7. TERKEJUT

2.9K 143 11
                                    

"Kamu mau bawa aku kemana?!" Ku pukul lengan Sultan.

Tanpa menjawab, Sultan malah meningkatkan kecepatan mobilnya.

"Hei! Jawab!" Teriakku sembari memukul lagi lengan Sultan.

Sultan mengaduh kesakitan. " slow aja, gue gak ngapa-ngapain lo kok"

Aku melotot tajam. " trus kamu mau bawa aku kemana?!" Tanyaku dengan suara meninggi.

"Gue cuman mau bawa lo kesuatu tempat. Menemui orang yang sangat spesial dalam hidup gue" jawab Sultan sok misterius.

Kalau memang dia ingin menemui orang yang spesial dalam hidupnya. Trus kenapa harus bawa-bawa aku segala.

"Pentingnya buat aku apa?!" Sergahku.

Sultan tersenyum miring. "Penting. Sangat penting buat lo" jawab Sultan.

Menghembus nafas berat. Kini kuputuskan untuk melihat keluar jendela mobil.

Aku sempat kaget saat tiba-tiba saja mobil Sultan masuk kedalam sebuah komplek perumahan yang begitu asing menurutku.

Dari balik kaca jendela mobil yang transparan, ku pandangi perumahan yang saat ini ada di hadapanku.

Mulutku sukses ternganga dan terbuka lebar, memandang bangunan rumah yang antik dan menarik menurutku. Model rumahnya terbilang kelasik, namun mewah dan elegan. Di depan rumahnya banyak di tanami oleh berbagai jenis tanaman bunga. Aku jadi teringat dengan rumahnya kak Devan yang di taman depan rumahnya juga banyak di tanami oleh berbagai jenis bunga-bunga.

"Yaudah, turun" sila sultan kepadaku.

Dengan malas, ku buka pintu mobil Sultan lalu turun dengan lesu menginjak kakiku ke tanah.

Sultan ikutan keluar seraya mengajakku masuk kedalam rumah antik itu.

" ayuk, "ajak Sultan dengan senyuman lebarnya.

Perlahan kakiku melangkah mengikuti langkah kaki Sultan yang mulai memasuki rumah antik itu. Jujur aku juga penasaran dengan isi sekaligus penghuni rumah itu.

" assalamualaikum.." Ucap Sultan pertama kali saat aku dan dirinya sudah berada di depan pintu.

"Wa'alaikumsalam.." Terdengar suara seorang wanita menyahut dari dalam.

Begitu pintu rumah berhasil terbuka, saat itu juga sebuah senyuman tulus dari seorang wanita paruh baya menyambut kehadiran aku dan Sultan.

Sultan kemudian menunduk mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.

Aku sempat mematung berapa detik begitu melihat pemandangan itu. Biar aku tebak. Wanita itu adalah ibunya Sultan.

Aku pun kemudian menunduk, ikutan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

Ia sempat terkejut melihat aku. "Ini siapa An?" Tanya wanita itu dengan suaranya yang lembut.

"Ohya nda, kenalin ini  Aurel, calon istri A'an" kenal Sultan dengan pedenya.

Hah!

Apa-apaan ini? Omong kosong apa ini? Kenapa Sultan jadi sepede itu.

Ku tatap Sultan tak suka. Sementara yang di tatap malah nyengir tanpa rasa bersalah.

"Masyaallah nak, calon menantu bunda ini cantik banget.." Heboh bunda Sultan. Aku berusaha menyunggingkan senyuman. Walau terlihat terpaksa, namun tetap ku lakukan.

"Iya dong nda, siapa dulu yang dapatin. A'an" kata Sultan berbangga.

Sumpah ya Allah, aku jadi jijik mendengarnya.

"Tunggu, tunggu. Bunda sepertinya pernah melihat kamu, " bunda Sultan berbicara kepadaku seperti sedang mengingat sesuatu.

"Oh bukan, kamu lebih tepatnya mirip teman pengajian bunda" bunda Sultan meluruskan ucapanya.

Jangan-jangan yang di bilang bunda Sultan itu adalah bundaku. Bunda Hilya. Bunda kan juga sering ikut pengajian-pengajian.

"Maksud bunda, Aurel mirip teman pengajian bunda?" Tanyaku.

Bunda Sultan tersenyum sembari mengangguk.

"Kalau boleh tau nama teman pengajian bunda itu siapa?"

"Eum.. Namanya ustadzah Hilya. Nak Urel kenal?" Jawab bunda Sultan dan berakhir dengan pertanyaan.

Aku tersenyum. "Itu bunda Aurel, nda" ujarku sukses membuat Sultan dan bundanya terkejut.

"Oh.. Jadi ustadzah Hilya itu bunda kamu nak.., eh, ayo masuk.." Bunda Sultan mengangandengku masuk kedalam rumah.

"An, tolong buatkan minuman untuk calon menantu bunda ya.." Perintah bunda Sultan kepada Sultan.

"Minuman yang enak atau sangat enak ni nda?" Tanya Sultan.

"Kalau untuk calon menantu bunda, pokoknya minuman yang sangat.. Sangat.. Sangat enak" ujar bunda Sultan.

"Oke bunda.." Sultan langsung bergegas pergi kedapur.

Aku baru menyadarinya, ternyata hubungan Sultan dan bundanya sangat akrab.

"Kapan nih nak Aurel sama A'an nikah? Jangan kelamaan pacaran. Pamali. Lagian bunda udah nggak sabar nih pengen cepat-cepat dapat cucu" demo bunda Sultan.

Ya Allah, kenapa harus pertanyaan itu yang di tuturkan kepadaku. Lalu aku harus menjawab apa.

"Ini dia, minuman yang sangat sangat sangat spesial dari Sultan untuk tuan ratu Aurelia Chakira, calon menantunya bunda Zahra" tiba-tiba saja Sultan datang dan langsung meletakkan segelas es jeruk di atas meja.

Bunda Sultan tersipu malu. Sementara aku hanya tersenyum paksa.

"Ayo diminum airnya nak" sila bunda Sultan kepadaku.

"Eh, Iya bun" aku terkesiap lalu menyunggingkan senyuman kepada bunda Sultan.

"Ohya bun, kapan-kapan ajak dong bunda sama ayahnya Aurel main-main kerumah kita. Ajak makan-makan bersama di rumah kita" usul Sultan kepada bundanya.

"Tenang, nanti bunda yang urus semuanya" ucap bunda Sultan.

"Yes, makasih bun" Sultan beranjak dari duduknya dan langsung memeluk bundanya.

Aku tersenyum penuh makna melihat pemandangan itu. Sangat jarang sekali ada anak laki-laki segede Sultan sedekat dan seakrab itu dengan orangtuanya, terlebih dengan ibunya.

Dari kejadian ini, aku juga baru menyadari ternyata penilaian ku pada Sultan selama ini salah, rupanya Sultan anak yang baik, dapat ku jamin itu. Lihat saja bagaimana dia memperlakukan ibunya.

Jika seorang laki-laki sudah patuh dan hormat kepada ibunya, maka pada istrinya pun akan di perlakukan hal yang sama.
Penilaian pada laki-laki baik dan tidak baik itu terletak dari dia memperlakukan ibunya. Jika pada ibunya saja dia sudah patuh dan hormat. Pasti pada wanita yang ia cintai pun dia juga akan bersikap lembut dan perhatian, seperti ia memperlakukan ibunya.

Aduh! Kok aku jadi menilai sikap Sultan segala sih..












Udah nepatin janji ya buat update..
Walau di tengah-tengah kesibukan aku saat ini, aku tetap akan berusaha melanjutkan cerita ini. Jadi do'ain aja biar cerita ini bisa cepat-cepat selesai ya:)

Ohya, btw senang deh baca komentar kalian yang nggak sabaran pingin cepat-cepat nungguin kelanjutan cerita ini:)

Ayo dong komentar lagi biar aku makin semangat nulis..
Komentar yang menarik ya biar aku cepat-cepat update..

Yaudah next part.
Salam manis Boy Satri😘😘😘

Dear Calon ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang