HC | 26. Meet Again

14.1K 1.3K 70
                                    

Eileen menyaksikan Loraine yang begitu fokus dari jarak yang tidak terlalu jauh. Ia baru saja masuk ke dalam perusahaan dan menemukan sosok Loraine yang jauh lebih dewasa dan tentu saja cantik. Tapi, sayang kecantikannya itu adalah topeng dari kebusukan hatinya.

Eileen mencoba melangkah tanpa peduli bahwa Loraine akan melihatnya. Ia sengaja ingin menunjukkan pada wanita itu bahwa dia bukanlah orang yang sama seperti dirinya dulu. Dan tanpa Eileen sangka bahwa wanita itu melihatnya dengan mata melebar. Menatap Eileen terkejut akan wajah yang dulu pernah dilukainya begitu mulus dan sangat cantik.

Dengan langkah tergesa, Loraine mendekati Eileen dan menarik wanita itu ke tangga darurat dimana tidak ada seorang pun disana.

"Kau?! Kenapa kau disini?" Tanyanya marah dengan rasa yang kesal saat melihat wajah Eileen masih baik-baik saja dan justru lebih cantik dari terakhir yang dilihat. "Kau operasi, heh?" Loraine tersenyum miring sambil memperhatikan penampilannya yang memakai seragam cleaning service dari rumah tadi. "Dan seorang cleaning service?" Tanyanya mengejek sebelum teringat akan sesuatu. "Jadi, wanita bermasker itu adalah kau, ha?"

"Lantas, kau mau apa, Loraine?" Tantang Eileen angkuh. Membuat Loraine menatapnya sinis.

"Kau juga tambah berani." Dengan cepat Loraine mencengkram rahang Eileen. "Bagaimana jika orang di kantor tahu bahwa kau operasi plastik?" Wajah Eileen sedikit pucat namun dengan jelas ia dapat menyembunyikannya dengan baik. "Aku yakin, kau akan di tendang dari sini." Jelas saja wanita itu memperlihatkan senyuman mengejeknya. "Jika saja ada Christa, aku yakin kali ini kau tidak akan selamat"

Eileen tidak boleh menyerah begitu saja. Ia harus membalas perbuatan Loraine setelah sekian lama bertahan. "Coba saja kalau kau berani!"

Mata Loraine menyipit saat melihat keberanian Eileen untuk pertama kalinya. "We'll see, then." Setelahnya ia meninggalkan Eileen yang baru bisa menghela napas dengan lega. Tidak menyangka akan secepat ini pertemuan mereka. dan Eileen akan segera pula membalaskan dendamnya pada Loraine.

🖤

"Sayang, kau kemana saja? Lama tidak ada kabar." Susan memilih duduk di pangkuan Aeron sesaat setelah makan siang bersama di kantor lelaki itu. Tangannya bergerak mengelus dada yang dilapisi jas dan kemeja hitam milik Aeron. "Aku sangat merindukanmu."

"Aku sibuk, Susan. Biarkan aku yang menemuimu dan jangan pernah kemari lagi tanpa sepengetahuanku!"

"Kau kejam." Susan mencebik lalu memindahkan pantatnya pada meja kebesaran milik lelaki itu. "Aku hanya ingin bertemu kekasihku disaat jadwalku tidak padat. Apa itu salah?"

"Kau terlalu banyak menuntut akhir-akhir ini, Susan? Sadar?"

"Aku hanya ingin seperti pasangan lainnya, Aeron." Sahutnya tampak membela diri. "Kita bahkan berjumpa sebulan belum tentu sekali. Belum lagi jadwalku yang padat yang bahkan harus ke luar negeri untuk shooting. Kenapa kau tidak mengerti?"

Aeron menghela napas berat sambil menatap Susan dengan pandangan yang tajam. "Jika kau terus seperti ini, lebih baik kita akhiri saja."

Tentu saja ucapan itu sama sekali tidak Susan duga dan menyakitinya. Bagaimanapun tingkah Aeron, ia benar-benar mencintai lelaki itu sepenuh hati. "Tidak! Aku tidak mau." Seru Susan cepat. Menarik napa panjang sebelum menghelanya dengan pelan. "Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan seperti ini lagi jadi, maaf mengganggumu bekerja."

Sejujurnya, Aeron sudah cukup muak menjalin hubungan tak jelas ini dengan wanita manapun. Namun, ia harus melakukannya hanya untuk menciptakan skandal yang akan membuat keluar Olena malu dan membatalkan pertunangan mereka.

Tok. Tok. Tok.

Ketika pintu menginterupsi keduanya. "Masuk." Aeron bersuara datar dan memperhatikan sosok Eileen yang masuk sambil membawa nampan untuk dua orang di hadapannya.

"Maaf mengganggu anda, Pak. Ini minuman yang anda pesan."

Aeron terlihat tak peduli, justru melirik pada Susan yang menatap Eileen dengan terpana karena kecantikan wanita itu.

"Baik, akan kumaafkan kalau kau ikut denganku ke pesta resmi bulan depan. Bagaimana?" Mata Aeron tidak beralih dari Susan sekaligus membiarkan Eileen mengatur minuman dan cemilannya.

"Pesta?" Tanya Susan sedikit tersentak akan pertanyaan yang kekasihnya ajukan.

Eileen yang melihatnya hanya mendesah dalam hati. Apakah ini salah sagu wanita yang Aeron sukai? Lalu, apa arti ciuman kemarin itu? Kenapa para lelaki suka sekali mempermainkan wanita? Bagaimanapun, hati Eileen terasa retak perlahan.

"Ya, pesta." Smirk sinis terlihat di bibirnya. Tentu saja Aeron sudah mempersiapkan segalanya dalam pesta perayaan ulang tahun Olena bulan depan. "Dan kupastikan kau akan sangat cantik." Lanjutnya tanpa memperdulikan perasaan wanita yang satunya.

🖤

Vincent menatap bosan pada mainan yang baru saja dibelikan oleh Daniel. Seharian dia tidak keluar dari kamarnya karena memikirkan sang ibu. Vincent benar-benar buta dan tidak tahu kemana untuk mencari ibu kandungnya.

Matanya menatap langit-langit sebelum pepohonan di luar sana yang bergerak mengayun mengikuti angin. Diluar pastilah sangat sejuk mengingat ini di pengujung tahun dan salju akan segera tiba. Lalu, dimanakah ibunya saat ini? Apakah hidup ibunya enak atau justru menderita seperti yang pernah mereka rasakan dulu? Dan kenapa bibi Eileen yang menggantikan posisi ibunya saat ini?

Seketika otaknya teringat sesuatu. Ia segera bergerak dan berlari ke arah lemari. Mencari pakaian ibunya untuk melihat, apakah masih ada disana atau justru sudah dibawa semua. Sebulan ini, Vincent terlalu memfokuskan memikirkan sang ibu tanpa tahu bahwa ada hal lain yang harus ia cari tahu seperti saat ini.

Jika memang pakaian itu ada, pasti ibunya tidak akan lama meninggalkannya, namun jika pakaian itu tidak ada maka bisa dipastikan bahwa Vincent takkan pernah memaafkan sang ibu. Karena yang Vincent inginkan adalah kedekatannya dengan Eudith. Dia lebih rela jika kehilangan Ayahnya daripada Ibunya karena sejak awal, Vincent sudah hidup tanpa Ayah. Tapi, Vincent takkan pernah bisa hidup tanpa sang ibu.

Dan mata Vincent penuh harap kala ia dengan perlahan membuka lemari itu, menatap nanar sebelum akhirnya menangis. Menangis karena asanya masih tersisa walau hanya secuil harap.

🖤🖤🖤

Her Confidential ✔ (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang