Jika saja di akhir cerita selalu terdapat kebahagiaan, maka Eudith akan dengan senang hati melewati hari-harinya yang sulit. Namun pada kenyataannya, tidak pernah ada akhir cerita dan itu sudah menjadi satu keabsolutan sebelum manusia itu mati.
Dan Eudith tahu, kematian memang segera datang padanya cepat atau lambat. Penjelasan sang dokter baru saja cukup membuat dirinya lagi-lagi terpukul. Eudith bahkan tidak tahu apakah ia masih bisa membesarkan kedua anaknya dengan baik atau tidak? Apakah ia masih diberi kesempatan untuk melahirkan atau justru mati sebelum itu?
Terlintas dalam benaknya, bagaimana kehidupan Vincent tanpanya? Puteranya pasti akan kembali menyalahkannya seperti saat ini dan Eudith tak ingin hal itu terulang kembali.
"Aku akan pulang, Ayah." Eudith menatap Steve sendu setelah penjelasan yang Fraud berikan mengenai keadaannya.
Steve yang sedang memangku cucunya yang tertidur akibat kelelahan tersebut mengangguk. Tidak ada protes yang keluar dari bibir tipis milik Steve. "Kau akan pulang, Elle."
"Tidak ke rumah Aeron." Eudith memalingkan wajahnya menatap jemarinya yang saling menaut satu sama lain. "Aku tidak ingin bersamanya."
"Elle~ jika kau tidak kesana, lalu ingin kemana? Dimanapun kau berada, tidak akan aman bagimu saat ini."
Eudith menggeleng, "Aku bisa membeli apartemen, Ayah. Aku ingin kehidupanku bersama Vincent kembali dan melupakan semuanya."
"Tidak semudah itu, Nak. Mereka sudah mengetahui keberadaan chip yang ada di otakmu dan kau memang harus berada di dekat Aldith atau mereka kembali memburumu lalu menyakiti anak dan kandunganmu."
Eudith tidak yakin bisa menjaga perasaannya jika dia terus berada di dekat lelaki itu. Ia menghela napasnya gusar. Keputusan yang sulit untuk diambil, namun Steve ada benarnya. Lalu, apa yang harus dilakukannya sekarang?
"Nak, jika kau menolak hanya karena keputusan Aldith kemarin, maka lupakan saja. Ayah yakin dia memiliki alasan tersendiri untuk tidak menikahimu saat ini."
"Tidak semudah itu, Ayah. Kami tidak memiliki perasaan untuk satu sama lain. Kami-"
"Lalu, kenapa benih Aldith berkembang dalam perutmu?" Steve menatap Eudith serius. Pertanyaan yang diutarakannya membuat Eudith terdiam. "Dia menyukaimu, Elle. Ayah yakin dari bagaimana dia memperlakukanmu."
"Tidak, Ayah. Dia hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang Ayah untuk anak yang sedang kukandung." Eudith pesimis karena tak ingin lagi menaruh harap yang menghasilkan kekecewaan mendalam untuk hatinya yang rapuh. Lagipula, banyak wanita yang lebih pantas untuk menjadi pendamping sang cassanova dunia tersebut.
"Elle-"
"Vincent... Bagaimana dengannya? Apa dia masih membenciku, Ayah?" Mengalihkan perhatian adalah salah satu cara untuk tidak membahas Aeron kembali. Dan Steve sadar akan hal itu, namu tidak ingin memperpanjang lagi.
"Ayah sudah menjelaskannya. Dia tidak akan marah padamu. Vincent anak yang pintar, Elle." Steve tersenyum tulus. "Kau membesarkannya dengan baik."
"Aku mencintainya, Ayah." Pun dengan Ayahnya. Sambung benak Eudith. Tak berani mengungkapkan apa yang dirasakannya karena merasa tidak ada hak dirinya melakukan itu. "Aku hanya membutuhkannya disisiku."
***
"Susan sudah mati." Daniel berujar sambil menatap Aeron serius. Keduanya sedang berada di kantor pusat Geveaux untuk membicarakan hal yang penting. "Anak buahku menemukannya tergeletak di hotel Rosewood dengan dua tusukan di perutnya."
"Di hotel?"
