"Bu, kenapa ayah tidak boleh membiarkanku masuk ke ruangannya? Kenapa hanya Eudith yang diperbolehkan?" Eileen menatap ibunya sendu. "Aku ingin masuk kesana."
Joanna tersenyum manis. Memeluk erat puterinya. "Karena kau adalah anak ibu. Jadi, fokuslah dan jangan pernah memikirkan apa yang mereka lakukan di dalam sana." Karenanya Joanna tahu, bahwa Eileen pasti akan langsung menjerit histeris saat tahu apa yang saudari dan ayahnya lakukan didalam sana."
"Bu, kenapa aku tidak pintar seperti Elle?"
"Karena kau anak ibu." Dan itu adalah jawaban yang selalu ibunya berikan.
Eileen menunduk sedih. Bosan mendengar jawaban yang itu-itu saja keluar dari bibir sang ibu. "Lalu, jika begitu Elle berarti anak ayah? Apa artinya ayah tidak menyayangiku?"
Joanna tersentak saat mendengar ucapan puterinya. "Tentu saja ayah menyayangimu, sayang."
"Apa ibu menyayangi Elle?"
"Ibu menyayangi kalian berdua." Bisik Joanna pelan. "Kalian memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, Nak."
"Aku sakit. Itu kekuranganku dan aku tidak melihat kekurangan apapun dari Elle."
"Sayang, Elle adalah kakakmu, dia satu-satunya saudaramu. Dia akan menjagamu sampai kapanpun. Ibu yakin, Elle akan bisa melindungimu dari apapun."
🖤
Eileen sudah berpakaian rapi dengan mengenakan gaun yang Aeron berikan padanya melalui maid. Matanya melirik kac besar di hadapannya dan menatap sosok wanita cantik yang tentu saja mampu menarik perhatian apapun. Eileen juga mengetahui perihal dinner dari Eudith sebelumnya. Dan ini kali pertama Eileen bertemu dengan Aeron dan keponakannya, Vincent. Berharap bahwa improvisasinya benar-benar terlihat natural.
Aeron juga sudah berpesan pada maid agar segera mengantar Nyonya mereka karena dia mendadak tidak bisa menjemput. Vincent juga sudah bersama Aeron untuk pergi lebih dulu.
Eileen segera turun ke lantai dasar untuk pergi ke restoran dimana supir sudah menunggunya. Awal menginjakkan kakinya disini, ia cukup kagum dengan rumah sederhana satu tingkat dan dinding yang berlapis kaca. Sederhana namun sangat elegan.
"Mari, Nyonya."
Eileen mengangguk. Beranjak masuk ke dalam sedan mewah lalu sang supir segera menjalankan mobilnya dengan hati-hati menuju restoran yang dimaksud.
Butuh beberapa menit untuk pergi ke restoran yang dituju. Disana, Eileen disambut hangat oleh sang pelayan lalu mengantarkannya ke sebuah private room tanpa diminta. Disana, ia melihat dua sosok laki-laki tampan saling berceloteh, ah tidak. Hanya Vincent yang berceloteh ria dan Aeron mendengarkannya dengan seksama.
Alangkah bahagianya hidup Eudith yang memiliki keluarga kecil ini. Ucap Eileen dalam benaknya.
"Mam-" Vincent mengerutkan dahi saat melihat tampilan ibunya yang sangat berbeda dari biasanya. "Wow, you're so beautiful, Mom."
Eileen tersenyum dan mengelus kepala Vincent pelan. "Benarkah?"
Dengan antusias, Vincent mengangguk. "Kau sangat berbeda, Mom. Biasanya kau sangat tidak acuh pada penampilanmu."
"Mami ingin tampil beda depan Ayahmu. Dia yang memberikan baju ini untuk Mami."
"Benar begitu, Dad?"
Aeron mengangguk pelan dan berdeham. Jujur saja, ia merasa terpesona akan kecantikan Eileen. Tidak menyangka bisa secantik ini. "Hm, kau cantik malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Confidential ✔ (REPOST)
AçãoSUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA & PDF! *** Dia yang terkuat! Kekuatan dan kekejamannya tak bisa dibayangkan, jika kau melawannya maka penderitaan lebih daripada kematian. Wanita hanya mainan baginya, yang sekali dipakai langsung dibuang. Meskipun beg...