risty. "Iya kak, itu dokter Azmi. Ternyata dia jago basket, aku baru tahu."
"Gimana sih, masa gebetan sendiri gaktau keahlian olahraga nya."
"Ih apaan deh Kak, gebetan darimana coba."
"Masa gak paham sih kalau kamu lagi dideketin."
"Jangan salah paham deh Kak, aku sama Kak Azmi biasa aja kok."
"Ih tuh kan, acieee....manggilnya Kakak. Udah gak formal lagi." Kak Risty terus menggoda Noe yang membuat Noe salah tingkah.
"Tau ah, terserah kakak aja." pasrah Noe.
"Eh coba liat dulu, dokter Azmi tuh lumayan ganteng dan manis banget loh. Kakak sih merestui aja kamu sama dia."
"Kok jadi bahas aku sama dokter Azmi sih, udah ah ganti topik."
"Sekali-kali ngomongin jodoh buat kamu gapapa lah." Kak Risty tertawa. "Kakak ngambil pesenan makanan kita tadi dulu ya, kamu sini aja biar tempat duduk kita gak ditempatin."
"Oke, siap bos."
Pertandingan telah usai dan menunggu regu selanjutnya. Noe menghela napas kemudian memainkan smartphone.
"Khem." Noe menoleh kemudian mendongak. "Dokter Azmi?"
"Hei, sendirian aja?" pria berwajah maskulin itu tersenyum kemudian duduk disamping Noe.
"Enggak, sama Kak Risty. Tapi orangnya lagi ngambil makanan."
"Oh gitu. Apa kabar?"
"Alhamdulillah, Kakak gimana? udah lama ya gak ketemu." Noe menyengir.
"Alhamdulillah juga. Iya nih, maklumin aja ya."
"Hhhehe...iya Kak."
Kemudian kak Risty datang dan duduk dihadapan mereka.
"Eh, si dokter. Apa kabar dok?"
"Hei, Kak. Alhamdulillah baik." dokter Azmi tersenyum.
"Sibuk banget ya residen satu ini." ledek Kak Risty.
"Iya maklumin aja ya Kak." dokter Azmi terkekeh.
"Oh iya, kamu nanti malam dinas gak?" tanya dokter Azmi pada Noe.
"Khem...khuk...khuk." Kak Risty berpura-pura terbatuk, iya tak kuasa untuk tersenyum saat mendengar panggilan dokter Azmi memakai kata 'kamu'. Noe menatap Kak Risty dengan arti "Apaan sih Kak, jangan ngeledek aku deh."
"Enggak kak." jawab Noe.
"Pulang bareng? Aku mau ngajak kamu makan." ucap dokter Azmi.
Kak Risty yang sedang asik memakan kepitingnya tercengang seketika. Hampir saja tersedak. Ia langsung mengambil Coffe Latte nya.
"Ehmmm." gumam Noe.
"Bisa-bisa, Noe pasti mau kok dok. Iya kan Noe?" sementara Noe menatap geram pada Kak Risty. "Semua laki-laki aja dicomblangin ke aku ya Kak" batin Noe.
"Tapi kak...." belum selesai bicara Kak Risty lagi-lagi menghadangnya. Karena ia tahu pasti Noe akan menjawab tidak bisa.
"Noe, Kakak lebih senang kalau kamu pulang dengan dokter Azmi, kan jadi lebih aman. Oke? Apalagi sekarang kan lagi marak banyak penjahat gitu."
"Gimana?" tanya dokter Azmi lagi.
"Nanti saya....." Noe belum selesai dengan ucapannya, lagi-lagi diinterupsi oleh Kak Risty.
"Udah dokter tenang aja, Noe mau kok dok. Dia emang suka gak enakan gitu orang nya."
Dokter Azmi tersenyum. "Ya udah kalau gitu nanti saya jemput ke Departemen kamu. See you." kemudian dokter Azmi beranjak pergi.
"See you, dok." jawab Kak Risty. Setelah dokter Azmi berjalan menjauh, Noe menarik napas dalam dan bersiap-siap untuk murka.
"Kak Ristyyyyyy.....apaan sih kak, aku gak mau ah."
"Loh kan tadi udah iya."
"Iya itu kan kakak yang jawab bukan aku."
"Kamu nih ya susah banget sih. Hidup jangan sendiri terus ah."
"Bukan gitu kak, tapi ini tuh masalahnya..."
"Masalahnya apa? Kamu mau pake alasan gak mau mikirin soal pasangan dulu gitu?" ucap Kak Risty seperti seorang Ibu yang sedang geram dengan anaknya.
"Aduh Noe, ada yang cakep gitu ngedeketin kamu masa dianggurin, sama-sama single ini." ucap Kak Risty.
Noe hanya bisa menghela napas. Bukan ia tak mau bilang, hanya saja dihatinya sudah ada pria lain. Sosok yang selama ini ia kagumi. Namun perasaan itu pun membuat hatinya kini mejadi dilema.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]
Narrativa generaleJodoh adalah sebuah rahasia takdir Tuhan. Tentang jodoh akan selalu menarik perhatian. Sebuah kisah yang memang selalu dinantikan. Mungkin jodohmu adalah seseorang dari masa lalu yang tak pernah kamu bayangkan. Saat menjalani masa koas di Departeme...