Daniel mengangguk. "Kurasa dia sedang menghabiskan waktunya dengan lelaki lain." dan Daniel tahu bahwa Aeron takkan melepaskan orang dengan begitu mudah mengingat harga dirinya sebagai laki-laki tergores karena sudah diduakan.
"Apa lelaki itu yang membunuhnya?" Aeron tidak melepaskan tatapannya pada berkas yang harus di tanda tangani. "Kalau iya, maka aku hanya tinggal membunuh lelaki itu."
Daniel sudah menebak pikiran Aeron. Tahu bahwa Aeron akan membunuh siapapun yang sudah melukai harga dirinya yang begitu tinggi walau Aeron sama sekali tidak menyukai Susan, tetap saja di duakan itu membuat egonya terluka.
"Bagaimana dengan Eudith?" Daniel mencoba mengalihkan pembicaraan. Sungguh penasaran dengan kejadian yang banyak dilewati olehnya.
Kali ini Aeron menatap Daniel datar, "Perihal Eudith, aku ingin kau melakukan sesuatu."
Daniel memilih duduk di hadapan Aeron. "Ada apa?"
"Daddy memintaku untuk menikahi Eudith," gumamnya pelan sebelum menghela napasnya. "Dan aku belum bisa melakukannya sekarang, Daniel."
"Kenapa?"
Aeron menyugar rambutnya. "Itu sebabnya aku ingin kau melakukan sesuatu. Olena, dia dalang dibalik pembunuhan Susan. Aku tahu itu karena dia pernah mengatakannya padaku."
"Lalu, kenapa kau membiarkan pembunuhan itu terjadi?"
"Karena aku menginginkannya."
Gila! Daniel benar-benar tidak pernah mengerti jalan pikiran sahabatnya ini. "Lalu?"
"Ayah Christa adalah pembunuh orang tua Eudith dan mereka bekerja sama dengan kedua orang tua Olena. Dan jika aku menikahi Eudith, menurutmu apa yang terjadi?"
Daniel menghela napas pelan. Jika memang itu terjadi maka akan ada perang dia antara keluarga bangsawan yang ada. Ini terlalu sulit untuk sekedar di sepelekan.
"Keluargamu salah satu bangsawan yang ada, Daniel. Aku ingin kau mencoba merebut perhatian Olena, buat dia jatuh cinta padamu dan dengan begitu, ibuku takkan bisa memaksa kehendaknya lagi dan aku bisa menikahi Eudith.""Bagaimana dengan Eileen?"
"Ini tidak ada hubungan dengannya. Ini hanya antara aku dan Eudith."
Daniel menaikkan sebelah alisnya dan bertanya mengejek. "Kau mencintainya, heh?"
"Menurutmu? Setelah dia berkorban dan melahirkan anakku lalu mengandung lagi, apakah aku akan meninggalkannya?!"
Aeron menatap Daniel sesaat lalu menggeleng. "Tidak akan Daniel! Aku akan mengorbankan nyawaku hanya untuk menjaganya kali ini. Dan kupastikan bahwa dia aman dalam perlindunganku!" Mata abu-abunya menyipit tajam. "Dan aku butuh bantuanmu untuk hal itu.""Aku akan mencobanya walau kemungkinan besar tak berhasil." Daniel menyahut untuk menenangkan sang sahabat. Ya, dia akan mencoba berusaha walau tahu hal tersebut mustahil mengingat Aeron sudah sejak lama berada di hati Olena. Gadis anggun, cantik, namun memiliki sifat mengerikan jika miliknya direbut. Sama halnya dengan Susan yang sudah merebut Aeron darinya. Lalu, apa kabar Eudith jika tahu bahwa ia nyaris memiliki anak dua bersama Aeron?
"Yang dibutuhkan wanita adalah perhatian Daniel. Sedikit saja kau menyenggol hati mereka, maka mereka akan langsung jatuh padamu."
"Seolah kau berpengalaman saja," ejek Daniel membuat Aeron mengumpat pelan.
Sial!**
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Confidential ✔ (REPOST)
AçãoSUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA & PDF! *** Dia yang terkuat! Kekuatan dan kekejamannya tak bisa dibayangkan, jika kau melawannya maka penderitaan lebih daripada kematian. Wanita hanya mainan baginya, yang sekali dipakai langsung dibuang. Meskipun beg...