Setelah follow up pasien, mengganti plabot infus dan memberi obat, kini Noe beralih pada rekam medik pasien. Noe menghela napas saat pekerjaan nya hampir selesai.
"Capek Noe?" tanya Kak Risy.
Noe tersenyum "Sedikit, hehehe..."
"Udah jam istirahat nih, makan yuk?" ajak Kak Risty.
"Yuk-yuk, Noe juga lapar sangat."
Noe dan Kak Risty berjalan dilorong sambil mengobrol. Sesekali mereka tertawa. Di sisi lain, ada seorang pria yang memperhatikan Noe sambil tersenyum.
"Lo ngapa Dip senyum-senyum?" tanya Ardi yang membawa termos kantung darah untuk dibawa ke ruang ICU.
"Enggak." Radip kemudian mengalihkan wajahnya dan berjalan lurus. Ardi melihat ke arah tatapan Radip sebelumnya yang membuat sahabatnya itu senyum-senyum.
"Oh, gara-gara bidan Noe toh." ucap Ardi tersenyum. "Rupanya lagi bucin." Ardi kemudian tertawa.
"Diem Di." ucap Radip dengan ekspresi datar.
"Maka nya cepet lamar." ucap Ardi.
Radip menghentikan langkahnya dan menatap tajam Ardi. "Ampun, Dip." ucap Ardi dengan mengangkat dua jari serayaf menyengir kuda.
Saat sampai di kantin Rumah Sakit, Noe dan Kak Risty memesan makanan. Noe membuka notifikasi smartphonenya. Ada sebuah pesan via whatsapp dari teman nya "Ira".
"Noe, udah baca grup angkatan SMA belum? Anak-anak ngajakin reuni. Ikut yuk?"
Noe mengernyitkan dahi nya. Ia tak tahu apa-apa. "Oh ya? Aku gak tau, aku kan keluar dari grup angkatan SMA karena smartphone ku yang lama mati. Hmmm, boleh aja sih. Memang kapan?" balas Noe.
***
Suasana ramai yang dipenuhi dengan segala nostalgia yang lalu. Mengingat setiap kenangan 4 tahun lalu. Nuansa outdoor menjadi pilihan yang tepat untuk berkumpul bersama teman-teman lama. Radip dan Ardi bergabung bersama teman-teman yang lainnya.
"Wah, dua pak dokter ini makin keren aja." ucap Bagas yang saat ini telah bekerja di sebuah perusahaan sebagai manager.
"Bisa aja lo, yang ada lo ini, udah bisa menghasilkan duit sendiri, jadi kapan nikah?" tanya Ardi kemudian tertawa.
"Nikmatin hidup dulu aja lah ya." ucap Bagas.
"Gue kesana dulu ya." ucap Radip pada teman-teman nya.
"Oke." ucap Ardi.
"Mau kemana tuh anak?" tanya Rangga. Sementara yang lain hanya menggedikkan bahu.
"Hai Ardiiii.... Hai semua nya." ucap Naura datang menghampiri setelah Radip pergi beberapa saat yang lalu. "Eh, ayang Radip aku mana?" tanya gadis bertubuh kurus dan imut itu pada Ardi.
"Menghilang, takut ketemu lo." ucap Ardi yang kemudian membuat tawa semua orang pecah.
"Ih Ardi, jahat banget sih." ucap Naura kemudian cemberut.
Radip duduk di pinggiran kolam ikan. Ia memasukkan kaki nya ke dalam sana. Tatapan nya menghadap ke atas langit. Pikirannya melayang pada sosok gadis yang telah membuatnya jatuh hati.
"Ira kemana sih, aku ke toilet sebentar dia malah udah gak ada di tempat." keluh Noe sambil terus mencoba menghubungi Ira dengan smartphone nya.
Radip yang seperti mendengar suara seorang gadis kemudian menoleh ke belakang. Di dapati nya Noe yang fokus pada smartphone nya. Radip mencoba menepis yang ada di dalam pikirannya. Hati nya bertanya-tanya mengapa ada gadis itu diacara reuni angkatan SMA nya. "Noe satu SMA dengan gue?" batin Radip.
Tatapan Noe beralih kepada seseorang yang ada di depannya dengan jarak sepuluh kaki. "Radip?!" batin Noe. Radip mengangkat kaki nya dari kolam kemudian menghampiri Noe.
"Kamu Noe kan?" tanya Radip penasaran.
"Radip?" tanya Noe yang juga merasa bingung.
Kemudian mereka duduk di sebuah bangku bambu panjang. "Jadi kamu alumni SMA yang sama dengan saya?" tanya Radip.
"Kayak nya gitu, tapi saya gak pernah liat kamu. Mungkin karena saya jarang memperdulikan lingkungan sekitar kali ya." ucap Noe terkekeh.
"Saya juga gak terlalu jelas mengingat wajah orang. Tapi saya memang merasa wajah kamu gak asing."
Noe hanya tersenyum. "Kamu anak IPA juga?" tanya Radip.
"Iya."
"Sering ikut les?" tanya Radip kembali.
"Iya dulu saya selalu mengikuti les yang diadakan guru dan les ditempat lain juga. Kamu?"
"Saya cuma les diluar, nama tempatnya Cendikia." mendengar jawaban dari Radip, sontak Noe merasa terkejut.
"Cendikia? Saya juga les disana." ucap Noe.
"Serius?"
Noe mengangguk "Iya. Mungkin karena kita beda kelas dan jadwal jadi tidak saling tahu."
Radip terkekeh, ia merasa tak menyangka dengan semua skenario dari Allah. "Lucu ya, satu sekolah dan satu tempat les tapi tidak saling tahu." ucap Radip.
"Qodarullah Dip." ucap Noe kemudian tersenyum. Radip ikut tersenyum. Gadis di samping nya itu terlihat sangat cantik malam ini dengan dress soft pink. Sangat kontras dengan kulit nya yang putih. Polesan make up yang natural dan sederhana. Gadis itu memakai jam putih yang sangat indah ditangannya. Radip kemudian menutup mata nya "Astaghfirullah." lirih Radip.
"Kenapa Dip?" tanya Noe yang tak sadar bahwa diri nya sedang diperhatikan oleh Radip sejak tadi.
.
.
.
"Ketulusan hati dan perbuatan yang akan lebih terasa sampai hati hingga memunculkan sebuah kepercayaan."
[We Marry (?) Mr.Doctor]
KAMU SEDANG MEMBACA
We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]
General FictionJodoh adalah sebuah rahasia takdir Tuhan. Tentang jodoh akan selalu menarik perhatian. Sebuah kisah yang memang selalu dinantikan. Mungkin jodohmu adalah seseorang dari masa lalu yang tak pernah kamu bayangkan. Saat menjalani masa koas di Departeme...