HC | 5. Past

16.8K 1.6K 59
                                    

Minuman berwarna biru dengan soda serta es batu begitu menggoda setelah Eileen bekerja panas-panasan sebagai maskot. Membuka kepala beruang yang besar miliknya, Eileen beranjak mendekati orang jualan tepat di depan sebuah toko kue yang baru saja dibuka. Berjoget beberapa jam membuatnya begitu lelah.

Eileen meminumnya dengan perasaan lega. Seolah tenggorokannya yang gersang karena tidak diberi minum itu langsung subur. Namun, itu tak berlangsung lama saat matanya menangkap sosok Daniel keluar dari toko tempat ia bekerja sedang tersenyum untuk menggoda wanita. Tak lama, matanya membulat ketika Aeron juga keluar dari sana sambil berbincang dengan beberapa orang berjas hitam. Saling berjabat tangan sebelum keduanya menuju ke arahnya.

Eileen panik. Mengambil kepala maskotnya dan memakainya. Ia merasa lega sekaligus gelap.

"Aeron, lihatlah. Maskot ini begitu lucu. Kepalanya terbalik." Daniel mengelus dagunya. "Bagaimana caranya dia berjalan ya?"

Eileen mengutuk dalam hati. Pantas saja dia merasa gelap. Tangannya bergerak membalikkan kepala itu agar matanya bisa melihat dua sosok yang kini memandangnya berbeda. Memilih berdiri, Eileen hendak kembali berjalan.

"Hey, aku ingin melihatmu bergoyang seperti tadi." Wajah Daniel tersenyum lebar.

Eileen mengepalkan tangannya, kemudian menatap Daniel dalam diam. Ia sama sekali tak menjawab. Lalu, dirinya berbalik dan beranjak kembali ke toko dengan goyangan seperti yang Daniel minta. Membuat pantat maskot yang lebar bergoyang kesana-kemari hingga Daniel tertawa terbahak-bahak.

"Kau tahu, Aeron." Tawa Daniel langsung lenyap seketika. "Dia benar-benar hebat. Bekerja serabutan hanya untuk membiayai kehidupannya dan juga anaknya. Jika dipikir-pikir, apa kau yakin dia memiliki seorang suami?"

Aeron tak menjawab karena dering di ponselnya lebih dulu berbunyi. Mengangkat panggilan dari Avoz, Aeron sedikit menjauh dari keramaian.

"Ada apa?"

"Kemarilah. Ada yang ingin ku perlihatkan."

"Aku segera kesana."

Panggilan terputus. Aeron menatap Daniel datar. "Telepon Yuuji dan minta padanya untuk menggantikanku. Kita akan ke markas."

"Baik." Tak menunggu waktu lama, baik Daniel maupun Aeron segera melangkah masuk ke dalam mobil. Untuk mencari tahu apa yang hendak Avoz perlihatkan pada mereka.

🖤

"T-tuan Yuuji... Dimana Tuan Aeron?"

"Sibuk. Bersihkan ruangannya hingga tak ada sedikitpun debu yang menempel. Kalau dia melihat setitik debu saja, dipastikan kau akan hancur seperti debu itu. Paham?!"

Eileen merutuk dalam hati, padahal ia sudah mendengar ancaman itu sebelumnya dari Aeron sendiri dan sekarang Yuuji malah mengingatkannya lagi. Padahal, tanpa harus diingatkan pun Eileen seolah tahu apa yang akan terjadi padanya, apalagi setelah melihat bahwa mereka bukanlah pria biasa dengan kehidupan layaknya seperti president atau vice president yang ada diluar sana. Melainkan, mereka terlalu memiliki banyak rahasia sekaligus begitu tertutup dari dunia luar.

Merasa penasaran, Eileen terus berpikir siapa sebenarnya mereka ini?

"Sa-saya paham, Tuan."

Setelah mendengar jawaban Eileen, Yuuji langsung kembali ke ruangannya tanpa kata. Membiarkan Eileen menghela napas lega setidaknya hari ini ia takkan berhadapan dengan kelima makhluk penyedot aura manusia itu. Apalagi, setelah tadi ia bertemu dengan Daniel dan juga Aeron di toko.

"Huuuffft..."

Jemarinya bergerak membersihkan ruangan Aeron. Mengatur bantal sofa, merapikan dokumen yang berserakan di atas meja dengan teliti sambil membaca satu persatu isinya agar teratur. Yang mana yang ditandatangani atau belum. Setelahnya, Eileen mengambil penyedot debu untuk menyedot setiap debu yang ada di ruangan ini walau pada kenyataannya Eileen tak melihat setitikpun debu di ruangan ini.

Tok. Tok. Tok.

Dahi Eileen mengerut karena tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu ruangan Aeron. Langkahnya langsung bergerak ke pintu dan membuka pintu, mengira bahwa yang datang kemungkinan adalah orang penting. Namun, saat itu pula Eileen merasakan jantungnya di hempas kuat saat ia melihat seorang wanita berambut ikal dan panjang menatapnya dengan pandangan menyelidik.

"Siapa kau? Dimana Tuan Aeron?"

Eileen masih membeku di tempat. Ia jelas mengingat wanita ini. Wanita yang dulu pernah mengolok-oloknya ketika JHS. Wanita yang membuatnya harus mengingat luka lama dimana ia harus mengenakan masker.

"Kau tuli?"

Haruskah Eileen bersyukur jika wanita ini tidak mengenalnya?

"Maaf... Tuan Aeron sedang keluar. Tapi, jika anda perlu saya akan panggilkan Tuan Yuuji."

Wanita itu terdiam, menatapnya tajam. "Sepertinya aku mengenalmu."

Tidak!

Jemari Eileen bergetar hebat. Jika wanita ini mengenalnya maka habislah riwayatnya kali ini.

"Aku ingin melihat apakah kau orang yang sama atau bukan. Boleh aku membuka maskermu?" Tangan lentik wanita itu bergerak hendak membuka masker Eileen.

"Apa yang kau lakukan, Loraine?"

Eileen tampaknya harus berterimakasih kepada Yuuji mengingat ia terselamatkan kali ini.

"Ah, Tuan Yuuji. Saya ingin memberikan beberapa cv dari pelamar baru di bagian manager akuntansi kepada Tuan Aeron."

Yuuji melirik Eileen yang tampak pucat. "Pergilah. Bereskan ruangan disana!" Titahnya pada Eileen.

"Baik Tuan. Saya permisi dulu."

Otaknya mulai bekerja tak beraturan, mengingat kenangan paling buruk dalam hidupnya.

"Pegang kedua tangannya." Christa menyuruh kedua temannya untuk memaksa memegang kedua pergelangan Eileen.

Eileen merasa lelah. Memberontakpun percuma. Dia hanyalah anak biasa yang takut pada kekerasan di usianya. Menatap ngeri sekaligus menangis pada teman-temannya yang begitu jahat padanya.

Apa salahnya?

"Kenapa kalian melakukan ini?"

Christa mencengkram rahang Eileen dengan kuat. "Karena wajahmu ini memang harus diberi pelajaran."

Tak lama setelahnya, Eileen melihat Loraine sedang membawa baskom yang berisi air panas mendidih. Mata Eileen melebar dan tangisannya semakin kencang. Tak ada siapapun yang bisa diminta pertolongan mengingat ia sebatang kara. Kedua orang tuanya sudah meninggal dalam kecelakaan ketika ia berumur 10 tahun.

"Jangan lakukan ini!" Eileen menggeleng kuat-kuat.

Hingga teriakan itu terdengar ke seluruh penjuru ruangan.

Nyatanya, Eileen tak pernah benar-benar melupakan kejadian beberapa tahun silam. Air panas yang begitu mendidih membuat trauma dalam dirinya dan salah satu pelakunya adalah Loraine. Ya, wanita itu yang sudah menghancurkan kepercayaan dirinya hingga sekarang.

Matanya mulai berkaca-kaca. Eileen tak tahu jika dia kembali dipertemukan dengan masalah si masa lalunya. Dan jika saja dia tidak datang di saat yang tepat, dipastikan Eileen takkan hidup sampai saat ini.

🖤🖤🖤

Her Confidential ✔ (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang