HC | 33. Cry

14.4K 1.5K 119
                                    


"Dia tahu!" Eudith menghempaskan bokongnya pada sofa di hotel tempat dirinya menginap. "Dia mengetahui semuanya, Houston." Memijit pelipisnya pelan yang terasa ingin pecah.

Houston tersenyum simpul. "Ya, terbukti dari leher anda yang memerah," Sedikit menggoda Eudith tidak apa-apa, 'kan? Houston kembali bergumam. "Lagipula, anda terlalu meremehkan keluarga Geveaux, Nyonya." Ia mengantar segelas air mineral untuk wanita hamil tersebut. "Lalu, apa yang terjadi?"

Eudith kembali menerawang pada satu jam sebelumnya,

"Jadi, apa masih belum cukup bermain kucing-kucingannya, Eudith Ellena Gilbert?"

Eudith langsung terdiam. Melepaskan tangan Aeron yang masih merangkul pinggangnya walau Aeron sama sekali bergeming. "Anda salah orang, Tuan."

Dan tanpa disangka Eudith, Aeron langsung tertawa. "Oh tentu saja tidak, Eudith! Kau pikir selama ini aku tidak tahu kau kemana saja, hm?" Tatapannya turun pada perut buncit Eudith. "Ingin melarikan anakku lagi?" Tanyanya sambil tersenyum meremehkan.

"Ini bukan anakmu," Eudith bersikeras.
Aeron menaikkan sebelah alisnya sambil memberikan ekspresi mengejek yang jelas. "Menginginkan test DNA lagi? Aku bisa melakukannya walau dia masih di dalam kandungan."

Eudith menyerah, sejauh apapun mencoba berbohong rasanya percuma. "Darimana kau tahu?"

"Meremehkan IQ 200-ku, Nona Gilbert?" Lalu, Aeron melepaskan Eudith dari rangkulannya. "Aku sudah mengetahuinya sejak awal. Kau pikir, aku akan melepaskanmu begitu saja?" Matanya melirik perut Eudith tajam. "Dan membiarkan anakku dalam bahaya bersamamu?!"

"Aeron-"

"Ini bukan waktunya kau bicara, karena saat ini aku yang akan bicara!"

Eudith menarik napas dalam-dalam. Berusaha untuk sabar menghadapi lelaki angkuh dihadapannya karena bagaimanapun, Aeron sudah menyelamatkannya dari lelaki yang sempat memergoki mereka. Apa Aeron memang sudah tahu semua tentang niatnya yang ingin balas dendam sehingga dengan tepat waktu menyelamatkan dirinya?

"Terima kasih," ujar Eudith tiba-tiba yang sama sekali tidak Aeron sangka keluar dari bibir yang menjadi candunya itu. "Karena sudah menyelamatkanku."

Aeron menipiskan bibirnya. "Aku tidak menyelamatkanmu, Eudith. Aku menyelamatkan anakku! Jadi, jangan besar kepala." Lelaki itu memilih melipat tangan pada dada bidangnya yang keras. "Jangan membiarkan anakku kenapa-napa atau kau akan tahu akibatnya."

Ah, ini benar-benar menyebalkan! Padahal ia berharap bahwa Aeron menyelamatkan karena menyukai dirinya, tapi nyatanya tidak.

"Ya sudah." Eudith berbalik dan melangkah menjauh. Hatinya merasa kecewa dan kesal. Sambil menghentakkan kaki dan mencebikkan bibirnya, Eudith terus mengumpat tanpa suara sebelum merasa tarikan dari belakang. Melihat perutnya yang kembali dilingkari oleh lengan kokoh tersebut.

"Merajuk, heh?" Aeron memindahkan rambut Eudith hingga terpampang leher putih mulus dan jenjang milik Eudith. Wajahnya ia tenggelamkan disana sambil mengecup dan mencecap leher tersebut.

Her Confidential ✔ (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang