HC | 28. Mansion

13.2K 1.3K 40
                                    

Keabsenan Loraine menimbulkan pertanyaan beberapa orang di divisinya karena sejak kemarin pagi, wanita itu seolah lenyap tak berbekas dan terakhir mereka melihatnya adalah ketika Loraine masuk ke dalam pantry dapur.

Nyatanya, setelah Eileen membalaskan dendamnya, wanita itu langsung menelepon bodyguard miliknya untuk membawa Loraine pergi jauh asal tidak lagi muncul di hadapannya. Setelah Loraine selesai, maka yang tersisa hanyalah Christa. Dari yang Eileen tahu bahwa Christa sedang tidak berada disini melainkan di luar negeri.

Lalu, misal Christa kembali apakah Eileen mampu menghadapinya langsung mengingat wanita itu bukanlah wanita biasa seperti Loraine. Karena dari yang Eileen cari tahu bahwa Christa adalah wanita yang terkenal di dunia gelap. Bahkan, beberapa kali Eileen mendengar wanita itu membunuh para pejabat melalui tangannya langsung. Namun, Eileen masih belum tahu untuk apa Christa melakukan semua itu?

"Eileen, apa yang kau lakukan disini?" Daniel menatapnya bingung sekaligus penasaran apa yang Eileen lamunkan sehingga panggilannya tak dihiraukan sejak tadi.

Eileen tergagap sejenak, sebelum mengulas senyuman lembutnya yang terlihat anggun. "Membuat kopi. Kau mau?"

Daniel mengangguk. Lalu, membiarkan Eileen membuatkan kopi untuknya. "Aku akan menjemput Vincent nanti. Kau ikut?"

Ah, Vincent... Mengingat lelaki kecil itu perasaan bersalah Eileen kembali. Bagaimana jika seandainya Vincent tahu bahwa dia bukanlah ibu kandungnya? Apalagi, beberapa bulan ini Vincent berbicara padanya hanya jika diperlukan. Selebihnya, lelaki kecil itu akan mengurung diri di kamar dengan mainannya.

"Bukankah Aeron akan menjemputnya langsung?"

Kening Daniel berkerut. Ia sama sekali tidak tahu tentang hal itu sehingga memutuskan berdiri dan bergumam. "Aku tidak tahu. Aku akan bertanya padanya."

"Bagaimana dengan kopimu?"

"Antarkan saja ke ruanganku." Langkah Daniel bergerak menjauh hendak memasuki ruangan Aeron. Ia membuka begitu saja pintu tersebut tanpa mengetuknya. Menyebabkan sang pemilik ruangan beserta Yuuji menatapnya tajam.

"Ku harap ada hal penting yang ingin kau katakan!" Yuuji bergumam dengan nada intimidasi yang kental karena saat ini mereka sedang membahas sebuah proyek penting.

Daniel terkekeh pelan. Namun, kekehannya terhenti kala mata abu-abu Aeron menusuknya seolah dia siap membunuh. "Ehm... Aku ingin bertanya, apa kau akan menjemput Vincent nanti?"

"Ya. Kau tidak perlu menjemputnya karena aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan puteraku!"

Daniel mengangguk mengerti. "Baiklah. Aku permisi."

"Tunggu." Tahan Aeron pada Daniel yang siap melangkah.

Tubuh Daniel dengan refleks bergerak kembali menghadap lelaki bermata abu-abu tersebut. Menatap Aeron bingung karena sebelumnya, ia merasa bahwa kehadirannya sangat tidak dibutuhkan.

"Kau pernah bilang bahwa mereka kembar, bukan?" Tanyanya dengan mata menyipit. "Lalu, apa kau tahu siapa yang bersama kita sekarang? Si polos ataukah berbahaya? Dan seberbahaya apa dia bagi kita?"

Daniel menghela napas pelan. Ia tidak menyangka jika Aeron akan bertanya langsung mengenai hal ini di kantor.

"Aldith, kita tidak harus membahas ini di kantor." Tegur Yuuji yang jelas Aeron abaikan.

"Kita harus membahasnya karena ini menyangkut anakku."

"Ya, dan wanita itu akan mendengar semuanya?" Tanya Daniel sarkas sambil mengendikkan dagu pada pintu dimana Eileen bisa masuk kapan saja. "Not now, Aeron."

"Lalu, kapan? Apa kau mengetahui info lebih?"

Daniel mengangguk. "Baru-baru ini dari pemerintah."

"Kita bertemu di markas nanti malam." Putus Aeron final tak ingin dibantah karena sepertinya, ia sudah banyak mengulur waktu untuk mencari tahu siapa sebenarnya mereka.

"Baiklah."

🖤

"Daddy, tumben menjemputku?" Vincent langsung masuk ke dalam mobil sang ayah yang terparkir tidak jauh dari sekolahan miliknya.

Aeron tersenyum dan mengacak rambut puteranya yang terlihat mirip sekali dengannya. "Daddy ingin menghabiskan waktu berdua denganmu."

Mata Vincent melebar karena rasa senang yang dirasakannya sesaat sebelum kembali meredup saat mengingat sang ibu. "Apakah Mami juga ikut?" Karena Vincent takkan sudi jika Bibi Eileen yang menggantikan posisi Maminya. Ia hanya ingin ibu kandungnya yang menghabiskan waktu bersama sang Daddy bukan malah Bibinya.

"Tidak, Son. Kita hanya berdua."

Vincent hanya mengangguk karena tak ingin memperlihatkan ekspresi senangnya. Ya, begini lebih baik daripada harus menghabiskan waktu bertiga karena Vincent akan membenci Eileen jika sampai Bibinya merebut ayahnya.

"Kenapa? Kau terlihat murung. Ingin mengajak Mami juga?" Aeron menatap puteranya yang menatap keluar jendela.

"Tidak, Dad. Ada kalanya kita menghabiskan waktu berdua sesama pria, bukan?"

Aeron tersenyum lalu mengangguk. "Daddy akan membawamu ke mansion."

"Mansion?"

Aeron mengangguk dengan mata yang terus fokus menatap jalan. "Ya, Son."

Vincent tidak lagi membuka suaranya hingga mereka sampai di sebuah rumah yang terlampau besar membuat mata Vincent membelalak lebar. Belum lagi para bodyguard yang berdiri menjaga disetiap sudutnya.

"Daddy, is this really your home?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daddy, is this really your home?"

Aeron memarkirkan mobilnya tepat di carport. Lelaki itu menggeleng. "No, Son. It's yours now."

Kepala Vincent langsung bergeser untuk benar-benar melihat ayahnya. Dia masih tidak percaya apa yang dikatakan oleh sang ayah. Tidak mungkin bahwa ini miliknya sedangkan mereka baru saja berjumpa setelah beberapa tahun kemudian.

"Dad, it's-"

"C'mon." Aeron mengajak puteranya untuk keluar dari mobil. "Jangan bilang pada Mamimu kita kemari, okay?"

Vincent hanya mengangguk tanpa membantah, lagipula ia tidak bersedia jika Bibinya tahu bahwa dirinya diajak ke kediaman asli sang ayah. "Baik, Dad."

"Good." Dan dengan insting seorang ayah, Aeron segera membawa Vincent untuk mengelilingi mansion yang kelak akan diturunkan pada puteranya itu. Dan setelahnya, Aeron dengan perlahan akan memperkenalkan dunia bisnis pada Vincent namun tidak dengan dunia gelapnya. Karena Aeron orang pertama yang akan dengan tegas menolak puteranya untuk memasuki dunia berbahaya tersebut.

🖤🖤🖤

Her Confidential ✔ (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang