Dokter Azmi melajukan mobilnya dengan sangat cepat hingga ia hampir saja menabrak seseorang. Emosi nya kini tak terkendali. Sebuah pesan dari adik perempuannya membuat dokter Azmi melaju dengan cepat kembali.
Kini ia berada di sebuah Rumah Sakit. Ditatap nya wanita yang sudah lebih dari kepala lima itu. Senyum nya getir, air mata nya tertahan.
"Mama tadi tiba-tiba pingsan Bang." ucap adiknya dengan suara gemetar. Dipeluknya gadis berusia dua puluh tahun itu.
"Assalamu'alaikum, permisi. Ma'af saya suster Bianca yang ditugaskan oleh dokter Anton untuk menyuntikkan obat." ucap suster tersebut dengan sopan.
Suster itu tersenyum begitu manis, wajah nya meneduhkan ditambah dengan kain yang menutupi kepalanya.
"Iya silahkan." jawab dokter Azmi.
Hanya kurang lebih 5 menit suster Bianca selesai menjalankan tugas nya. "Obat nya sudah saya suntikkan, kalau begitu saya permisi. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." jawab kedua kakak beradik itu.
"Abang ada masalah?" tanya Shafa.
Dokter Azmi hanya menggelengkan kepala kemudian bersandar di sebuah sofa.
"Abang jangan bohong sama Shafa. Abang ada masalah? Cerita sama Shafa."
"Gapapa dek." ucap dokter Azmi tersenyum untuk meyakinkan Shafa yang penasaran.
"Masalah di kampus? Rumah Sakit? dengan rekan sejawat? atau....." Shafa menggantungkan kata terakhir. "Atau soal perempuan?"
"Kamu kepo banget deh ya, udah abang gak papa." jawab dokter Azmi sambil mengelus puncak kepala adiknya.
"Oke kalau gitu Shafa ngambek sama abang. Kenapa sih jujur aja susah banget."
"Bukan gitu Shafa." ucap dokter Azmi lembut seraya menghembuskan napas berat.
"Bukan gitu gimana, ya udah abang cerita sekarang." ucap Shafa menatap Abang nya itu dengan penuh selidik.
Dokter Azmi menarik napas dalam. "Kamu masih ingat dengan kakak tingkatmu Noezella?"
"Kak Noe? Iya tahu, memang kenapa?"
"Abang nyatain perasaan ke dia."
"Ha? serius bang? terus-terus?" rupanya Shafa semakin penasaran dengan kisah cinta Abangnya.
Dokter Azmi menggelengkan kepala. "Abang ditolak? sejak kapan abang deket dengan Kak Noe? kok gak pernah bilang." tanya Shafa bertubi-tubi.
"Abang tertarik sama dia waktu acara peresmian seragam kamu. Dari awal ketemu, Abang udah jatuh hati. Dia cantik, ramah dan cerdas. Obrolan kami juga selalu nyambung."
"Terus kenapa abang ditolak?" tanya Shafa.
"Dia sudah menjalin hubungan dengan orang lain."
"Kok bisa?" ucap Shafa dengan rasa tak percaya. Meskipun Shafa tak begitu dekat dengan Kakak tingkatnya itu, tapi setahu Shafa gadis yang dicintai oleh Abangnya itu adalah gadis yang tak pernah digosipkan dengan pria manapun. "Masa Abang gak tahu gitu kalau Kak Noe udah ngejalin hubungan sama orang lain."
"Setahu abang dia gakada pacar waktu kita masih sering ketemu di Rumah Sakit, tapi setelah Abang mulai sibuk memperpadat jadwal dan mengurus segala hal untuk lanjut spesialis, Abang memang sudah jarang bertemu dia. Harus nya Abang nyatain dari dulu." ucap dokter Azmi dengan tatapan lurus.
"Abang tahu siapa laki-laki yang lagi ngejalin hubungan sama Kak Noe?"
Dokter Azmi menggelengkan kepala nya dan menghembuskan napas berat. Shafa menepuk-nepuk pundak dokter Azmi.
"Kasian Abang gue, tapi sebelum janur kuning melengkung, Abang masih punya kesempatan." ucap Shafa seperti memberi sebuah harapan.
Dokter Azmi mengernyitkan dahi nya. Kemudian menatap sinis Shafa. "Kamu ini nyuruh Abang jadi PHO?"
"Ya bukan gitu bang, kan jodoh gak ada yang tahu." ucap Shafa enteng.
"Dasar anak kecil. Ya udah abang mau pulang dulu untuk mandi dan bawa baju-baju nya Mama. Ada yang mau dititip gak?"
"Ada, boneka kesayangan aku. Hehehhe....."
"Gak dimana-mana, gak bisa jauh dari boneka dekil itu ya." ucap dokter Azmi meledek adiknya itu.
"Ih Abang, itu kan boneka kesayangan Shafa pemberian Kakek."
"Iya-iya."
Dokter Azmi mengelus puncak kepala Shafa, kemudian ia bergegas untuk pulang. Namun, sebelum ia keluar ruangan diciumnya kening sang Mama yang sedang terbaring lemah di atas bed rumah sakit.
"Laki-laki. Identik dengan tanggung jawab, gagah dan berani. Namun, di dalam lubuk hati nya tersimpan jua cinta suci untuk gadis yang terpuji. Hanya ada dua kemungkinan, bahagia bila diterima atau menyesakkan bila ditolak. Laki-laki pun menjadi lemah bila soal cinta."
{We Marry (?) Mr. Doctor}
KAMU SEDANG MEMBACA
We Marry (?) Mr.Doctor [COMPLETED]
Ficción GeneralJodoh adalah sebuah rahasia takdir Tuhan. Tentang jodoh akan selalu menarik perhatian. Sebuah kisah yang memang selalu dinantikan. Mungkin jodohmu adalah seseorang dari masa lalu yang tak pernah kamu bayangkan. Saat menjalani masa koas di Departeme...